69
b. Dunia Otomotif
Dunia otomotif berupa narasi singkat yang berisi tentang penemuan terkini atau peristiwa bidang otomotif yang berkaitan dengan konsep
elektrokimia yang diakhiri dengan pertanyaan menantang untuk menggali rasa ingin tahu siswa terkait materi kimia yang akan dipelajari.
c. Uraian materi disertai info kimia di bagian-bagian tertentu
Berisi uraian materi kimia hasil integrasi dengan materi kejuruan Teknik Otomotif. Pada tempat tertentu diselipkan info kimia yang berfungsi
untuk menambah wawasan siswa terkait elektrokimia. d.
Rangkuman Rangkuman berisi ringkasan materi dari bab terkait yang telah
dipelajari. Rangkuman tersebut ada di setiap akhir bab yang telah dipelajari dalam bahan ajar.
e. Peta Konsep Materi
Peta konsep ini berisi tentang konsep-konsep penting dalam bab yang telah dipelajari. Masing-masing bab dalam bahan ajar memiliki peta konsep
materi yang terdapat di bagian akhir materi bab yang dipelajari. f.
Latihan soal Latihan soal adalah lembar evaluasi terhadap materi yang telah
dipelajari. Pada setiap latihan soal juga terdapat soal yang berkaitan dengan dunia otomotif yang dipaparkan pada awal masing-masing bab.
70
g. Praktikum
Praktikum yang disajikan adalah praktikum untuk mendukung pengetahuan yang telah dipelajari dalam bab yang terkait. Pada lembar
praktikum memuat judul praktikum, tujuan praktikum, alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja, tabel hasil pengamatan, pertanyaan terkait hasil
praktikum dan kesimpulan praktikum yang telah dilakukan. Selain itu, pada lembar praktikum ini juga disajikan gambar pendukung untuk memperjelas
langkah kerja yang dipaparkan. 8.
Bibliografi Bibliografi berisi tentang daftar referensi yang digunakan untuk menyusun
bahan ajar “Elektrokimia untuk SMK Teknik Otomotif”. Sumber referensi yang digunakan meliputi buku-buku kimia universitas, buku-buku tentang Teknik
Otomotif universitas, dan jurnal-jurnal hasil penelitian yang terkait dengan materi elektrokimia.
9. Sumber gambar dan berita
Sumber ini berisi tentang daftar alamat website berbagai gambar dan berita atau peristiwa yang dipaparkan dalam bahan ajar
“Elektrokimia untuk SMK Teknik Otomotif”.
10. Glosarium
Glosarium berisi istilah-istilah penting dan sukar dalam bahan ajar “Elektrokimia untuk SMK Teknik Otomotif” disertai definisinya. Definisi setiap
istilah tersaji dalam kalimat yang ringkas dan mudah dipahami.
71
Komponen bahan ajar “Elektrokimia untuk SMK Teknik Otomotif” terdiri
dari empat buah bab, meliputi dasar-dasar elektrokimia, baterai, elektroplating dan korosi pada bidang otomotif. Pada awal setiap bab disajikan narasi singkat yang
berisi tentang konteks otomotif yang akan dipelajari yang diberi judu l “Dunia
Otomotif”. Selanjutnya pemaparan materi dimulai dari materi yang sifatnya lebih umum ke materi yang lebih khusus. Pada materi tertentu, disertai dengan adanya
info kimia yang berfungsi untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam mempelajari elektrokimia. Pada akhir setiap bab, disajikan suatu
rangkuman dan suatu peta konsep yang berfungsi untuk membantu siswa mengorganisir konsep-konsep penting dalam bab yang telah dipelajari. Selain itu,
juga diberikan latihan soal yang berfungsi untuk menguji kemampuan kognitif siswa dan sebuah praktikum yang berfungsi untuk menambah pemahaman siswa
terkait konsep yang telah dipelajari pada bab yang yang dimaksud. Bahan ajar yang disusun tersebut telah mengalami tiga kali revisi dan telah
ditinjau oleh lima orang reviewer. Reviewer sebagai penilai bahan ajar adalah guru kimia dari lima 5 SMK yang memiliki program Teknik Otomotif di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. SMK yang dimaksud tersebut meliputi SMK Taman Siswa Jetis, SMK Muhammadiyah Mlati, SMK Negeri 3
Yogyakarta, SMK 1 Piri dan SMK Negeri 2 Depok. Hasil akhir penilaian bahan ajar tersebut didasarkan pada hasil konversi
menurut pedoman penilaian ideal. Masing-masing kategori dikonversi menjadi skor dengan menggunakan skala Likert yaitu skala lima 5 untuk penilaian
reviewer dan skala empat 4 untuk uji tanggapan siswa. Selanjutnya, jumlah skor
72
rata-rata yang diperoleh dikonversi menjadi tingkat kelayakan produk secara kualitatif berdasarkan pada pedoman konversi ideal menurut Widoyoko 2009.
