Pengembangan Pariwisata Alam Development of Nature-based Tourism in National Park Management Section (SPTN) I Kuningan areas, Gunung Ciremai National Park, Kuningan Regency, West Java Province

hiburan semata, namun merupakan jenis pariwisata yang dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas wawasan dengan mempelajari sesuatu dari alam, flora dan fauna atau bahkan dari kehidupan masyarakat etnis setempat. Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, dalam praktik jelas terlihat bahwa bentuk wisata ini secara aktif menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya, melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap kesejahteraan masyarakat, dan dilakukan dalam bentuk wisata independen atau organisasi kelompok kecil UNEP 2000 dalam Damanik dan Weber 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam pada Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa wisata alam merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Hakim 2004 wisata alam merupakan aktivitas wisata menuju tempat- tempat alamiah yang biasanya diikuti oleh kegiatan olah fisik wisatawan. Tempat wisata favorit wisatawan ini biasanya kebanyakan termasuk kawasan lindung, seperti Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Hutan Raya dan Taman Laut.

2.4 Pengembangan Pariwisata Alam

Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam serta usaha yang terkait dengan wisata alam. Pengusahaan pariwisata alam merupakan suatu kegiatan untuk menyelenggarakan usaha sarana pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam berdasarkan rencana pengelolaan PP No.36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwaa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Selanjutnya dijelaskan pada PP No. 36 Tahun 2010 bahwa sejalan dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam maka taman nasional yang memiliki keunikan dan keindahan alam sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata alam, disamping sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan. Untuk mengoptimalkan kegiatan pariwisata alam di taman nasional diikutsertakan pengusahaan pariwisata alam. Pengusahaan pariwisata alam dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penyelenggaraan pengusahaan pariwisata alam harus memperhatikan beberapa faktor: a. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya b. Kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya c. Nilai-nilai agama, adat-istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat d. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup e. Kelangsungan pengusahaan pariwisata alam itu sendiri, dan f. Keamanan dan ketertiban masyarakat. Penetapan kawasan strategis untuk pariwisata dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu Undang-undang No 10 Tahun 2009: a. Sumberdaya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata. b. Potensi pasar c. Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah d. Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dan menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup e. Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya f. Kesiapan dan dukungan masyarakat; dan g. Kekhususan wilayah Konsep pengembangan pariwisata alam pada daerah konservasi yang dianggap paling penting yaitu pengembangan obyek dan daya tarik wisata dengan adanya tujuan pendidikan bagi wisatawan tentang apa yang mereka lihat dan mereka rasakan dengan penekanan pendidikan terhadap masalah ekologi dan konservasi. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan 2003 menyebutkan ada lima prinsip pengembangan pariwisata alam yaitu: 1. Konservasi: menghindari dampak negatife terhadap lingkungan, sosial, budaya dan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan beserta keanekaragaman hayati yang dimilikinya dengan adanya pengaturan pengunjung yang sesuai daya dukung kawasan. 2. Edukasi: memberikan pendidikan konservasi pada masyarakat setempat dan pengunjung serta pengelolanya dengan mengembangkan program interpretasi lingkungan yang bertujuan untuk menimbulkan kesadaran dan kepedulian terhadap sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 3. Ekonomi: terjaminannya kesinambungan usaha yang dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar, pengelola dan penyelenggara pariwisata alam. Sehingga dapat memacu pembangunan wilayah setempat baik lokal, regional maupun nasional. 4. Peran Masyarakat: masyarakat ikut berperan mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, tetap memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat serta memahami struktur sosial dan budaya masyarakat. 5. Rekreasi: pengunjung memperoleh kepuasan dan kenyamanan dalam perjalanan wisata di lokasi yang masih alami dan mempunyai fungsi konservasi. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat