Efektivitas Pembiayaan Analisis Efektivitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Syariah pada Sektor Agribisnis (Studi Kasus : PT. BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor)

19 semakin besar pembiayaan Murabahah yang diperoleh nasabah maka semakin tinggi laba dan aset usaha nasabah. Penelitian yang akan dilakukan kali ini memiliki perbedaan dalam ruang lingkup penelitian. Penelitian yang akan dilakukan pada PT. BPRS Amanah Ummah mencakup analisis efektivitas pembiayaan syariah pada sektor agribisnis yang dilihat dari sisi penyaluran menurut pihak bank, keragaan pembiayaan syariah pada pihak nasabah dan pemanfaatan pembiayaan syariah oleh nasabah melalui pengaruh pembiayaan syariah terhadap perubahan keuntungan nasabah serta melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis. Adapun persamaan yang ada adalah dalam hal metode analisis terhadap pengaruh pembiayaan syariah yang dilakukan, yaitu melalui metode uji beda T-tes.

2.3. Efektivitas Pembiayaan

Pembiayaan adalah istilah syariah dalam lembaga keuangan mikro ataupun makro untuk meyalurkan dananya. Menurut Aryati 2006 dalam skripsinya menyatakan bahwa efektif atau tidaknya suatu penyaluran pembiayaan pada BMT dapat dinilai berdasarkan beberapa parameter antara lain: persyaratan peminjaman, prosedur peminjaman, prosedur peminjaman, realisasi kredit, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas bank, lokasi bank, jaminanagunan, pengetahuan dan partisipasi nasabahnasabah, serta memberikan dampak positif. Syafar 2006 menyatakan bahwa untuk menolong permodalan usaha masyarakat perdesaan, efektivitas harus terlebih dahulu dicapai namun tanpa mengabaikan aspek efisiensi. Lembaga keuangan yang ditujukan untuk masyarakat seharusnya suatu lembaga pemerintah untuk melayani golongan miskin, sehingga memiliki tingkat efektivitas yang baik dalam kecepatan dalam mencapai sasaran. Efektivitas pembiayaan dapat dinilai dari efektivitas pengajuan pembiayaan, penyaluran pembiayaan, penggunaanpemanfaatan pembiayaan dan pengembalian pembiayaan tersebut. Efektivitas pembiayaan dapat diukur dengan cara melihat kemantapan prosedur pembiayaan atau efektivitas pembiayaan menurut shahibul maal berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 20 1. Jumlah nasabah yang menunjukkan bahwa sistem pembiayaan dapat diterima dan mampu menjangkau sasaran secara luas. 2. Keragaman mata pencaharian nasabah yang menunjukkan jangkauan pembiayaan yang dijalankan. 3. Frekuensi pinjaman nasabah, sebagai tingkat keseringan nasabah dalam mengambil pembiayaan. 4. Frekuensi tunggakan, sebagai tingkat keseringan nasabah dalam menunggak pembayaran dalam satu proses peminjaman. 5. Pelayanan pembiayaan, sejauh mana tingkat pelayanan yang dilakukan, mulai dari pengajuan pembiayaan sampai realisasi pembiayaan. Efektivitas pembiayaan menurut Mudharib berdasarkan beberapa parameter, antara lain Syafar, 2006: 1. Prosedur pembiayaan yang menunjukkan kemudahan bagi nasabah untuk memahaminya. 2. Persyaratan pembiayaan yang menunjukkan kesanggupankemudahan bagi nasabah pembiayaan untuk memenuhinya, termasuk adatidak adanya jaminan. 3. Waktu pencairan atau realisasi yang menunjukkan kecepatan pihak BMT untuk mewujudkan pembiayaan yang diajukan. 4. Lokasi BMT yang menunjukkan kemudahan bagi nasabah pembiayaan untuk mengakses sumber permodalan yang disediakan. 5. Dampak pembiayaan yang menunjukkan tingkat kemanfaatan pembiayaan. Hasil analisis akan menunjukkan dua kemungkinan yaitu baik atau kurang baik. Jika terbukti bahwa hasil penelitian menunjukkan pengelolaan pembiayaan agribisnis syariah baik maka hal ini akan tercermin pada diri pelaku shahibul maal maupun mudharib. Namun, jika hasil evaluasi ternyata menunjukkan pengelolaan pembiayaan agribisnis kurang baik, maka harus ada umpan balik feed back kepada pihak shahibul maal guna memberikan solusi dan strategi dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan atas kekurangan pengelolaan pembiayaan tersebut. 21 Kurnia 2009 menyatakan salah satu indikator yang digunakan dalam melihat keberhasilan suatu program pembiayaan dan program-program sejenis adalah perubahan pendapatan sasaran program pembiayaan. Program pembiayaan selain berorientasi pada peningkatan produk atau optimalisasi penggunaan sumberdaya yang lain, pada akhirnya juga dimaksudkan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sasaran program. Program keuangan juga dikatakan efektif apabila dapat menghapuskan hambatan-hambatan yang ada. Keberhasilan suatu program keuangan tidak hanya dilihat dari jumlah pembiayaan yang dapat disalurkan oleh lembaga keuangan, tetapi juga dilihat dari tingkat pengembaliannya karena tingkat pengembalian pembiayaan akan mempengaruhi program keuangan selanjutnya. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi peluang pengembalian pembiayaan oleh nasabah BMT Renggani 1998 diacu dalam Syafar 2006: 1. Faktor ekonomi yaitu jumlah pinjaman, jumlah selisih pendapatan dan pengeluaran keluarga, biaya transportasi ke BMT dan borrowing cost. 2. Faktor-faktor non ekonomi yaitu tingkat pendidikan nasabah, jangka waktu realisasi pembiayaan dan jenis penggunaan pembiayaan. Tingkat pengembalian pembiayaan merupakan kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaannya. Selain itu, efektivitas program pembiayaan juga dapat ditunjukkan dengan penunggakkan yang terjadi. Hasil penelitian tim Unibraw 1998 diacu dalam Syafar 2006 menunjukkan bahwa penyebab lemahnya pengembalian pembiayaan oleh petani dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: prosedur yang berbelit, rendahnya hasil usaha pendapatan rendah, penyimpangan penggunaan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tidak adanya hukuman atas keterlambatan dalam pengembalian pembiayaan, kurangnya perangsang pengembalian, adanya permintaan pembiayaan fiktif dan rendahnya efektivitas penagihan oleh petugas pembiayaan. Sedangkan, menurut Hidayat 2004 menyatakan bahwa efektif atau tidaknya suatu penyaluran pembiayaan dapat dinilai berdasarkan beberapa parameter, antara lain persyaratan peminjaman, prosedur peminjaman, realisasi kredit, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas bank, lokasi bank, 22 jaminanagunan, pengetahuan dan partisipasi nasabahnasabah, serta dapat memberikan dampak positif. Dalam penelitian yang akan dilakukan pada BPRS Amanah Ummah ini efektivitas pembiayaan dilihat dari: 1. Prosedur pembiayaan, melalui mekanisme penyaluran pembiayaan 2. Pengaruh pembiayaan terhadap kinerja usaha nasabah, melalui pemanfaatan pembiayaan oleh nasabah. Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk modal atau tambahan modal usaha dikatakan efektif apabila prosedur pembiayaan telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, pembiayaan yang diberikan dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha nasabah. Analisis keefektifan pembiayaan ini dilakukan untuk menilai sejauh mana kinerja pembiayaan yang telah dilakukan BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang, Bogor.

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Syariah