layanan,  menanyakan  keperluan  pengguna  layanan, memberikan  penjelasan  yang  berkaitan  dengan  keperluan
pengguna  layanan  dan  berusaha  agar  kebutuhan  pengguna layanan dapat terpenuhi.
Ciri-ciri  atau  atribut-atribut  yang  ikut  menentukan  kualitas pelayanan menurut Tjiptono 1995: 25 antara lain:
a. Ketepatan waktu  pelayanan,  yang meliputi  waktu  tunggu dan
waktu proses. b.
Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan. c.
Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. d.
Kemudahan  mendapatkan  pelayanan,  misalnya  banyaknya petugas  yang  melayani  dan  banyaknya  fasilitas  pendukung
seperti komputer. e.
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi,  ruang  tempat  pelayanan,  tempat  parkir,  ketersediaan
informasi dan lain-lain. f.
Atribut  pendukung  pelayanan  lainnya  seperti  ruang  tunggu ber-AC, kebersihan, dan lain-lain.
Selanjutnya,  Kumorotomo  1996  menyatakan  bahwa  kualitas pelayanan publik terdiri atas empat dimensi, yaitu dimensi:
a. Efisiensi, terdiri dari indikator:
1 Keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba
2 Memanfaatkan faktor-faktor produksi
3 Pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis
b. Efektivitas, terdiri dari indikator:
1 Tujuan organisasi
2 Rasionalitas teknis
3 Nilai
4 Fungsi sebagai agen pembangunan
c. Keadilan, terdiri dari indikator:
1 Distribusi
2 Cakupan layanan
d. Daya tanggap, terdiri dari indikator:
1 Daya tanggap terhadap kebutuhan masyarakat
2 Tanggap terhadap keluhan atau pengaduan masyarakat
Kualitas  pelayanan  pembuatan  IMB  yang  akan  digunakan  oleh peneliti  yaitu  mengenai  dimensi  kualitas  pelayanan  publik  dari  Zeithmal
dkk  dalam  Hardiyansyah  2011:  46-47  yaitu  dimensi  Tangibel berwujud,  Reliability  kehandalan,  Responsiviness  ketanggapan,
Assurance jaminan, dan Emphaty empati.
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan yaitu: 1.
Penelitian  oleh  Afif  Amrulloh  Suganda  2013  dengan  judul  “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Pos Kabupaten Klaten
” dengan menggunakan jenis  penelitian  deskriptif  kualitatif.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk
memperoleh gambaran dan pemahaman secara mendalam tentang kualitas pelayanan  publik  di  Kantor  Pos  Kabupaten  Klaten  dalam  memberikan
pelayanan  kepada  masyarakat  yang  membutuhkan  pelayanan.  Hasil  dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan  yang diberikan oleh Kantor
Pos Klaten kepada pelanggan mempunyai kualitas yang baik. Dimana dari lima  dimensi  kualitas  pelayanan  pada  Kantor  Pos  Klaten  yaitu  pada
dimensi  Tangibel  Berwujud  semuanya  baik  tapi  ada  yang  kurang  baik yakni ruang tunggu pelayanan yang panas dan parkir yang berbayar, pada
dimensi  Reability  Kehandalan  semuanya  menunjukkan  hasil  yang  baik, indikator pada Responsiviness Ketanggapan tidak semuanya baik karena
minimnya  partisipasi  masyarakat  dalam  memberi  kritik  dan  saran, Assurance  Jaminan  memiliki  hal  yang  baik  semua,  sedangkan  pada
dimensi  Emphaty  Empati  ada  hal  yang  perlu  dibenahi  yakni  pemberian pelayanan  yang  diskriminatif  sehingga  menimbulkan  patron  client  yang
berarti  perbedaan  kedudukan  pada  pelayanan.  Relevansi  penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yakni terletak
pada  penggunaan  jenis  penelitian  deskriptif  kualitatif,  teori  yang digunakan,  serta  tujuan  penelitian  mengenai  kualitas  pelayanan  publik.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah dari tempat penelitian serta fokus penelitiannya lebih ditekankan pada pelayanan perizinan, dalam hal
ini yaitu pelayanan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan IMB. 2.
Penelitian oleh Riska Wirawan 2013 dengan judul “Kualitas Pelayanan di Kantor Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo
” dengan menggunakan jenis  penelitian  deskriptif  kualitatif.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk
mengetahui  kualitas  pelayanan  Kantor  Kecamatan  Bener  Kabupaten Purworejo  dan  faktor  penghambat  serta  pendukung  yang  ditemui.  Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan umum yang ada di  Kantor  Kecamatan  Bener  dinilai  cukup  baik,  namun  disisi  lain  masih
ada  beberapa  kendala  yang  terjadi  yaitu  mengenai  kehandalan  pegawai yang  kurang,  kemudian  kendala  dari  sarana  prasarana  yang  ada  kurang
memadai  serta  kendala  dari  sisi  respon  pegawai  dalam  menanggapi pelayanan  dirasa  kurang.  Relevansi  penelitian  tersebut  dengan  penelitian
yang  akan  dilakukan  oleh  peneliti  yakni  terletak  pada  penggunaan  jenis penelitian  yang  digunakan  yakni  jenis  penelitian  deskriptif  dengan
pendekatan  kualitatif,  tujuan  penelitian  tentang  kualitas  pelayanan  dan kendalahambatan  yang ada, serta dasar teori  yang digunakan. Sedangkan
perbedaan  dari  penelitian  ini  adalah  dari  tempat  penelitian  serta  fokus
penelitiannya  lebih  ditekankan  pada  pelayanan  perizinan,  dalam  hal  ini yaitu pelayanan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan IMB.