Perolehan skor rata-rata akhir untuk penilaian bahan ajar yang telah disusun adalah 104,20. Skor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan skor total rata-
rata ideal yang telah ditentukan yaitu 96,59. Melalui skor tersebut, maka dapat ditunjukkan bahwa bahan ajar yang disusun memiliki kelayakan sangat baik SB.
Berdasarkan teori kelayakan bahan ajar, bahan ajar dapat digunakan menjadi sumber belajar apabila mendapat kategori kelayakan baik B atau sangat
baik SB. Oleh sebab itu, beradasarkan hasil analisis data, bahan ajar yang telah disusun dapat dinyatakan layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa
SMK program Teknik Otomotif pada materi elektrokimia. Berikut adalah pembahasan hasil analisis untuk masing-masing komponennya.
1. Komponen Penyajian
Setelah dilakukan analisis seperti yang tercantum pada lampiran 3 1, maka jumlah skor rata-rata komponen penyajian berada di rentang
̅ 25,20. Oleh sebab itu, menurut kriteria penilaian ideal untuk komponen penyajian yang
terdapat pada Tabel 19. Lampiran 3, dapat simpulkan bahwa komponen penyajian bahan ajar ini sangat baik SB.
Berdasarkan pada Tabel 12. terlihat bahwa skor rata-rata dengan nilai tinggi diperoleh pada indikator 3 dan 6. Skor yang diperoleh adalah 4,80 dari
skala 5,00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ilustrasi yang digunakan pada semua bab dalam bahan ajar ini telah sesuai dengan materi dan mudah dipahami.
73
Pada bahan ajar yang disusun, peta konsep materi terletak di setiap akhir bab dari materi yang dipelajari. Tipe penempatan peta konsep semacam ini sesuai
dengan teori belajar konstruktivistik. Apabila dilihat dari hasil tinjauan reviewer, semua peta konsep materi yang disertakan telah memiliki konsep yang benar,
kelengkapan konsep yang baik dan hubungan yang benar antarkonsepnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan disajikannya peta konsep ini, maka
dapat membantu siswa mengorganisir setiap konsep penting dalam materi yang telah dipelajari.
Penyajian peta konsep tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhindsa, Kasim dan Anderson 2011 tentang efek penggunaan pendekatan
pembelajaran dengan peta pikiran visual-konstruktistik terhadap kualitas struktur kognitif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penyajian peta
konsep atau peta pikiran di akhir pembelajaran, mampu mengembangkan struktur kognitif siswa menjadi lebih luas dan mampu memperkaya interkoneksi
pengetahuan siswa lebih kuat.
2. Komponen Kelayakan Isi
Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 3 2, maka jumlah skor rata-rata komponen penyajian berada di rentang
̅ 20,99 apabila dilihat pada Tabel 20. Lampiran 3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelayakan bahan ajar
pada komponen kelayakan isi adalah sangat baik SB. Berdasarkan pada Tabel 13. terlihat bahwa skor rata-rata dengan skor
tinggi ada pada indikator 1 dan 4, sedangkan skor rata-rata dengan skor rendah
74
ada pada indikator 2 dan 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa ditinjau dari kelengkapan materi dan kelengkapan pendukung isi bahan ajar, bahan ajar yang
disusun sudah baik, sedangkan dilihat dari keluasan dan kedalaman materi serta kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa masih kurang baik.
