Teknis Operasional Pembiayaan PT. BPRS Amanah Ummah

62 proyekusaha dilakukan sesuai nisbah yang telah disepakati bersama. Sedangkan kerugian ditanggung pemilik danamodal. E. Musyarakah MSA Perjanjian antara bank dengan nasabah sebagai pengusaha, dimana pihak bank maupun pengusaha secara bersama-sama membiayai usaha yang dikelola secara bersama maupun salah satu pemilik dana atau pihak yang disepakati bersama, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung sesuai dengan porsi modal penyertaan masing-masing. Dalam pembiayaan ini, pemilik dana boleh melakukan intervensi manajemen dalam usaha tersebut. F. Rahn Gadai Emas Syariah Akad penyerahan barang emas dari nasabah rahin kepada bank murtahin sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang. G. Qardhul Hasan QH dan Qard QR Perjanjian pemberian pinjaman bank kepada pihak kedua atau nasabah dan pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama sebesar yang dipinjam. Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama dan pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran maupun tunai. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan shadaqah, sedangkan Qard bersumber dari modal atau laba bank.

5.5. Teknis Operasional Pembiayaan PT. BPRS Amanah Ummah

Penyaluran dana dalam perbankan syariah biasa disebut dengan pembiayaan. Pada PT. BPRS Amanah Ummah terdapat unsur-unsur pembiayaan yaitu: a. Unsur Kepercayaan, yaitu mempercayakan sejumlah dana atau uang untuk dikelola nasabah. b. Unsur Waktu, yaitu adanya jangka waktu pengembalian pembiayaan. c. Unsur Risiko, yaitu akibat yang dapat timbul karena adanya jangka waktu antara pemberian pembiayaan dengan pelunasannya. d. Unsur Penyerahan, yaitu nilai ekonomi uang atau dana yang sikembalikan pada saat pelunasan nilai sama dengan nilai ekonomi uang pada saat pemberian pembiayaan. 63

5.5.1. Dasar Pertimbangan Pemberian Pembiayaan

Dalam memberikan pembiayaan BPRS Amanah Ummah sangat selektif untuk memilih nasabah, adapun yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan bank dalam memberikan pembiayaan adalah: a. Bank hanya melakukan hubungan usaha dengan perorangan, perusahaan atau kelompok usaha yang mempunyai karakter yang baik, jujur dan memiliki rasa tanggungjawab secara moral terhadap kewajibannya. b. Bank tidak mengorbankan kualitas pembiayaan yang semata-mata hanya karena mengejar pangsa pasar yang besar, margin keuntungan yang tinggi, prestise gengsi, persaudaraan, pertemanan maupun alasan lainnya. c. Tidak dibenarkan adanya pembiayaan yang disetujui tanpa analisa pembiayaan secara menyeluruh yang dilakukan oleh pejabat pemberi pembiayaan atas dasar integritas tinggi dengan menggunakan seluruh keahlian yang dimiliki. d. Pembiayaan yang telah distetujui tidak boleh dicairkan tanpa adanya surat perjanjian pembiayaan yang lengkap serta menyatakan kewajiban-kewajiban nasabah kepada bank. e. Bank tidak akan memberikan pembiayaan kepada jenis usaha yang tidak mampu menghasilkan proft margin minimal bagi hasil yang menjadi porsi bank untuk bisa menutupi biaya bank dan memberikan keuntungan baik kepada bank maupun kepada shahibul maal. f. Bank tetap berupaya menjaga tingkat pembiayaan diklasifikasikan diragukan dan macet tidak melebihi ambang batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia BI. g. Dalam pemberian pembiayaan wajib mempertimbangkan batasan-batasan yang berlaku mengenai BPMK, CAR, dan FDR sebagaimana yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tidak semua pengajuan permohonan pembiayaan dapat mempertimbangkan oleh bank untuk diterima, tetapi ada juga pengajuan pembiayaan yang tidak bisa dipertimbangkan atau ditolak yaitu: a. Pembiayaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah mengandung unsur judi, Gharar, dan riba. 64 b. Pembiayaan untuk spekulasi. c. Pembiayaan yang diajukan tanpa didukung dengan informasi keuangan yang memadai, kecuali untuk pembiayaan yang jumlahnya relatif kecil dapat disesuaikan seperlunya. d. Pembiayaan kepada nasabah yang bermasalah kepada bank lain. e. Pembiayaan yang memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh Sumber Daya Insani SDI bank f. Pembiayaan jangka panjang yang pelunasannya tidak bertahap pelunasan sekaligus. g. Pembiayaan yang lebih banyak mendatangkan mudharat daripada manfaat. h. Pembiayaan yang menurut analisa termasuk berisiko tinggi yang pada waktunya dapat menjadi pembiayaan bermasalah.

