Tabel 8. Tarif Dasar Layanan Data
Sumber : http:www.smartfren.comdataindex.html [30 Januari 2012] Untuk kategori modem, Smartfren mempunyai 2 produk yang menjadi
unggulan yaitu modem CDMA Ev-Do Rev.B fase 2 yang bisa mencapai kecepatan hingga 14,7 Mbps dan modem CDMA Ev-DO Rev.A yaitu Super
Dongle AC682 dan CE682. Seri Evdo Rev.A inilah yang diperkenalkan juga dalam iklan
“I Hate Slow”, tipe harga modem berkisar 300-600 ribu rupiah maka, modem tipe ini ditawarkan dengan kisaran harga Rp 200.000,-
dan menggunakan pendekatan psikologi dengan mencantumkan harga Rp 199.000,- ditambah dengan bonus gratis internetan selama 30 hari pertama
setelah pembelian.
4.2. Gambaran Umum Iklan
Iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow”
merupakan iklan televisi yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2011 dan masih ada hingga Maret 2012 walaupun dengan durasi yang
dipersingkat. Pada iklan versi “I Hate Slow” ini Smartfren sekaligus menekankan pada perkenalan modem Evdo Rev.A dengan seri CE682 dan
AC682. Iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow”
berdurasi 90 detik dengan mengusung tema yang akrab dengan kehidupan keseharian dan dikemas secara menarik. Iklan ini mengambil pengalaman
dari rasa luapan emosional orang yang sedang mengakses internet namun koneksinya lamban, sehingga cenderung ingin marah dikarenakan
terhambatnya aktivitas sehari-hari mereka yang lekat dengan internet lihat Gambar 9. Kemudian Smartfren hadir menjadi solusi bagi permasalahan
yang ada lihat Gambar 10. Ketika Smartfren hadir maka kehidupan terasa lebih menyenangkan dan semua orang kembali ceria dalam menjalani
keseharian.
Gambar 9.Smartf ren versi “I Hate Slow”menggambarkan kekecewaan pada
koneksi internethttp:www.youtube.comwatch?v=HojShQLx7xQ [11 Januari 2012]
Gambar 10. Smartfren muncul sebagai solusi internet yang anti lelet http: www.youtube.comwatch?v=HojShQLx7xQ [11 Januari 2012]
Adapun strategi pemasaran yang berusaha diusung pihak mobile broadband Smartfren melalui pembuatan iklan televisi
versi “I Hate Slow” adalah sebagai berikut:
1. Segmentasi Dalam kasus iklan mobile broadband Smartfren
versi “I Hate Slow” pemilihan segmentasinya adalah masyarakat yang mempunyai
kebiasaan menggunakan jaringan internet. 2. Targetting
Target yang dituju adalah pengguna internet yang mengalami permasalaha lambannya koneksi internet.
3. Positioning Dari iklan “I Hate Slow” diharapkan mampu meletakkan posisi mobile
broadband Smartfren sebagai solusi berinternet yang handal.
4.3. Karakteristik Responden
Informasi karakteristik responden diperoleh dari mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor yang memenuhi kriteria yaitu pernah menyaksikan iklan
televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” tanpa harus
membeli atau memilikinya. Berdasarkan hasil survey dapat dilihat pada Gambar 11 bahwa mahasiswa yang menonton iklan mobile broadband
Smartf ren versi “I hate Slow” sebanyak 73 persen adalah perempuan dan
sisanya sebanyak 27 persen berjenis kelamin laki-laki. Hal ini karena mayoritas mahasiswa strata satu di IPB adalah perempuan.
Gambar 11. Karakteristik jenis kelamin responden Data Primer, 2012 Pada kuesioner penelitian ini, karakteristik pengeluaran responden
mahasiswa dalam satu bulan terbagi menjadi lima kelas yaitu Rp 500.000; Rp 500.001
– Rp 1.000.000; Rp 1.000.001 – Rp 1.500.000; Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000 dan Rp 2.000.000 dapat dilihat pada Gambar 12. Mahasiswa
yang memiliki pengeluaran Rp 500.001 – Rp 1.000.000 70 persen
merupakan kelas pengeluaran yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor. Sedangkan mahasiswa yang memiliki
pengeluaran lebih dari Rp 2.000.000 memiliki persentase paling kecil yaitu sebesar 1 persen.
