4.3 Kondisi Fisik 4.3.1
Iklim
Iklim TNGC berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk kedalam tipe iklim B dan C. Curah hujan pada kawasan ini berkisar antara 2.000-
4.000 mmtahun dengan curah hujan rata-rata 3.500 mmtahun, sedangkan curah hujan tertinggi mencapai 4.000-4.500 mmtahun yang terjadi di daerah sekitar
puncak dan curah hujan terendah antara 2.000-2.500 mmtahun yang terjadi di sebelah timur kawasan Rachmat 2007.
4.3.2 Topografi
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki topografi yang bergelombang dan berbukit sepanjang bagian kaki gunung hingga bagian puncak
tertinggi yang mencapai 3.078 m dpl Hadiprasetya 2009.
4.3.3 Hidrologi
Kawasan Gunung Ciremai kaya dengan sumberdaya air berupa sungai dan mata air. Berdasarkan hasil inventarisasi mata air tahun 2006 di dalam kawasan
TNGC terdapat 156 mata air. Seratus empat puluh tujuh mata air mengalir sepanjang tahun untuk wilayah Kuningan, sedangkan wilayah Majalengka
terdapat 36 mata air produktif dan 7 sungai yang mengalir sepanjang tahun. Kualitas air yang dihasilkan memenuhi standar kriteria kualitas air minum,
sehingga merupakan sumber pasokan air minum PDAM Cirebon yang penampungannya terletak di desa Paniis Kecamatan Pasawahan Kabupaten
Kuningan BTNGC 2006.
4.4 Flora dan Fauna
4.4.1 Flora
Kondisi vegetasi kawasan TNGC terdiri dari tipe hutan hujan dataran rendah, tipe hutan hujan pegunungan dan hutan pegunungan sub alpin. Flora yang
banyak ditemukan di TNGC antara lain: huru meuhmal Litsea tomentosa, kileho Saurauia pendula, pinus Pinus merkusii, saninten Castanopsis javanica,
walen Ficus ribes dan edelweis Irwan 2009. Selain itu terdapat pula beberapa jenis tanaman hias seperti anggrek dan kantong semar.
4.4.2 Fauna
Keanekaragaman jenis di Ciremai cukup tinggi. Jenis satwa yang ada di kawasan ini antara lain: macan kumbang Phantera pardus, kijang Muntiacus
muntjak, landak Hystrix brachyura dan babi hutan Sus scrofa. Primata yang dapat ditemukan pada kawasan Ciremai yaitu surili Presbytis comata dan lutung
budeng Trachypithecus auratus. Sedangkan untuk jenis burung yaitu elang jawa Spizaetus bartelsi, elang ular Spilornis cheela dan jenis burung kacamata
gunung Zoosterops montanus. Jenis-jenis satwaliar yang terdapat di kawasan ini sebagian besar termasuk pada kategori jenis yang dilindungi Gunawan 2007.
4.5 Aksesibilitas
Taman Nasional Gunung Ciremai ini dapat diakses melalui tiga kabupaten yaitu Kuningan, Majalengka dan Cirebon. Waktu tempuh menuju kawasan ini
dengan menggunakan bus dari arah Jakarta-Cirebon-Kuningan melalui jalur pantai utara Pantura sekitar ± 7 jam, sedangkan jalur Jakarta-Majalengka dapat
di tempuh dengan bus sekitar ± 8 jam. Namun untuk jalur pendakian resmi menuju puncak Gunung Ciremai ada tiga BTNGC 2006 yaitu:
1. Jalur pendakian Linggarjati : Kuningan-Cilimus-Linggarjati, jarak tempuh
16 km dengan kondisi jalan beraspal dan terdapat angkutan umum. 2.
Jalur pendakian Palutungan : Kuningan-Cigugur-Palutungan, jarak tempuh 7 km dengan kondisi jalan beraspal dan terdapat angkutan umum.
3. Jalur pendakian Apuy : Majalengka-Maja-Argamukti, jarak tempuh 29 km
dengan kondisi jalan beraspal dan berbatu dan terdapat angkutan umum.
4.6 Potensi Wisata 4.6.1
Wisata Alam
Bentuk atraksi wisata alam yang dapat dijumpai pada kawasan TNGC ini antara lain track pendakian yang terdiri dari tiga jalur yaitu Linggarjati, Apuy, dan
Palutungan. Obyek wisata alam yang dapat dijumpai pada kawasan ini antara lain berupa panorama alam seperti air terjun Curug Sawer dan Curug Sabuk, wisata air