dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk menciptakan kemajuan material harus muncul dari warga masyarakatnya sendiri dan tidak
dapat dipengaruhi atau diintimidasi oleh daerah luar. Menurut Hanafiah 1987, pembangunan tidak lagi dapat dilihat sebagai
subjek yang tunggal tetapi harus dilihat secara komprehensif atau berdimensi banyak. Hal ini disebabkan karena Pendapatan Domestik Bruto PDB tidak lagi
menjadi tujuan dan tongkat pengukur keberhasilan pembangunan. Perencanaan pembangunan yang dilaksanakan hendaknya berorientasi pada aspek regional,
dimana dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional, setiap wilayah dilihat fungsi dan peranannya untuk masing-masing wilayah serta dilihat juga peranan
dan fungsinya dalam pembangunan ekonomi nasional. Hanafiah menyatakan bahwa kegiatan perencanaan wilayah mencakup tiga kegiatan yang saling
berkaitan, yaitu : 1 perencanaan antarwilayah dalam suatu negara, 2 perencanaan antarlokasi dalam suatu wilayah dan 3 perencanaan lokasi dalam
tiap sektor.
2.3. Konsep wilayah
Menurut Budiharsono 2001, mendefinisikan wilayah sebagai suatu unit geografi yang bagian-bagiannya tergantung secara internal dan dibatasi oleh
kriteria tertentu. Batas-batas wilayah didasarkan atas kriteria homogenitas, nodalitas, unit program atau unit administrasi.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
1. Konsep Homogenitas Menurut konsep ini, wilayah dapat dibatasi berdasarkan beberapa
persamaan unsur tertentu, seperti persamaan dalam unsur ekonomi, keadaan sosial politik dan sebagainya. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan pada satu
wilayah akan berpengaruh terhadap wilayah lainnya dengan proses yang sama.
2. Konsep Nodalitas Konsep ini menekankan pada perbedaan struktur tata ruang di dalam
wilayah, dimana terdapat hubungan saling ketergantungan yang bersifat fungsional dan menjadi dasar dalam penentuan batas wilayah. Hubungan saling
ketergantungan dapat dilihat dari hubungan antara pusat inti dengan daerah belakang hinterland. Batas wilayah nodal dapat dilihat dari pengaruh suatu inti
kegiatan perekonomian jika digantikan oleh pengaruh inti kegiatan ekonomi lainnya. Pada wilayah ini perdagangan secara intern mutlak dilakukan, daerah
hinterland akan menjual bahan baku dan tenaga kerja kepada daerah inti untuk proses produksi. Contoh wilayah nodal adalah provinsi DKI Jakarta dan
BODETABEK Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dimana provinsi DKI Jakarta sebagai daerah inti dan BODETABEK sebagai daerah belakangnya hinterland.
3. Konsep Administratif atau Unit Program Wilayah administratif merupakan wilayah yang batas-batasnya didasarkan
atas perlakuan kebijakan yang seragam, seperti sistem ekonomi, tingkat pajak yang sama dan sebagainya. Penetapan wilayah berdasarkan satuan administrasi
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
yang menyebutkan bahwa negara terbagi atas beberapa provinsi, provinsi terbagi atas beberapa kabupaten atau kota, kabupaten atau kota terbagi atas beberapa
kecamatan dan kecamatan terbagi atas beberapa desa dalam tata ruang ekonominya.
Selain penggunaan batasan berdasarkan konsep homogenitas, nodalitas dan administratif, klasifikasi wilayah dapat pula dibedakan atas dasar wilayah
formal, fungsional dan perencanaan Hanafiah, 1987. Wilayah formal adalah wilayah yang mempunyai beberapa persamaan dalam beberapa kriteria tertentu,
sedangkan wilayah
fungsional didefinisikan
sebagai wilayah
yang memperlihatkan adanya suatu hubungan fungsional yang saling tergantung dalam
kriteria tertentu. Kadang-kadang wilayah fungsional diartikan juga sebagai wilayah nodal atau wilayah polaritas yang secara fungsional saling tergantung.
Perpaduan antara wilayah formal dengan wilayah fungsional menciptakan wilayah perencanaan. Boudeville dalam Budiharsono 2001, mengemukakan
bahwa wilayah perencanaan adalah wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dirancang
sedemikian rupa berdasarkan potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut sehingga dapat meningkatkan kondisi perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat
yang berada di wilayah tersebut. Menurut Klassen dalam Budiharsono 2001 menyatakan bahwa wilayah
perencanaan harus memiliki ciri-ciri : 1 cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala ekonomi, 2 mampu mengubah
industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada, 3 memiliki struktur ekonomi
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
yang homogen, 4 mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan, 5 menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan dan 6
masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan- persoalannya. Contohnya adalah Pulau Batam, daerah perencanaan ini sudah
lintas batas wilayah administratif. Menurut Gunawan 2000, pertumbuhan suatu wilayah seringkali tidak
seimbang dengan wilayah lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu perbedaan karakteristik potensi sumberdaya manusia, demografi, potensi lokal,
aksesibilitas dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan serta aspek potensi pasar. Berdasarkan perbedaan ini, wilayah dapat diklasifikasikan menjadi empat
wilayah sebagai berikut. 1. Wilayah Tidak Berkembang
Karakteristik wilayah ini diidentifikasikan dengan tidak adanya sumberdaya alam, sehingga secara alamiah tidak berkembang. Selain itu, tingkat
kepadatan penduduk, kualitas sumberdaya manusia dan tingkat pendapatan masih tergolong rendah dan pembangunan infrastruktur tidak lengkap, sehingga
aksesibilitas pada wilayah lain pun sangat rendah.
2. Wilayah Belum Berkembang Potensi sumberdaya alam yang terdapat pada wilayah ini, keberadaannya
masih belum dikelola dan dimanfaatkan. Tingkat pertumbuhan, kepadatan penduduk dan aksesibilitas terhadap wilayah lain masih rendah, struktur ekonomi
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
wilayah didominasi oleh sektor primer dan belum mampu membiayai pembangunan secara mandiri.
3. Wilayah Sedang Berkembang Wilayah ini memiliki karakteristik pertumbuhan penduduk yang cepat
sebagai implikasi dari peranannya sebagai penyangga wilayah maju. Wilayah sedang berkembang juga mempunyai tingkat pendapatan dan kesempatan kerja
yang tinggi, potensi sumberdaya alam yang melimpah, keseimbangan antara sektor pertanian dan industri serta mulai berkembangnya sektor jasa.
4. Wilayah Maju Wilayah maju merupakan wilayah yang telah berkembang dan
diidentifikasikan sebagai wilayah pusat pertumbuhan, pemusatan penduduk, industri, pemerintahan, pasar potensial, tingkat pendapatan yang tinggi dan
memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas. Perkembangan wilayah maju didukung oleh potensi sumberdaya yang ada di wilayah tersebut maupun wilayah
belakangnya hinterland dan potensi lokasi yang strategis. Sarana pendidikan yang memadai serta pembangunan infrastruktur yang lengkap seperti jalan,
pelabuhan, alat komunikasi dan sebagainya, mengakibatkan adanya aksesibilitas yang tinggi terhadap pasar domestik maupun internasional.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2.4. Analisis Shift Share