32 penting dalam keluarga untuk mendidik dan membina anak-anaknya agar
menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas dan bertanggung jawab.
6. Tinjauan tentang Persepsi Anak terhadap Peran Orang Tua
a. Persepsi Anak terhadap Peran Orang Tua dalam Mengatur
Belajar Anak
Ketika anak memasuki dunia pendidikan yang disebut dengan sekolah dasar, tentu aktivitas-aktivitas yang dilakukan anak mengalami
perubahan dan pergeseran. Sewaktu belum bersekolah, mungkin aktvitas anak banyak dirumah bersama oarang tua ataupun bermain dengan teman
sebaya. Namun, ketika bersekolah aktivitas anak bertambah seiring tuntutan dari program sekolah itu sendiri. Hal utama yang harus dipelajari
anak ketika masuk sekolah dasar adalah calistung baca, tulis, hitung, kemudian berkembang menjadi beberapa pokok bahasan dalam ilmu
pengetahuan tertentu. Dalam hal ini orang tua mengharapkan anaknya untuk mampu menguasai kompetensi yang distandarkan oleh kurikulum.
Namun orang tua tidak boleh salah menafsirkan, bahwa anak-anak yang sudah masuk sekolah menjadi tanggung jawab sekolah sepenuhnya. Orang
tua masih harus tetap berpartisipasi terhadap pendidikan anak. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa orang tua ikut berperan dalam
keberhasilan belajar siswa.
33 Menurut Mastur Faizi 2012: 50, orang tua dapat memberikan
bimbingan belajar untuk anak agar berhasil dalam menempuh pendidikannya yaitu :
1 Menyediakan fasilitas belajar, seperti alat tulis, buku dan tempat untuk belajar.
2 Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah, sehingga orang tua dapat memastikan anaknya belajar dengan baik.
3 Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah, sehingga orang tua dapat mengetahui anaknya menggunakan waktu dengan teratur dan
baik. 4 Mengetahui kesulitan anak dalam belajar, sehingga orang tua dapat
membantu anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar. 5 Menolong anak mengatasi kesulitannya, yaitu dengan memberikan
bimbingan belajar yang dibutuhkan oleh anaknya. Sebagai orang tua yang baik pendidikan merupakan bekal untuk
anak di masa depan. Namun, dunia anak bukan hanya untuk belajar. Jika anak hanya disuruh belajar dan belajar tanpa ada aktivitas yang lain tentu
hal ini akan membuat anak merasa jenuh. Anak-anak memerlukan aktivitas yang lain seperti istirahat, olahraga, dan bermain. Oleh karena itu, orang
tua dapat bekerja sama mengatur waktu atau jadwal kegiatan anak. Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik sebagaimana yang diungkapkan oleh
Slameto 2010: 82 adalah sebagai berikut.
34 1 Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar,
makan, mandi, olahraga, bermain, dan lain-lain. 2 Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
3 Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis- jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
4 Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu diketahui, kemudian pergunakan
untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam lain.
5 Berhematlah dengan waktu, janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan termasuk belajar.
Berbagai ilmu didapatkan anak ketika ia menuntut ilmu di sekolah, namun tidak semua ilmu bisa didapat di sekolah. Ada beberpa kemampuan
dan keterampilan yang harus dikuasai anak pada usia Sekolah Dasar. Menurut Syamsu Yusuf 2006: 69, ada beberapa tugas perkembangan
yang harus dikuasai anak pada usia Sekolah dasar, adalah sebagai berikut : a Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan sebagai makhluk biologis. b Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk bilogis. c Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
d Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya. e Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung. f Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
g Mengembangkan kata hati. h Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial
dan lembaga.
35 Orang tua berperan penting dalam keberhasilan anak di sekolah.
Selain sebagai motivator utama dalam belajar, orang tuaa juga bisa menjadi teman dekat yang siap kapan saja bila anak membutuhkan bimbingan dan
arahan yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Hal terpenting yang perlu diupayakan oleh orang tua adalah bagaimana mengatur belajar
anak, sehingga anak tidak hanya menggunakan waktu untuk bermain saja. Mohammad Takdir Ilahi 2013: 125 orang tua berperan dalam mengatur
belajar anak antara lain: orang tua perlu mengatur jadwal belajar anak, mendengarkan keluh kesah atau permasalahan anak dalam mengatasi
kesulitan belajar serta menyediakan tempat yang nyaman dan tenang dalam belajar.
Berdasarkan pendapat tersebut, ada tiga cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan perananya dalam mengatur belajar
anak di rumah. Ketiga cara tersebut menjelaskan bahwa, orang tua dapat mengatur jadwal belajar anak, mendengarkan keluh kesah permasalah yang
di hadapu anak dan dapat mengatasi kesulitan yang di alami anak saat belajar, dan orang tua dapat menyediakan fasilitas dan tempat yang nyaman
untuk anak belajar. Melalui beberapa cara diatas, diharapkan hasil belajar yang dapat diperoleh oleh anak di sekolah dapat meningkat.
Persepsi atau penilaian anak terhadap peran orang tua dalam mengatur belajar anak adalah penilaian anak tentang seberapa besar peran
orang tua dalam mengatur belajar anak di rumah. Penilaian anak tentang
36 peran orang tua, terutama dapat dilihat dari seberapa besar peran orang tua
dalam mengatur belajar anak di rumah. Orang tua yang peduli dan selalu memperhatikan pendidikan anaknya, maka anak dengan sendirinya akan
mempunyai persepsi atau penilaian yang positif terhadap orang tuanya, dan anak akan beranggapan orang tua selalu berperan dalam mengatur belajar
anak di rumah. Tetapi sebaliknya, apabila orang tua kurang berperan dalam mengatur belajar anak di rumah atau tidak memperdulikan pendidikan
anaknya, maka anak akan mempunyai persepsi ayang negatif terhadap orang tuanya.
b. Persepsi Anak terhadap Peran Orang Tua dalam Mengatur