Hasil Belajar Kognitif Deskripsi Teori

40 bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak akan mengalami perubahan-perubahan di setiap tahapan perkembangannya berdasarkan pengalaman yang didapat. Pada masa usia Sekolah Dasar anak bukan hanya mengalami perkembangan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif dan sosial. Dalam mendidik anak, orang tua dan guru haruslah memahami karakteristik anak dapat mengembangkan potensi dirinya.

8. Hasil Belajar Kognitif

Belajar adalah proses, yang pada akhirnya seseorang akan mendapatkan perubahan atau kemampuan yang baru sebagai hasil dari proses itu sendiri. Hasil belajar merupakan suatu perolehan atau hasil dari proses belajar mengajar. Sebagaimana yang disampaikan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2006: 107 bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan apa yang disebut dengan hasil belajar. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Purwanto 2010: 54 hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Asep Jihad dan Abdul Haris 2013: 15, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. 41 Terkait dengan hasil belajar, Benyamin S. Bloom Zainal Arifin, 2012: 21-23 mengelompokkan hasil belajar ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap domain memiliki jenjang kemampuan mulai dari hal yang konkret sampai kepada yang abstrak. Rincian domain tersebut sebagaimana berikut ini: a. Domain Kognitif Domain kognitif ini memiliki enam kemampuan, yaitu: 1 Pengetahuan knowledge, merupakan jenjang kemampuan yang menurut peserta didik untuk dapat mengenali adanya konsep, prinsip, fakta, atau idtilah tnapa harus mengerti atau menggunakannya. 2 Pemahaman comperehension, adalah jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk memahami atau mengerti tentang materi yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya. 3 Penerapan application, merupakan jenjang kemampuan yang menuntut siswa aga menggunakan ide-ide umum. Tat cara atau metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi yang baru dan konkret. 4 Analisis analysis, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menguraikan situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya. 5 Sintesis synthesis, kemampuan siswa untuk mengahasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan beberapa faktor. 6 Evaluasi evaluation, merupakan jenjang yang menuntut siswa untuk mengevaluasi sesuatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. b. Domain Afektif Domain afektif merupakan kemampuan siswa dalam mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk tingkah laku. Domain afektif juga memiliki beberapa jenjang kemampuan yang meliputi: 1 Kemampuan menerima receiving, merupakan kemampuan siswa untuk peka kepada fenomena atau rangsangan tertentu. 2 Keamuan menanggapimenjawab responding, merupakan kemampuan siswa untuk tidak hanya peka terhadap suatu fenomena, tetapi juga bereakti terhadap salah satu cara. 42 3 Menilai valuing, merupakan kemampuan siswa untuk meniali suatu objek, fenomena, maupun tingkah laku tertentu secara konsisten. 4 Organisasi organization, kemampuan siswa dalam menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, dan membentuk suatu sistem nilai. c. Domain Psikomotor Domain psikomotor merupakan kemampuan siswa yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian lain, mulai dari gerakan yang sifatnya sederhana sampai yang kompleks. Neisser Yudrik Jahya: 56 mengemukakan kognitif dalam arti luas ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengethauan. Sedangkan menurut Soemiarti Padmonodewo 2013: 27 mengartikan kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas dapat diartikan bahwa hasil belajar kognitif adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran sehingga menghasilkan pengetahuan yang menjadi tolok ukur pertumbuhan kecerdasan. Pendapat dari Benyamin S. Bloom, Syaiful Bahri Djamarah dan Padmonodewo mengenai hasil belajar kognitif oleh peneliti dijadikan acuan tentang hasil belajar kognitif 5 mata pelajaran, antara lain yaitu: Matematika, IPA, IPS, PKn, dan Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, perubahan yang diukur adalah domain kognitif. Pada domain kognitif terdapat enam aspek, namun peneliti hanya memilih dua aspek saja yaitu 43 pengetahuan dan pemahaman. Hasil belajar kognitif dalam penelitian ini diperoleh dari nilai raport rata-rata semester ganjil.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian hubungan penggunaan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20112012. Penelitian ini memiliki koefisien korelasi sebesar 0,302 dan p= 0,008 yang menunjukkan derajat hubungan yang tinggi terhadap ketiga variabel, sehingga ada hubungan antara penggunaan jam belajar di luar sekolah dan pendapingan orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V. 2. Penelitian hubungan pola asuh orangtua dan prestasi belajar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V SD se-gugus Patalan Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 20102011. Penelitian ini memiliki koefisien korelasi pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,448 artinya adalah pola asuh orangtua memberikan kontribusi sebesar 44,8. Terdapat persamaan dan perbedaan antara kedua penelitian di atas dengan penelitian ini. Persamaan dari kedua penelitian di atas dengan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana orang tua mengatur penggunaan waktu anak di rumah baik untuk belajar. Perbedaan dari kedua penelitian di atas dengan penelitian ini adalah populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ANAK TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR.

0 0 91

PENGARUH PERSEPSI ANAK TENTANG PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PENGARUH PERSEPSI ANAK TENTANG PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGAL SAMBI TAHUNAN JEPARA

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI BUMI I Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SD Negeri Bumi I Laweyan Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI BUMI I Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SD Negeri Bumi I Laweyan Surakarta.

0 2 18

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN IMOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016.

4 13 236

HUBUNGAN INTENSITAS BELAJAR TERLALU TINGGI DAN SIKAP OTORITER ORANG TUA DENGAN STRES SISWA KELAS V SD SE-GUGUS III KECAMATAN GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA.

0 1 169

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KAMPUNG RAMAH ANAK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD NEGERI BADRAN YOGYAKARTA.

1 3 124

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ANAK TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 0 5

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS III SD SE GUGUS I KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015.

0 1 147

HUBUnGAn AnTARA MOTIVASI BeRPReSTASI SISWA dAn POlA ASUH ORAnG TUA denGAn PReSTASI BelAJAR IlMU PenGeTAHUAn SOSIAl kelAS III Sd neGeRI Se-GUGUS 3 keCAMATAn PRAMBAnAn

0 0 5