122
VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK
SEKTOR AGRIBISNIS
7.1. Karakteristik Responden
Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang menjadi mitra BPRS Amanah Ummah. Keseluruhan responden tersebut
memiliki usaha di sektor agribisnis baik itu on-farm maupun off-farm Tabel 23.
Tabel 23. Karakteristik Responden Pembiayaan Syariah Sektor Agribisnis Pada
BPRS Amanah Ummah Berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin dan Wilayah Usaha Tahun 2009
Karakteristik Pertanian
N=1 Peternakan
N=3 Perikanan
N=4 Perdagangan
N=30 Total
Jumlah N=38
Komposisi Pendidikan
SD orang
1 1
9 11
28.95
SMP orang 5
5 13.16
SMA orang 1
2 14
17 44.74
D3 orang 1
1 2.63
S1 orang 1
1 1
1 4
10.53
Jenis Kelamin
Laki-Laki orang 2
2 27
31 81.58
Perempuan orang 1
1 2
3 7
18.42
Wilayah Usaha
Leuwiliang orang 20
20 52.63
Cibungbulang orang
1 1
2 5.26
Pamijahan orang 1
1 2.63
Ciampea orang 1
1 2.63
Dramaga orang 7
7 18.42
Tenjolaya orang 1
1 2.63
Parung orang 1
1 2.63
Gn. Sindur orang 2
2 5.26
Bogor Tengah orang 3
3 7.89
Berdasarkan Tabel karakteristik di atas dapat ditunjukkan bahwa pada bidang pertanian nasabah yang ada memiliki tingkat pendidikan S1. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada usaha pertanian tingkat pendidikan yang dimiliki oleh nasabah sangat tinggi. Pada usaha peternakan tingkat pendidikan yang dimiliki
oleh nasabah cenderung lebih merata. Hal ini disebabkan jumlah nasabah yang memiliki tingkat pendidikan SD, SMA dan S1 sama-sama berjumlah satu orang.
Pada usaha perikanan, karakteristik pendidikan yang dimiliki oleh nasabah didominasi oleh nasabah yang memiliki tingkat pendidikan hingga SMA. Hal ini
terlihat dari jumlah nasabah yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak satu orang, tingkat pendidikan SMA sebanyak dua orang, dan tingkat pendidikan S1
sebanyak satu orang. Pada sektor off-farm atau perdagangan, tingkat pendidikan yang dimiliki
oleh nasabah cenderung lebih bervariatif. Hal ini terlihat dari jumlah nasabah
123 yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak sembilan orang, tingkat
pendidikan SMP sebanyak lima orang, tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 orang, tingkat pendidikan D3 sebanyak satu orang, dan tingkat pendidikan S1
sebanyak satu orang. Namun, pada sektor perdagangan terlihat nasabah yang memiliki tingkat pendidikan SMA lebih mendominasi.
Berdasarkan jenis kelamin, sektor pertanian didominasi oleh perempuan yang memang hanya terdapat satu nasabah yang memanfaatkan pembiayaan
syariah ini untuk berusaha di sektor pertanian. Pada sektor pertenakan terdapat dua responden berjenis kelamin laki-laki dan satu responden berjenis kelamin
perempuan. Pada sektor perikanan dapat dikatakan berimbang karena terdapat dua responden laki-laki dan dua responden perempuan yang memanfaatkan
pembiayaan syariah untuk berusaha di sektor perikanan. Pada sektor perdagangan terdapat 27 responden laki-laki dan tiga responden perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa sektor perdagangan didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan jenis kelamin terdapat 31 responden berjenis
kelamin laki-laki dan tujuh responden perempuan. Sehingga, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pembiayaan syariah yang ada di BPRS Amanah Ummah lebih
banyak disalurkan responden dengan jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan untuk memanfaatkan pembiayaan syariah tersebut pada sektor
agribisnis. Berdasarkan wilayah usaha dapat dilihat sebaran wilayah usaha dari tipa
nasabah yang ada pada BPRS Amanah Ummah, pada sektor pertanian terdapat sebaran sebanyak satu orang untuk wilayah Cibungbulang. Pada sektor peternakan
terdapat sebaran wilayah sebanyak satu orang di wilayah Cibungbulang, satu orang yang memiliki wilayah usaha di Tenjolaya, dan satu orang yang memiliki
wilayah usaha di Parung. Untuk sektor perikanan terdapat sebaran wilayah sebanyak satu orang yang memiliki wilayah usaha di Pamijahan, satu orang yang
memiliki wilayah usaha di Ciampea, dan dua orang yang memiliki wilayah usaha di Gunung Sindur. Sedangkan, untuk sektor perdagangan sebaran wilayah usaha
terdapat pada daerah Leuwiliang sebanyak 20 orang, tujuh orang yang memiliki wilayah usaha di Dramaga, dan tiga orang yang memiliki wilayah usaha di Bogor
Tengah.
