a b
Gambar 19 a Lapangan Bola Buper Cibeureum, dan b Camping ground. Camping ground pada buper ini berada di bawah pohon pinus sebelah atas
dan bawah lapangan bola, sedangkan lapangan bola biasanya dipakai oleh peserta kemah untuk upacara, api unggun dan kegiatan lainnya. Jenis flora dan fauna yang
dapat ditemui dilokasi Buper Cibeureum ini antara lain pinus Pinus merkusii, kopi Coffea sp, beringin Ficus benjamina, salam Eugenia polyantha, pulus,
ambit Elaeocarpus grandiflora dan huni. Sedangkan jenis fauna yang bisa ditemukan diantaranya yaitu elang hitam Ictinaetus malayensis, cinenen pisang
Orthotomus sutorius dan cekakak sungai Todirhamphus chloris.
5.2.4 Buper Cibunar
Lokasi Buper Cibunar merupakan pos I pendakian Gunung Ciremai jalur Linggarjati yang berada di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus. Luas buper ini
sekitar ± 7,352 Ha. Sepanjang perjalanan menuju buper pengunjung dapat melihat pemandangan area persawahan dan perkebunan warga, diantaranya kebun cengkih
dan nilam yang daunnya dipergunakan warga sebagai bahan minyak wangi serta perkebunan beberapa jenis umbi dan sayur seperti yang terlihat pada Gambar 20.
a b
Gambar 20 a pesawahan dan b perkebunan warga menuju Buper. Keunikan Buper Cibunar ini yaitu pemandangan alam pengunungan.
Topografi dan lokasi buper yang berada di jalur pendakian menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin berkemah di Buper ini, terutama untuk
kegiatan pelantikan ekstrakurikuler sekolah, atau kegiatan pecinta alam lainnya. Pengunjung yang banyak berkemah di Buper ini biasanya para pendaki yang
beristirahat setelah pendakian atau persiapan untuk pendakian, lokasi Buper berada di bawah tegakan pohon pinus seperti pada Gambar 21.
Gambar 21 Camping ground Cibunar. Flora yang banyak ditemukan pada buper ini antara lain pinus Pinus
merkusii, kayu afrika Maesopsis eminii, suren, mahoni Swietenia macrophylla, kaliandra Calliandra haematocepala dan beberapa tanaman
agroforestry seperti alpukat Persea americana, lada dan durian Durio
zibethinus. Pada lokasi buper juga ditemukan tanaman nilam. Sedangkan fauna yang dapat ditemui antara lain kutilang Pycnonotus aurigaster, cinenen pisang
Orthotomus sutorius, walik dan beberapa jenis burung semak.
5.2.5 Buper Balongdalam
Bumi perkemahan Balongdalam merupakan salah satu obyek wisata TNGC seluas ± 5,216 Ha. Menurut cerita masyarakat Balongdalem ini merupakan tanah
milik masyarakat yang memiliki dua orang anak yaitu Buyut Bayu dan Buyut Bangun. Kedua bersaudara kakak beradik ini berdebat dan bersengketa dalam
memperebutkan hak kepemilikan tanah tersebut. Cerita perseteruan itu sampai terdengar oleh Sultan Matang Haji di Cirebon. Beliau melihat perseteruan tersebut
dan mengambil keputusan bahwa tanah komplek Balong Dalem dan pengairannya dikuasai oleh negara dan pengelolaannya diwakilkan pada Sultan Matang Haji.
Kemudian beliau memerintahkan untuk menanam pohon Raksamala yang mengandung arti raksa yaitu ngaraksa dan mala yaitu mamala, sehingga pohon
Raksamala tersebut mengandung arti menjaga dari adanya mamala. Pada lokasi wisata Balongdalem ini terdapat tempat keramat yaitu makan
Pansarcan Buyut Bayu dan Buyut Goong Gambar 22 yang sampai saat ini masih banyak orang berziarah dengan tujuan tertentu. Peziarah datang pada hari-hari
tertentu seperti malam jum ’at kliwon, peziarah yang datang biasanya berasal dari
daerah luar Kuningan seperti Cirebon dan Indramayu.
a b
Gambar 22 a Makam Pansarcan Buyut Bayu dan b Makam Buyut Goong.
Salah satu upacara adat yang khusus dilakukan di obyek wisata Balongdalem yaitu kawin cai. Upacara adat ini dilakukan untuk mengingatkan
masyarakat agar menjaga sumber mata air yang ada di desa mereka. Upacara adat ini biasanya dilakukan pada bulan Oktober setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini
dilangsungkan di depan sumber mata air Titrayatra yaitu sebuah area terbuka yang disebut dengan “Karang Mangu” Gambar 23. Air dalam upacara kawin cai
berasal dari sumber air Tirtayatra yang berada di obyek wisata Balongdalem Desa Babakanmulya dengan air dari tujuh sumur di kawasan obyek wisata Cibulan
Desa Maniskidul yaitu sumur Kejayaan, Keselamatan, Kemudahan, Kemulyan, Cirencana, Cisadane dan Pengabulan.
a b
Gambar 23 a Karang mangu dan b Sumber air Titrayatra. Prosesi upacara adat ini dimulai dengan tarian dan arak-arakan menuju
sumber mata air, kemudian dilanjutkan dengan menanam pohon dan menebarkan benih ikan di sekitar mata air. Adapun ritual yang unik dan khas yaitu menyatukan
air yang berasal dari mata air Balongdalem dengan air dari Cibulan. Setelah air dari kedua sumber tersebut disatukan ke dalam kendi, air tersebut sebagian
dimasukan ke dalam Balongdalem sebagai pertanda agar masyarakat di daerah tersebut tidak mengalami kekurangan air
Selain itu terdapat “Taman Makam Pahlawan Samudera” Angkatan Laut
RI terdiri dari 20 makam yang gugur dalam beberapa pertempuran geriliya melawan Belanda yang disajikan pada Gambar 24. Setiap peringatan hari
pahlawan atau hari kemerdekaan 17 Agustus selalu diadakan upacara peringatan di lokasi ini, bahkan pada malam hari sebelum peringatan hari pahlawan sering
diadakan doa dan dzikir bersama yang dilakukan oleh masyarkat dan keluarga yang berziarah.
Gambar 24 Makam Pahlawan Samudra. Selain situs budaya dan sejarah daya tarik obyek wisata ini juga terdapat
camping ground yang berada di bawah rimbunan pohon Ki Hujan, serta kolam dengan kedalaman hingga 3 meter Gambar 25. Area camping ini letaknya
berdekatan dengan permukiman penduduk, dan pada kolam yang biasa dipakai berenang dan memancing terdapat ikan nila dan ada beberapa ikan dewa.
Tumbuhan yang dapat ditemui yaitu rasamala Altingia exelsa, pulus, pinus Pinus merkusii dan bunga pagoda Clerodendron paniculatum. Sedangkan
satwa yang sering ditemukan diantaranya elang hitam Ictinaetus malayensis, burung kacamata Zosterops sp, dan kutilang Pycnonotus aurigaster.
a b
Gambar 25 a Kolam air Balongdalem dan b Camping ground.
5.2.6 Lembah Cilengkrang