C. Kerangka Pikir
Beberapa  hal  yang  masih  menjadi  sorotan  di  Kabupaten  Wonosobo saat  ini  yaitu  mengenai  pelayanan  publik  khususnya  pelayanan  perizinan.
Dalam  pelaksanaan  pelayanan  perizinan,  kualitas  pelayanan  perizinan  di BPMPPT  Kabupaten  Wonosobo  sudah  baik  bisa  dilihat  pada  1  Kabupaten
Wonosobo  masuk  ke  dalam  3  kategori  pelayanan  publik  terbaik  tingkat KabupatenKota di Jawa Tengah dan berhasil mendapat terbaik pertama pada
kategori  kelembagaan  terbaik  pada  tahun  2014  dan  2  Indeks  Kepuasan Masyarakat  IKM  pelayanan  perizinan  di  BPMPPT  Kabupaten  Wonosobo
dari tahun 2012 selalu mengalami peningkatan sampai pada akhir tahun 2013. Namun  masih  ada  beberapa  permasalahan  yang  muncul  yaitu  3  Banyaknya
bangunan  gedung  yaitu  ruko  yang  dibangun  tidak  memiliki  IMB  di Wonosobo, dan 4 Kurangnya pemahaman masyarakat Wonosobo mengenai
pembuatan  IMB  sehingga  masyarakat  tidak  membuat  IMB  karena  malas  dan beranggapan  bahwa  prosedurnya  berbelit-belit,  tingginya  biaya  pembuatan,
dan sebagainya. 5 Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa kualitas pelayanan IMB di BPMPPT Kabupaten Wonosobo belum baik, salah
satunya  yaitu  SK  IMB  selesai  tidak  tepat  waktu  atau  tidak  sesuai  dengan ketentuan.  Pelayanan  IMB  yang  ada  saat  ini  masih  kurang  dari  yang
diharapkan masyarakat, sehingga menyebabkan munculnya beberapa masalah yang berkaitan dengan kualitas pelayanan IMB.
Dalam  Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  96  Tahun 2012  tentang  Pelaksanaan  UU  Nomor  25  Tahun  2009  tentang  pelayanan
publik,  dijelaskan  bahwa  pelayanan  publik  adalah  kegiatan  atau  rangkaian kegiatan  dalam  rangka  pemenuhan  kebutuhan  pelayanan  sesuai  dengan
peraturan  perundang-undangan  bagi  setiap  warga  negara  dan  penduduk  atas barang,  jasa,  danatau  pelayanan  administratif  yang  disediakan  oleh
penyelenggara pelayanan publik. Berkaitan  masalah  yang  terjadi  berimplikasi  pada  rendahnya  tingkat
kepercayaan  masyarakat  terhadap  kualitas  pelayanan  yang  diberikan  oleh pemerintah khususnya instansi terkait. Untuk memahami sejauh mana kualitas
pelayanan  publik  khususnya  pada  pelayanan  pembuatan  Izin  Mendirikan Bangunan  IMB,  perlu  dilakukan  analisis  secara  mendalam  dengan
pengukuran kualitas pelayanan. Berdasarkan alasan tersebut peneliti memutuskan untuk menggunakan
teori  yang mengemukakan bahwa indikator atau dimensi pengukuran kualitas pelayanan  IMB  oleh  Zeithaml  dkk  meliputi  Reliability  kehandalan  dengan
pelayanan  yang  tepat  dan  benar,  Tangible  kenampakan  fisikwujud  dengan SDM dan sumber daya lainnya yang memadai, Responsiviness daya tanggap
dengan melayani secara tepat, Assurance jaminan dengan etika moral dalam pelayanan,  serta  Emphaty  empati  dengan  mengetahui  keinginan  dan
kebutuhan pelangganpengguna layanan.
Dengan menerapkan lima indikatordimensi tersebut,  akan  didapatkan kejelasan  mengenai  kualitas  pelayanan  publik  khususnya  pelayanan  Izin
Mendirikan  Bangunan  IMB  serta  kendala  yang  terjadi  didalamnya.  Hasil analisis  terhadap  penilaian  kualitas  pelayanan  Izin  Mendirikan  Bangunan
IMB  akan  menghasilkan  masukan  dan  rekomendasi  bagi  perbaikan kebijakan  maupun  proses  implementasinya.  Pemaparan  kerangka  berpikir
dalam penelitian ini disajikan dalam bagan berikut ini.