15
2.1.3 David Ausubel
David Ausubel sebagai pelopor aliran kognitif, mengemukakan teorinya tentang belajar bermakna meaningful learning. Belajar bermakna adalah proses
mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang, Ratna Willis dalam Sugandi 2007:38.
Belajar bermakna terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi melalui belajar konsep dan
perubahan konsep yang telah ada yang akan mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur konsep yang telah dimiliki oleh siswa. Teori belajar bermakna
Ausuble ini sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme, yang menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru
ke dalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Dalam teori tersebut mengandaikan bahwa dalam proses belajar itu siswa aktif Suparno, 1997:54.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah disampaikan oleh para ahli tersebut, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan.
1. Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun
pengetahuannya. 2.
Dalam proses belajar siswa bekerja dan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga kegiatan belajar akan lebih bermakna bagi siswa.
2.2 Ciri-ciri Belajar
Dalam pandangan konstruktivisme proses belajar memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.
16
1 Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
2 Konstruksi adalah proses yang terus-menerus, setiap kali berhadapan dengan
fenomena atau persoalan yang baru diadakan rekonstruksi baik secara kuat maupun lemah.
3 Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih kepada
suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. 4
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
5 Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa,
konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari Suparno, 1997:61.
2.3 Hasil belajar
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angaka tes yang diberikan guru Sardiman, 2001:54. Dalam mata pelajaran matematika SMP hasil belajar siswa meliputi tiga aspek penilaian yaitu, aspek
pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi, serta aspek pemecahan masalah. Ketiga aspek tersebut dapat dinilai dengan menggunakan penilaian
tertulis, penilaian kerja, penilaian produk, penilaian proyek, serta penilaian porto folio. Adapun indikator dari dari ketiga aspek penilaian tersebut adalah sebagai
berikut.
17
1 Pemahaman konsep
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut kriteria tertentu
c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
g. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu 2
Penalaran dan komunikasi a.
Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram
b. Mengajukan dugaan
c. Melakukan manipulasi matematika
d. Menarik kesimpulkan dari pernyatan
e. Menarik kesimpulan dari pernyatan
f. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi.
3 Pemecahan masalah
a. Menunjukkan pemahaman masalah
b. Mengorganiasaikan data dan memilih informasi yang relefan dalam
pemecahan masalah c.
Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk
18
d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat
e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah secara tepat
f. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah
Zulaiha, 2006:14.
2.4 Pembelajaran