Pengertian pembelajaran CTL Prinsip-prinsip pembelajaran CTL

20 menyebutkan bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi ataupun metode pembelajaran, yaitu: a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh penciptanya. b. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.

2.6 Model Pembelajaran CTL

2.6.1 Pengertian pembelajaran CTL

Pembelajaran CTL merupakan singkatan dari istilah Contextual Teaching and Learning , merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Elaine B. Johnson, Ph.D pada tahun 2002 Suyitno, 2004:32. Istilah Contextual sendiri berasal dari kata ”contex” yang berarti ”hubungan”, ”konteks”, ”keadaan”, dan ”suasana”. Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, Nurhadi, 2003:13. Pembelajaran CTL tidak lepas dari strategi pembelajaran aktif dalam rangka mengungkap kembali pengalaman belajar siswa dan memberikan siswa kesempatan mengalami belajar untuk mengkonstruksi pengetahuan. 21

2.6.2 Prinsip-prinsip pembelajaran CTL

Dalam pembelajaran CTL terdapat tujuh komponen pembelajaran yang efektif, yaitu: Konstruktivisme Constructivism, Bertanya Questioning, Menemukan Inquiry, Masyarakat belajar Learning community, Pemodelan Modeling, Refleksi Reflection dan Penilaian sebenarnya Authentic assement. 1 . Konstruktivisme Constructivism Konstruktivisme Contructivism merupakan landasan berpikirfilosofi pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bagi siswa untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri. Tugas guru tidak hanya menuangkan sejumlah informasi tetapi juga mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa. 2 . Menemukan Inquiri Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil 22 mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang nmerujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus inquiry : Observasi Observation, Bertanya Quetioning, Mengajukan dugaan Hipotesis, Pengumpulan data Data gathering dan Penyimpulan Conclussion. 3 . Bertanya Questioning Bertanya merupakan merupakan strategi utama pembelajaran CTL. Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan. Karena pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya, Depdiknas, 2002:13. Dalam pembelajaran, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Guru dapat menggunakan teknik bertanya dengan cara memodelkan keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa dapat digunakan untuk merangsang siswa berpikir, berdiskusi, dan berspekulasi. 4 . Masyarakat belajar Learning community Masyarakat belajar bisa terjadi bila ada proses komunikasi dua arah. Konsep ini dimaksudkan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari ”sharing” antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu dan belum tahu. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu 23 melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. 5 . Pemodelan Modeling Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat model yang dapat ditiru. Model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara mengerjakan sesuatu, dan sebagainya. Dalam pembelajaran CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa secara aktif. 6 . Refleksi Reflection Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian , aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu agar siswa melakukan refleksi. 7 . Penilaian Sebenarnya authentic assessment Penilaian adalah proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, Sardiman, 2001:227. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa mengetahui apakah siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Gambaran proses dan kemajuan belajar siswa perlu diketahui sepanjang proses pembelajaran. Karena itu penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode saja tetapi dilakukan sepanjang proses atau integrasi tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Yang penting lagi untuk dipahami 24 adalah bahwa penilaian itu bukan untuk mencari informasi tentang hasil belajar saja tetapi juga bagaimana proses belajarnya. Hal ini relevan dengan pengertian pembelajaran yang benar, yakni ditekankan pada upaya membantu siswa bagaimana mampu mempelajari, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Karena itu data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan atau dilakukan selama proses pembelajaran. Secara rinci, ciri-ciri penilaian autentik adalah. 1. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 2. Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif. 3. Yang diukur keterampilan dan performa, bukan mengingat fakta. 4. Berkesinambungan. 5. Terintegrasi. 6. Dapat digunakan sebagai Feed back. Adapun wujud atau bentuk kegiatan penilaian sebagai dasar untuk menilai prestasi siswa dan kompetensi siswa, antara lain. 1. Kegiatan dan laporan. 2. PR. 3. Hasil tes tulis. 4. Kuis. 5. Presentasi dan penampilan siswa. 6. Karya siswa dan sebagainya. 25

2.6.3 Karakteristik CTL dalam pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25