124
Tabel 24. Karakteristik Responden Pembiayaan Syariah Sektor Agribisnis Pada
BPRS Amanah Ummah Berdasarkan Realisasi Pembiayaan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Keuntungan Usaha, Frekuensi Pembiayaan,
Nisbah Bagi HasilMargin, Tahun Pendidikan, dan Komposisi Modal Usaha Tahun 2009
Keterangan Pertanian
Perikanan Peternakan
Perdagangan Rata-rata
Total Realisasi
Pembiayaan Rp
80.000.000,00 313.750.000,00
48.333.333,00 34.433.333,33
119.129.166,58 Jumlah
Tanggungan Keluarga
Orang 4,00
5,00 4,00
3,77 4,19
Keuntungan Usaha
RpTahun 16.604.333,20
453.626.456,10 116.438.000,00
143.505.995,00 182.543.696,08
Frekuensi Pembiayaan
Kali 10,00
2,50 5,00
2,57 5,02
Nisbah Bagi HasilMargin
RpTahun 8.800.000,00
47.625.000,00 5.913.333,00
5.818.000,00 17.039.083,25
Komposisi Modal Usaha
35,31 53,47
67,41 64,05
55,06
Berdasarkan Tabel 24 terdapat beberapa karakteristik rata-rata yang dapat dideskripsikan berdasarkan realisasi pembiayaan, jumlah tanggungan keluarga,
keuntungan usaha, frekuensi pembiayaan, nisbah bagi hasilmargin, tahun pendidikan, dan komposisi modal usaha. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
karakteristik serta kecenderungan dari setiap subsistem yang ada pada sistem agribisnis. Sehingga, karakteristik usaha dapat ditunjukkan bersama dengan
karakteristik pembiayaan itu sendiri. Pada realisasi pembiayaan oleh BPRS Amanah Ummah dapat diketahui
karakteristik rata-rata sektor mana pada sistem agribisnis yang paling besar realisasi pembiayaannya. Pada sektor pertanian rata-rata realisasi pembiayaan
sebesar Rp. 80.000.000. Pada sektor perikanan memiliki rata-rata realisasi pembiayaan sebesar Rp. 313.750.000. Pada sektor peternakan memiliki rata-rata
realisasi pembiayaan sebesar Rp. 48.333.333. Pada sektor perdagangan memiliki rata-rata realisasi pembiayaan sebesar Rp. 34.433.333,33. Sedangkan, secara
keseluruhan didapatkan rata-rata total realisasi pembiayaan dari setiap sektor usaha sebesar Rp. 119.129.166,58. Pada realisasi pembiayaan ini dapat dilihat
bahwa pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis paling besar dialokasikan untuk usaha sektor perikanan.
125 Karakteristik responden pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis dapat
dilihat dari jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh nasabah BPRS Amanah Ummah. Jumlah tanggungan keluarga untuk sektor pertanian memiliki
nilai rata-rata sebanyak empat orang. Jumlah tanggungan keluarga untuk sektor perikanan memiliki nilai rata-rata sebanyak lima orang. Jumlah tanggungan
keluarga untuk sektor peternakan memiliki nilai rata-rata sebanyak empat orang. Sedangkan, jumlah tanggungan keluarga untuk sektor perdagangan memiliki nilai
rata-rata sebanyak empat orang dengan pembulatan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat ternyata jumlah tanggungan keluarga besar adalah pada sektor
perikanan. Sedangkan untuk sektor lainnya masing-masing memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak empat orang. Hal tersebut menjadi acuan bahwa
jumlah tanggungan keluarga yang lebih besar akan berdampak pada realisasi pembiayaan yang lebih besar dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.