Pada komponen kelayakan isi, berdasarkan pada data pada Lampiran 3 b, ada beberapa temuan yaitu pada indikator 1, 2, 4 dan 5 terdapat nilai C cukup
yang berarti hanya memiliki skor 3,00 dari skala 5,00. Sebab skor yang diperoleh hanya 3, maka ada beberapa masukan yang diberikan oleh reviewer yaitu sebagai
berikut. 1.
Pada Bab III, lebih baik jika dicantumkan reaksi elektrolisis meliputi reaksi pada katoda dan anoda.
2. Perlu ditambah lagi reaksi elektrolisis yang berkaitan dengan bidang
otomotif. 3.
Adanya kata kunci pada setiap awal bab, adanya link website pada materi tertentu.
4. Adanya link website untuk materi tertentu.
5. Akan lebih bagus apabila ditambah soal “Berpikir Kritis” atau “Kuis” dan
info tambahan melalui kolom “Tahukah Kalian?”. Setelah dilakukan analisis terhadap masukan reviewer tersebut, maka
dapat diperoleh hasil bahwa masukan yang dapat diterima adalah masukan no.3, dengan pertimbangan yaitu adanya kata kunci di awal bab, maka akan lebih
memudahkan siswa untuk menentukan inti materi yang akan dipelajari. Adapun
75
untuk masukan no. 1, 2, 4 dan 5 belum dapat diterima dengan pertimbangan seerti yang tercantum pada Tabel 18. berikut.
Tabel 18. Pertimbangan Tidak Melakukan Revisi sesuai Masukan Reviewer
Masukan Pertimbangan Tidak Dilakukan Revisi
Pada Bab III, lebih baik jika dicantumkan reaksi elektrolisis meliputi reaksi pada
katoda dan anoda. Bab III adalah bab tentang elektroplating.
Pada bab ini tidak dicantumkan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda karena
elektroplating adalah salah satu aplikasi konsep elektrolisis. Salah satu contoh
reaksi di anoda dan katoda pada proses elektrolisis sudah dicantumkan pada Bab I
dasar-dasar elektrokimia. Oleh karena itu, pada Bab III siswa hanya mempelajari
tentang teknik elektroplating saja.
Perlu ditambah lagi reaksi elektrolisis yang berkaitan dengan bidang otomotif.
Contoh reaksi elektrolisis dirasa sudah cukup diberikan pada Bab 1, karena pada
prinsipnya semua reaksi elektrolisis sama, hanya berbeda pada jenis logam dan
elektroda yang digunakan.
Adanya link website untuk materi tertentu. Sumber website yang dicantumkan belum
tentu dapat diper-tanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi salah konsep,
maka link
berupa website
tidak dicantumkan.
Akan lebih bagus apabila ditambah soal “Berpikir Kritis” atau “Kuis” dan info
tambahan melalui kolom “Tahukah Kalian?”.
Untuk mengasah rasa keingintahuan siswa, sudah disajikan pertanyaan pemancing di
bagian awal setiap bab setelah narasi “Dunia Otomotif, sedangkan untuk kolom
“Tahukah Kalian” sudah disajikan melalui kolom “Info Kimia”, karena inti kedua
kolom tersebut sama yaitu memberi wawasan tambahan untuk siswa.
3. Komponen Kebahasaan
Setelah dilakukan analisis seperti yang tercantum pada lampiran 3 3, maka jumlah skor rata-rata komponen kebahasaan berada di rentang
̅ 20,99. Oleh sebab itu, menurut kriteria penilaian ideal untuk komponen penyajian yang
terdapat pada Tabel 21. Lampiran 3, dapat simpulkan bahwa komponen kebahasaan bahan ajar ini sangat baik SB.