Gambar 12. Karakteristik pengeluaran responden Data Primer, 2012 Karakteristik responden dalam hal intensitas mengakses jaringan
internet terbagi menjadi empat kelas seperti terlihat pada Gambar 13. Hasil
27 73
Jenis kelamin
Laki laki Perempuan
8
70 17
4 1
Pengeluaran
Rp 500000 Rp 500001 - Rp 1000000
Rp 1000001 - Rp 1500000 Rp 1500001 - Rp 2000000
Rp 2000000
survey menyatakan sebanyak 84 persen mahasiswa mengakses jaringan internet setiap hari. Sedangkan mahasiswa yang mengakses jaringan internet
seminggu sekali mendapat persentase terkecil yaitu sebanyak 2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa internet telah menjadi kebutuhan yang penting
dalam kehidupan mahasiswa atau dapat dikatakan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor IPB
Gambar 13. Karakteristik intensitas mengakses internet Data Primer, 2012
Hasil studi pada mahasiswa menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengakses internet dirumah atau di tempat kos, yaitu sebanyak
89 persen diikuti dengan sebanyak 6 persen mahasiswa mengakses internet di kampus dapat dilihat pada Gambar 14. Hal ini mengindikasikan bahwa
mahasiswa lebih memilih mengakses internet melalui jaringan internet yang mereka miliki dirumah maupun di kosan daripada memanfaatkan
fasilitas layanan internet yang disediakan oleh kampus.
Gambar 14. Tempat mengakses jaringan internet Data Primer, 2012 Hasil dari Gambar 15 menyatakan bahwa responden mengakses
internet dengan menggunakan modem merupakan persentase terbesar dari keseluruhan pilihan jaringan internet, yaitu sebesar 79 persen. Hal ini
terkait penggunaan modem yang dianggap lebih praktis oleh mahasiswa untuk digunakan kapan saja dan dimana saja sesuai kebutuhan.
84 10
2 4
Intensitas akses internet
Setiap hari Seminggu 3 kali
Seminggu sekali Lainnya
89 6 4
1
Tempat akses internet
di rumahkosan Di kampus
Di warnet Lainnya
Gambar 15. Jaringan yang digunakan Data Primer, 2012 Hasil survey menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa mengakses
internet sendiri dengan persentase 95 persen, sedangkan persentase terkecil sebesar 1 persen untuk mahasiswa yang mengakses internet bersama pacar
dapat dilihat pada Gambar 16. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa internet kini telah menjadi kebutuhan pribadi atau personal.
Gambar 16. Rekan ketika mengakses internet Data Primer, 2012 Gambar 17 menunjukkan bahwa karakteristik responden yang
menonton televisi perhari sebesar 70 persen kemudian 4-5 jam sebesar 23 persen, dan lebih dari 6 jam sebesar 7 persen. Hal ini karena aktivitas
mahasiswa dalam bidang akademis, jadwal praktikum mahasiswa IPB, serta kegiatan organissi yang tergolong padat membuat mahasiswa lebih sering
berada diluar tempat tinggalnya sehingga waktu menonton televisinya hanya 1-3 jam per hari.
Gambar 17. Lama menonton televisi Data Primer, 2012
79 10
8 3
Fasilitas jaringan akses
Modem LAN
WIFI Lainnya
95 4
1 Sendiri
Teman Pacar
Rekan Mengakses Internet
70 23
7
Menyaksikan televisi hari
1-3 jam 4-5 jam
6 jam
Hasil survey melalui kuisioner mendapati 38 dari 100 responden adalah pengguna Smartfren. Tabel 9 menyatakan bahwa frekuensi
mahasiswa menonton iklan televisi mobile broadband Smartf ren versi “I
Hate Slow” sebelum dan sesudah membeli lebih banyak berada pada kelas 1 kali per hari dengan persentase sebesar 39,47 persen.
Tabel 9. Frekuensi menonton iklan televisi mobile broadband Smartfren
versi “I Hate Slow” sebelum dan sesudah melakukan pembelian
Frekuensi menonton iklan
“I Hate Slow” Sebelum membeli
Setelah membeli
1 kalihari 39,47
39,47 2 kalihari
7,89 21,05
3kalihari 21,05
13,16 Lainnya tidak tentu,
jarang, tidak ingat, dll 31,58
26,32
TOTAL 100
100
Sumber : Data Primer, 2012 Hasil survey kapada mahasiswa menunjukkan bahwa mayoritas
mahasiswa yang mengisi kuisioner adalah pengguna mobile broadband Smartfren dengan perolehan persentasi sebesar 47 persen dapat dilihat pada
Gambar 18. Hal ini dikarenakan semua responden yang mengisi kuesioner adalah mahasiswa yang sudah pernah menyaksikan iklan Smartf
ren versi „I Hate Slow” sehingga diindikasikan bahwa mahasiswa yang memiliki mobile
broadband Smartfren cenderung sudah pernah menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartf
ren versi “I Hate Slow”.
Gambar 18. Merek mobile broadband yang dimiliki Data Primer, 2012
22 7
6 12
47 6
Mobile broadband
TelkomselFlash AHA
IM2 Three
Smartfren Lainnya
Tindak lanjut dari data sebelumnya tentang pengguna broadband, Gambar 19 mendeskripsikan bahwa mayoritas mahasiswa pengguna mobile
broadband menggunakan paket internet dalam jangka waktu 1 bulan 96 persen, sedangkan hanya 4 persen mahasiswa yang menggunakan paket
internet dengan jangka waktu harian. Hal ini disesuaikan dengan jumlah pengeluaran dan kebutuhan mahasiswa akan internet, dalam hal ini tentu
saja paket bulanan lebih ekonomis dibanding paket harian yang diakumulasikan selama satu bulan dengan asumsi setiap hari mahasiswa
membutuhkan akses internet.
Gambar 19. Paket layanan internet Data Primer, 2012 Hasil survey kepada mahasiswa menyatakan bahwa 84 persen
mahasiswa lebih memilih program hiburan saat menonton televisi dapat dilihat pada Gambar 20. Sedangkan mahasiswa yang menonton berita
sebanyak 9 persen, acara olahraga sebesar 6 persen, dan pada posisi terakhir sebesar 1 persen menunjukkan mahasiswa yang memilih menonton program
anak-anak. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi produsen mobile broadband Smartfren untuk menayangkan iklannya di televisi pada acara
hiburan karena mahasiswa lebih sering menyaksikan acara hiburan dibandingkan program televisi lainnya.
Gambar 20. Program yang sering disaksikan mahasiswa Data Primer, 2012
4
96
Paket internet
Harian Bulanan
9 84
6 1
Berita Hiburan
Olahraga Program Anak-anak
Acara tv
Hasil survey pada mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa stasiun televisi yang paling sering disaksikan
mahasiswa adalah Trans TV dengan persentase sebesar 29 persen dan stasiun televisi yang paling sedikit disaksikan adalah TCL salah satu
saluran televisi kabel. Hal ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi produsen mobile broadband Smartfren untuk lebih sering
menayangkan iklan televisi mobile broadband Smartfren pada stasiun televisi Trans TV yang paling sering disaksikan mahasiwa.
Gambar 21. Stasiun televisi yang sering disaksikan mahasiswa Data Primer, 2012
Demikian karakteristik mahasiswa yang berhasil diperoleh dari survey dengan kuisioner yang telah diolah menjadi diagram agar mudah
dimengerti. Ulasan diatas diperoleh dari 100 yang pernah menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartf
ren versi “I Hate Slow” yang datanya telah lolos dalam pengujian validitas responden.
4.4. Hasil Analisis Partial Least Square PLS