dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat tujuan kunjungan wisatawan Marpaung 2002.
Undang – Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada Bab I
Pasal 1 menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Definisi obyek wisata menurut Wardiyanta 2006 adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik wisatawan dan dapat memberikan kepuasan pada
wisatawan. Obyek wisata tersebut bisa berupa 1 berasal dari alam, misalnya pegunungan, hutan dan pantai, 2 merupakan hasil budaya, misalnya museum dan
candi, 3 hasil dari kegiatan atau aktivitas manusia seperti tarian dan karnaval. Hal ini sama dengan Marpaung 2002 yang membagi daya tarik wisata menjadi tiga
klasifikasi yaitu daya tarik alam, budaya dan daya tarik buatan manusia, sedangkan definisi obyek dan daya tarik wisata menurutnya adalah suatu bentukan
atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, menarik wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah.
Kodhyat 2007 obyek dan daya tarik wisata merupakan komponen paling utama karena merupakan pendorong atau sebagai motivasi wisatawan untuk
datang berkunjung pada daerah wisata tersebut, obyek dan daya tarik wisata menurutnya dibagi dalam empat jenis yaitu Alam, Budaya, Aktivitas dan
Peristiwa.
2.3 Ekowisata dan Wisata Alam
Ekowisata dapat diartikan secara bebas sebagai suatu jenis pariwisata yang dalam penyelenggaraannya tidak menuntut tersedianya fasilitas akomodasi yang
modern dan peralatan yang mewah dengan bagunan yang megah. Ekowisata ini dilakukan dengan kesederhanaan, memelihara keaslian alam dan lingkungan, seni
budaya, adat-istiadat kehidupan masyarakat sekitar, menciptakan ketenangan dan keseimbangan dalam pembangunannya dengan alam sekitarnya. Sehingga
ekowisata bukan termasuk jenis pariwisata yang hanya menghamburkan uang dan
hiburan semata, namun merupakan jenis pariwisata yang dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas wawasan dengan mempelajari sesuatu dari alam, flora
dan fauna atau bahkan dari kehidupan masyarakat etnis setempat. Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan
suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, dalam praktik jelas terlihat bahwa bentuk wisata ini secara aktif menyumbang
kegiatan konservasi alam dan budaya, melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata serta memberikan
sumbangan positif terhadap kesejahteraan masyarakat, dan dilakukan dalam bentuk wisata independen atau organisasi kelompok kecil UNEP 2000 dalam
Damanik dan Weber 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam pada Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa wisata alam
merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan
keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.
Hakim 2004 wisata alam merupakan aktivitas wisata menuju tempat- tempat alamiah yang biasanya diikuti oleh kegiatan olah fisik wisatawan. Tempat
wisata favorit wisatawan ini biasanya kebanyakan termasuk kawasan lindung, seperti Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Hutan Raya dan Taman Laut.
2.4 Pengembangan Pariwisata Alam