76
Berdasarkan pada Tabel 14. terlihat bahwa skor rata-rata tertinggi diperoleh pada indikator 5 dengan skor 4,80 dari skala 5,00. Hal itu menunjukkan
bahwa penggunaan istilah dan simbol atau lambang kimia dalam bahan ajar ini telah konsisten. Dengan demikian, dari sudut pandang konsistensi, bahan ajar ini
telah layak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arsyad 2004 bahwa konsistensi
adalah satu elemen penting bahan ajar dalam bentuk cetak. Konsistensi tersebut salah satunya pada bagian format antarhalaman. Format antarhalaman tersebut
dalam hal ini dapat diperluas hingga penggunaan istilah yang muncul berkali-kali dalam halaman-halaman tertentu maupun simbol atau lambang kimia yang
digunakan termasuk tata letak simbol tersebut. Untuk skor terendah terdapat pada indikator 3 yaitu efektivitas kalimat
dengan skor 4,40 dari skala 5,00. Berdasarkan tinjauan oleh reviewer, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang digunakan dalam bahan ajar ini masih perlu
diperbaiki. Penyebabnya adalah kalimat yang digunakan belum sepenuhnya mengandung inti masalah atau bertele-tele. Kemungkinan yang lain yaitu
beberapa kalimat masih ada yang bermakna ambigu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wibowo 2009, bahwa kalimat yang efektif
seharusnya memiliki ciri-ciri diantaranya adalah ada ketegasan ketika menonjolkan ide pokok kalimat dan memiliki keharmonian atau keseimbangan
antara gagasan konsep dan struktur bahasa yang digunakan.
77
4. Komponen Integrasi Konteks Kejuruan
Berdasarkan pada Tabel 15. terlihat bahwa skor rata-rata dengan skor tinggi terdapat pada indikator 2 yaitu ketepatan narasi awal bab dengan konteks
otomotif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa narasi yang dipaparkan setiap awal bab dalam bahan ajar ini telah sesuai yaitu telah mampu menjadi penghubung
antara konteks otomotif dengan materi kimia yang akan dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa untuk mengurangi kebingungan
pembaca, maka setiap tulisan yang disajikan harus dijaga relasi kontekstualnya, sehingga menjadi wacana yang koheren Wibowo, 2009.
Namun, apabila dilihat dari nilai pada indikator 1 dan 3, maka dapat disimpulkan bahwa semua hasil integrasi KD kimia SMK dengan KD kejuruan
Teknik Otomotif sudah tercantum dalam bahan ajar yang disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku, namun belum sepenuhnya. Skor yang diperoleh pada
indikator-indikator tersebut sebesar 4,40 dari skala 5,00. Berdasarkan pada masukan reviewer, kurang sesuainya hasil integrasi disebabkan adanya beberapa
materi yang dirasa tidak perlu dimasukkan dalam bahan ajar kimia sebab tidak semua sekolah mengajarkan materi tersebut. Selain itu, praktikum yang diberikan
kemungkinan masih belum sepenuhnya mencerminkan hasil integrasi sebab untuk beberapa praktikum ada yang sudah dilakukan pada pembelajaran dasar kejuruan,
sehingga tidak perlu dilakukan pada pembelajaran kimia. Setelah dilakukan analisis, maka hasil analisis pada Lampiran 3 4
menunjukkan jumlah skor rata-rata komponen integrasi konteks kejuruan berada di rentang
̅ 12,60 apabila dilihat pada Tabel 22. Lampiran 3. Oleh sebab itu,
78
dapat disimpulkan bahwa kelayakan bahan ajar pada komponen integrasi konteks kejuruan adalah sangat baik SB. Hasil kelayakan tersebut menunjukkan bahwa
komponen integrasi konteks kejuruan dalam bahan ajar tersebut kelak mampu mendukung proses pembelajaran kimia di program Teknik Otomotif. Hal ini
sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Akcay dan Akcay 2015, bahwa suatu bahan ajar yang disesuaikan dengan konteks kejuruan atau berbasis
teknologi sains kemasyarakatan STS mampu meningkatkan pemahaman siswa terkait dunia dan sikap sains siswa dibandingkan bahan ajar yang tidak berbasis
STS.
5. Komponen Keterbacaan
Berdasarkan pada Tabel 16. terlihat bahwa skor rata-rata tertinggi diperoleh pada indikator 4. Hal itu menunjukkan bahwa bahan ajar yang disusun
secara keseluruhan memiliki daya tarik yang baik pada bagian sampul, format penulisan, materi hasil integrasi dan kemampuan meningkatkan rasa ingin tahu
siswa. Setelah dilakukan analisis seperti yang tercantum pada lampiran 3 5,
maka jumlah skor rata-rata komponen kebahasaan berada di rentang ̅ 16,81.