5.5.2. Alur Proses Pengajuan Pembiayaan

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap nasabah yang akan melakukan proses pengajuan pembiayaan di BPRS Amanah Ummah adalah menemui Customer Service, diberitahukan persyaratan administrai umum yang harus dipenuhi oleh nasabah. Selanjutnya nasabah membawa seluruh persyaratan ke bagian Account Officer untuk diproses. Adapun administrasi umum pembiayaan yang harus dibawa oleh nasabah adalah: 1. 4 lembar Photo Copy KTP pemohon yang masih berlaku 2. 2 lembar Photo Copy KTP suamiistri pemohon 3. 2 lembar Photo Copy Kartu Keluarga 4. 2 lembar Pas Photo berwarna 4 x 6 suami dan istri pemohon 5. 2 lembar Photo tempat usaha 6. Photo Copy jaminan: a. Kendaraan BPKB, STNK, faktur, trayek, kwitansi, KIR b. Rumahtanah Sertifikat Hak MilikSHM, SPPT 7. Photo jaminan kendaraanrumahtanah: a. 3 lembar untuk kendaraan belakang, depan, dalaminterior b. 2 lembar untuk rumah terlihat utuh c. 2 lembar untuk tanahsawah 8. Photo Copy rekening listrik, telepon dan air 3 tiga bulan terakhir 65 9. Buka rekening di BPRS Amanah Ummah 10. Photo Copy mutasi rekening di BPRS Amanah Ummah atau bank lain Kemudian Account Officer melakukan analisa pembiayaan yang diperlukan agar bank memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabah. Pada dasarnya ada 2 dua aspek yang dianalisa yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif yang disebut juga analisa terhadap kemampuan bayar adalah analisa terhadap aspek yang mencakup karakter dan komitmen nasabah dengan mencari informasi data nasabah melalui: 1. Wawancara, mencari informasi nasabah melalui nasabah sendiri. 2. On the spot, yaitu mencari kebenaranpembuktian melalui kunjungan ke lapanganobyek yang akan dibiayai, dan keberadaan nasabah. 3. Analisa usaha dan keuangan, dengan meneliti dan menghitung kekuatan nasabah meliputi bahan baku, pemasaran, proses produksi, persaingan, permodalan, neraca, RL, dan lain-lain. 4. Checking, dengan melakukan personal checking yaitu mencari informasi tentang nasabah melalui tokoh masyarakat atau orang-orang tertentu yang mengetahui nasabah tersebut, meliputi karakter, hubungan dengan tetangga, piutang, dan lain-lain. Kemudian melakukan trade checking yaitu mencari informasi melalui pelangganperusahaan yang berhubungan dengan nasabah, meliputi kualitas hubungan bisnis, utang piutang, reputasi bisnis dan manajemen. Selanjutnya melakukan market checking yaitu mencari informasi tentang pemasaran produk nasabah, meliputi posisi produk di pasar, volume penjualan, pangsa pasar dan pesaing. Tahapan terakhir adalah melakukan bank checking yaitu mencari informasi melalui Bank UmumBPRBPRS meliputi kualitas hubungan dengan bank, fasilitas yang diperoleh dan kolektibilitas. Sedangkan, analisa kuantitatif yang disebut juga dengan analisa terhadap kemampuan membayar adalah untuk menentukan kemampuan membayar dan perhitungan kebutuhan modal usaha nasabah dengan pendekatan pendapatan bersih. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam analisa kuantitatif adalah: 66 a. Analisa rugi laba masa lalu wawancara dan data b. Hitung semua penerimaan di luar usaha c. Hitung semua biaya di luar kegiatan usaha, seperti keluarga, pendidikan d. Hitung pendapatan bersih ….. a + b – c e. Tentukan perbandingan antara angsuran dengan pendapatan bersih rasio ansuran f. Besarnya angsuran maksimal adalah 50 - 70 dari pendapatan bersihnya g. Besarnya pembiayaan yang dapat diberikan adalah: rasio angsuran x pendapatan bersih x jangka waktu Setelah melalui analisa yang akurat dengan survei langsung ke lapangan oleh Account Officer tahapan selanjutnya adalah penilaian permohonan proposal pembiayaan yang dibahas dalam komite awal bidang marketing. Penilaian ini melalui beberapa tahapan, yaitu melakukan penilaian data nasabah; memperhatikan tujuan pembiayaan; memperhatikan latar belakang nasabah, dengan menilai identitas, karakter, kualitas manajemen nasabah dan kegiatan usaha; melakukan penilaian keuangan atas dasar realisasi pembukuan neraca, rugilaba, penjualan dan pembelian dan atas dasar proyeksi keuangan adanya rencana peningkatan kapasitas, omset penjualan, dan lain-lain; penilaian agunan; kesimpulan dan rekomendasi. Selanjutnya keputusan yang paling menentukan adalah pada komite akhir direksi yang membahas pengajuan pembiayaan nasabah dengan melakukan pertimbangan dari hasil penilaian permohonan proposal pembiayaan, jika disetujui maka nasabah dan Account Officer bermusyawarah untuk menentukan akad pembiayaan, apakah itu akad bagi hasil, akad jual beli atau akad qardul hasan. Apabila telah disepakati akad yang dipilih, maka akan diambil keputusan mengenai proporsi bagi hasil, harga jual barang, menentukan jangka waktu pengembalian dan besaran angsuran per bulan serta penandatanganan akad sebagai ijab kabul antara nasabah dengan pihak bank. Setelah semua kesepakatan disetujui oleh nasabah, selanjutnya untuk urusan administrasi pembiayaan akan diproses oleh ADMP dan dilakukan Droping pencairan. Alur proses pengajuan pembiayaan secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3. 67 Gambar 3. Alur Proses Pengajuan Pembiayaan PT. BPRS Amanah Ummah Sumber: Laporan Tahunan BPRS Amanah Ummah 2009 Nasabah Costumer Service Ditolak Diterima Account Officer Ditolak Diterima Proses Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif Komite Awal Kabid Marketing Ditolak Diterima Komite Akhir Direksi Ditolak Disetujui ADMP Droping 68 Dalam proses pengajuan pembiayaan, Komite awal bidang marketing akan menilai pembiayaan sampai dengan plafon Rp. 5 juta. Sedangkan, untuk plafon di atas Rp. 5 Juta akan ditentukan oleh Komite akhir Direksi yang terbagi menjadi Direktur menilai pembiayaan Rp. 5 Juta – Rp. 25 Juta, Direktur Utama menilai pembiayaan Rp. 25 Juta – Rp. 250 Juta, dan Komisaris menilai pembiayaan lebih dari Rp. 250 Juta.

5.6. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Amanah Ummah