29 Jannah 2012 merupakan penelitian korelasi kausal sebab-akibat,
sedangkan penelitian ini merupakan penelitian korelasi simetris. Perbedaan selanjutnya adalah teknik pengambilan data. Penelitian
Annisa Rofingatul Jannah 2012 menggunakan teknik proportional random sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling. Perbedaan lainnya yaitu variabel terikat dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar matematika, sedangkan variabel terikat dalam penelitian yang telah dilakukan ketiga peneliti sebelumnya adalah hasil
belajar matematika pada pecahan, semangat belajar, dan kemandirian belajar. Selain itu subjek, tempat, dan waktu dalam penelitian ini juga
berbeda dengan ketiga penelitian sebelumnya.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, kerangka berpikir penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Prestasi adalah pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu
untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan seseorang. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan
Kecerdasan Emosi
Prestasi Belajar Matematika
30 belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi belajar merupakan
ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang
tinggi diperlukan kecerdasan intelektual IQ yang tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru di bidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah
satu –satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada
banyak faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor biologis, dan faktor psikologis yang terdiri dari bakat, minat, dan
kecerdasan emosi EQ. Kecerdasan emosi sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
emosi secara efektif dalam mencapai suatu tujuan untuk mengindera, memahami dan secara efektif menerapkan kekuatan dan ketajaman emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengelola emosi baik pada
diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan menggunakannya secara efektif untuk memotivasi diri dan bertahan pada
tekanan, serta mengendalikan diri untuk mencapai hubungan yang produktif. Sebagai pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta mampu untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain empati
31 dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan
untuk menyelesaikan konflik serta untuk memimpin. Peserta didik yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik, dapat
menjadi lebih terampil menenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang
lain, lebih cakap memahami orang lain dan untuk kerja akademis dapat memiliki kerja akademis yang baik di sekolah Gottman, 2003: xvii.
Kecerdasan emosi juga turut memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam mengelola pikiran dan perasaan untuk dapat memotivasi diri dan membuang
pikiran-pikiran negatif penyebab stres saat pelajaran matematika. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, dimana semakin tinggi kecerdasan emosi maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa Gulinda Binasih, 2012;
Mustaqim, 2012; Goleman, 2002. Begitu juga dengan penelitian Riheni Pamungkas 2013 yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
kecerdasan emosional EQ terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V.
F. Hipotesis