Oleh sebab itu, menurut kriteria penilaian ideal untuk komponen keterbacaan yang terdapat pada Tabel 23. Lampiran 3, dapat simpulkan bahwa komponen
keterbacaan bahan ajar ini sangat baik SB. Salah satu contoh yang menunjukkan bahwa bahan ajar ini telah layak dari
segi komponen keterbacaan adalah pada bagian sampul, setiap permulaan bab
79
baru terdapat sampul bab dengan berbagai tampilan. Hal ini telah sesuai dengan teori daya tarik buku yang dikemukakan oleh Arsyad 2004, bahwa setiap bab
perlu diperkenalkan dengan tampilan yang baru dengan harapan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terus membaca. Selain itu pada bagian format
penulisan, ada beberapa bagian tulisan dibuat dengan format berbeda misalnya pada info kimia yang tulisannya diletakkan dalam sebuah art shape.
D. Keunggulan dan Kelemahan
Bahan ajar yang telah disusun memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Beberapa keunggulan bahan ajar kimia tersebut diantaranya adalah
konten dalam bahan ajar disusun berdasarkan hasil integrasi antara KD kimia SMK materi elektrokimia dengan KD kejuruan Teknik Otomotif berdasarkan
Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMKMAK, bahan ajar ini berbasis kontekstual yang artinya bahan ajar ini sejalan dengan teori
belajar konstruktivistik, dan adanya narasi konteks otomotif yang paparkan dalam “Dunia Otomotif”. Selain itu, setiap bab memuat suatu praktikum hasil integrasi
yang berfungsi mendukung pengetahuan kognitif siswa setelah mempelajari bab terkait. Masing-masing bab dalam bahan ajar juga diakhiri dengan peta konsep
materi yang berisi tentang konsep-konsep penting dalam bab terkait yang telah dipelajari.
Selain kelebihan, bahan ajar yang telah disusun memiliki kelemahan dilihat dari praktikum yang disajikan, yaitu ada beberapa sekolah yang sudah
80
memasukkan praktikum tersebut pada mata pelajaran kejuruan, sehingga pada mata pelajaran kimia sudah tidak perlu dipraktikumkan lagi.
81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa simpulan dan dipaparkan saran sebagai berikut.
A. Simpulan
1. Karakteristik bahan ajar kimia elektrokimia terintegrasi konteks kejuruan
Teknik Otomotif adalah sebagai berikut. a.
Konten dalam bahan ajar kimia disusun berdasarkan hasil integrasi antara KD kimia SMK materi elektrokimia dengan KD kejuruan
Teknik Otomotif sesuai dengan Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMKMAK.
b. Bahan ajar kimia ini berbasis kontekstual dan sejalan dengan teori
belajar konstruktivistik yang ditunjukkan dengan adanya peta konsep di akhir masing-masing bab dalam bahan ajar yang disusun.
c. Pada awal setiap bab tersaji konteks otomotif yang paparkan dalam
“Dunia Otomotif”. d.
Setiap bab memuat suatu praktikum hasil integrasi untuk mendukung pengetahuan kognitif siswa setelah mempelajari bab terkait.
2. Hasil uji kelayakan bahan ajar elektrokimia terintegrasi konteks kejuruan
Teknik Otomotif menurut ahli materi dan ahli media adalah bahan ajar kimia tersebut layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa SMK
program Teknik Otomotif.
82
3. Hasil uji kelayakan bahan ajar elektrokimia terintegrasi konteks kejuruan
Teknik Otomotif menurut respon pengguna adalah bahan ajar tersebut telah layak digunakan sebagai sumber belajar dengan tingkat kelayakan
sangat baik SB menurut penilaian guru. Apabila dilihat dari tanggapan siswa, bahan ajar tersebut mendapat tingkat kelayakan baik B.
B. Saran
1. Bahan ajar “Elektrokimia untuk SMK Teknik Otomotif” yang telah
disusun perlu dilakukan ujicoba pada pembelajaran kimia di SMKMAK program Teknik Otomotif untuk mengetahui efektivitas penggunaannya.
2. Perlu dilakukan pengembangan bahan ajar kimia hasil integrasi dengan
materi kejuruan Teknik Otomotif untuk materi kimia yang lainnya, sehingga dapat membantu guru maupun siswa SMK Teknik Otomotif
dalam mempelajari kimia yang sesuai dengan kejuruannya.