Pada sektor pertanian keuntungan usaha rata-rata yang dimiliki oleh responden pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis sebesar Rp. 16.604.333,20
pertahun, untuk sektor perikanan keuntungan usaha rata-rata yang dimiliki sebesar Rp. 453.626.456,10 pertahun, untuk sektor peternakan keuntungan usaha rata-rata
yang dimiliki sebesar Rp. 116.438.000 pertahun, sedangkan untuk sektor perdagangan
keuntungan usaha
rata-rata yang
dimiliki sebesar
Rp. 143.505.995,00 pertahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa keuntungan usaha
terbesar ada pada sektor perikanan dan keuntungan usaha terkecil ada pada sektor pertanian. Keuntungan usaha yang besar pada sektor perikanan menunjukkan
bahwa usaha perikanan sangat menguntungkan dan memiliki prospek usaha yang sangat tinggi.
Karakteristik nasabah BPRS Amanah Ummah yang memanfaatkan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis dapat dilihat melalui frekuensi
pembiayaan yang telah dilakukan oleh pihak nasabah. Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa rata-rata nasabah yang berada pada sektor pertanian memiliki
rata-rata pemanfaatan pembiayaan sebanyak 10 kali. Pada sektor perikanan nasabah
pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis memiliki rata-rata pemanfaatan pembiayaan sebanyak tiga kali sebagai pembulatan. Pada sektor
peternakan nasabah mitra pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis memiliki
126 rata-rata pemanfaatan pembiayaan sebanyak lima kali. Sedangkan, pada sektor
perdagangan nasabah mitra pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis memiliki rata-rata pemanfaatan pembiayaan sebanyak tiga kali sebagai pembulatan. Pada
rata-rata total sektor usaha dapat diketahui frekuensi pembiayaan yang telah dilakukan oleh nasabah BPRS Amanah Ummah sebanyak lima kali sebagai
pembulatan. Apabila dilihat ternyata sektor pertanian paling banyak memanfaatkan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis.
Nisbah bagi hasilmargin yang dimiliki oleh nasabah BPRS Amanah Ummah untuk setiap sektor akan menunjukkan seberapa besar nilai nisbah bagi
hasilmargin yang diberikan untuk pihak BPRS Amanah Ummah. Pada sektor pertanian didapatkan nisbah bagi hasilmargin sebesar Rp. 8.800.000 pertahun,
untuk sektor perikanan memiliki nisbah bagi hasilmargin sebesar Rp. 47.625.000 pertahun, untuk sektor peternakan memiliki nisbah bagi hasilmargin sebesar Rp.
5.913.333 pertahun, dan untuk sektor perdagangan memiliki nisbah bagi hasilmargin sebesar Rp. 5.818.000,00 pertahun. Sedangkan, untuk rata-rata total
dari seluruh sektor usaha memiliki nisbah bagi hasilmargin sebesar Rp. 17.039.083,25 pertahun. Tetapi ada kecenderungan bahwa sektor perikanan
memiliki nisbah bagi hasilmargin yang jauh lebih besar dibandingkan sektor usaha lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa nasabah pada sektor perikanan
melakukan pembiayaan yang jauh lebih besar dibandingkan sektor lainnya, walaupun secara jumlah nasabah pada sektor perikanan hanya ada empat
responden yang menjalankan usaha tersebut. Apabila melihat komposisi modal usaha yang dimiliki oleh nasabah maka
akan terlihat bahwa pada sektor pertanian rata-rata petani memiliki komposisi modal pribadi yang digunakan pada usahanya sebesar 35,31 persen, sektor
perikanan sebesar 53,47 persen, sektor peternakan sebesar 67,41 persen, dan sektor perdagangan sebesar 64,05 persen. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui ternyata secara keseluruhan nasabah pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis memiliki rata-rata komposisi modal pribadi sebesar 55,06 persen dari
total modal yang diperlukan.
127
7.2. Asumsi BLUE Analisis Faktor-Faktor Realisasi Pembiayaan Syariah