3.5.2. Uraian Sektoral
1. Sektor Pertanian Sektor pertanian Kota Depok terdiri dari subsektor bahan makanan,
perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Untuk lebih jelasnya subsektor-subsektor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tanaman Bahan Makanan Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi,
jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan dan hasil-hasil produksi turunannya. Termasuk pula hasil-hasil
pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan sagu. Data produksi sektor pertanian diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS
dan dinas pertanian Kota Depok. Sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada harga yang dikumpulkan BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan harganya, kemudian hasilnya dikurangi
biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil Survei Khusus Pendapatan Regional
SKPR yang dilakukan oleh BPS. Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
b. Tanaman Perkebunan Subsektor ini mencakup komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan
oleh rakyat dan perusahaan seperti komoditi karet, kelapa, kopi, teh, tebu,
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
tembakau, cengkeh dan sebagainya termasuk produksi turunannya. Data produksi diperoleh dari dinas pertanian sedangkan data harga berupa harga perdagangan
besar dikumpulkan oleh BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu
setiap jenis kuantum produksi dengan harganya, kemudian hasilnya dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara
terhadap output yang merupakan hasil SKPR yang dilakukan oleh BPS. Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode
revaluasi.
c. Peternakan dan Hasil-Hasilnya Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas
maupun hasil-hasil ternak seperti susu segar, kulit dan telur. Yang dimaksud dengan produksi peternakan adalah banyaknya ternak yang lahir dan penambahan
berat ternak. Produksi peternakan dihitung berdasarkan perkiraan dengan menggunakan rumus :
Produksi = jumlah pemotongan + populasi akhir tahun – populasi awal tahun + ternak keluar – ternak masuk
Data jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak dan keluar-masuk ternak diperoleh dari dinas pertanian, sedangkan data harga diperoleh dari BPS.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan
harganya, kemudian hasilnya dikurangi biaya antara. Biaya antara diperoleh
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR yang dilakukan oleh BPS. Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
d. Kehutanan Subsektor ini mencakup komoditi kayu pertukangan, kayu bakar, arang ,
rotan dan lain-lain. Data produksi dan harga diperoleh dari perum perhutani atau dari kantor wilayah kehutanan. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan harganya, kemudian hasilnya dikurangi
biaya antara. Biaya antara diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang merupakan hasil SKPR yang dilakukan oleh BPS. Untuk
nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
e. Perikanan Subsektor ini mencakup kegiatan perikanan laut, perikanan darat dan
pengolahan sederhana pengeringan dan penggaraman ikan. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan metode langsung yaitu
output dikurangi biaya antara. Nilai ouput perikanan diperoleh dari dinas pertanian, sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil perkalian biaya antara
terhadap outputnya. Besarnya rasio biaya antara diperoleh dari SKPR. Nilai
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini mencakup kegiatan-kegiatan penggalian, pengeboran,
pengambilan dan pemanfaatan segala macam barang seperti benda non biologis, barang-barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik
yang berupa benda padat maupun benda gas. a. Pertambangan
Subsektor ini mencakup komoditi minyak mentah, gas bumi, batu bara, biji emas dan perak. Data produksi dan harga diperoleh dari BPS. Nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis produk dengan harganya, kemudian
dikurangi biaya antara yang diperoleh dari hasil survei yang dilakukan oleh BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode
revaluasi.
b. Penggalian Subsektor ini mencakup kegiatan penggalian dan pengambilan segala
macam barang galian seperti batu kapur, pasir, batu-batuan dan sebagainya. Data produksi dan harga diperoleh dari dinas pertambangan, sedangkan biaya antara
diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Nilai tambah
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan
deflatornya IHPB untuk barang galian.
3. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini terdiri dari industri pengolahan minyak dan gas bumi serta
industri pengolahan bukan minyak dan gas. a. Industri Minyak dan Gas
Subsektor ini mencakup kegiatan pengolahan, pengilangan minyak bumi dan gas alam cair seperti premium, metanol, minyak diesel, avtur, avigas dan
sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Data nilai
output dan biaya antara diperoleh dari BPS melalui survei. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHPB
hasil pengilangan minyak bumi sebagai deflatornya.
b. Industri Tanpa Minyak dan Gas Subsektor ini mencakup industri besar dan sedang, industri kecil dan
industri kerajinan rumah tangga. Industri besar dan sedang mencakup perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 19 orang, sedang industri kecil
memiliki tenaga kerja 5-19 orang dan industri kerajinan rumah tangga memiliki tenaga kerja 1-4 orang. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung
dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari survei tahunan industri besar dan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
sedang yang setiap tahun dilakukan oleh BPS. Sedangkan untuk industri kecil dan rumahtangga dilakukan estimasi berdasarkan indikator jumlah tenaga kerja dan
rata-rata output per tenaga kerja hasil suatu suvei industri kecil dan rumahtangga
yang dilakukan oleh BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHPB barang-barang industri sebagai deflatornya.
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor ini mencakup kegiatan-kegiatan penyediaan dan pengelolaan yang
berhubungan dengan listrik, gas kota dan air bersih. a. Listrik
Subsektor ini mencakup kegiatan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Negara PLN dan non PLN.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh
dari nilai perkalian produksi listrik PLN dan non PLN dengan tarif listrik yang datanya diperoleh dari PLN dan survei listrik non PLN, sedangkan biaya antara
diperoleh dari PLN yaitu hasil perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode
revaluasi.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
b. Gas Kota Subsektor ini mencakup penyediaan gas kota yang biasanya diusahakan
oleh perusahaan Gas Negara. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara.
Nilai output dan biaya antara diperoleh dari survei gas yang dilakukan setiap tahun oleh BPS Provinsi Jawa Barat. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks produksi gas sebagai ekstrapolatornya.
c. Air Bersih Subsektor ini mencakup kegiatan pembersihan, pemurnian dan proses
kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum, serta pendistribusian dan penyaluran baik yang dilakukan oleh PAM maupun bukan PAM. Nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara
diperoleh dari survei air minum yang dilakukan setiap tahun oleh BPS. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode
revaluasi.
5. Sektor Bangunan Sektor ini mencakup kegiatan pembangunan fisik konstruksi baik yang
dijadikan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi maupun yang dilakukan oleh perorangan. Nilai tambah
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara
diperoleh dari survei perusahaan konstruksi AKI Asosiasi Kontraktor Indonesia dan non AKI ditambah dengan kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh
perorangan individu. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHPB bangunan sebagai deflatornya.
6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran a. Perdagangan Besar dan Eceran
Subsektor perdagangan besar mencakup kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau
importir ke pedagang besar lainnya atau pedagang eceran. Perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan
atau rumah tangga, tanpa merubah sifat, baik barang baru maupun barang bekas. Nilai tambah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000
dihitung menggunakan metode arus barang commodity flow yaitu output dihitung berdasarkan besarnya margin perdagangan yang timbul akibat
perdagangan barang-barang dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan serta barang diimpor dikurangi biaya antara.
b. Hotel Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan seperti tempat penginapan.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Akomodasi adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen dan sebagainya. Nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian
jumlah kamar yang terjual dengan rata-rata tarif per kamar. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara hasil SKPR dengan nilai outputnya. Nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
c. Restoran Subsektor ini mencakup kegiatan usaha pengadaan makanan dan minuman
jadi yang umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Kegiatan yang termasuk dalam subsektor ini seperti rumah makan, warung nasi, warung sate, warung kopi,
katering, kantin dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya
antara. Nilai output diperoleh dengan cara mengalikan pengeluaran makanan dan minuman per kapita selama satu tahun dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara yang diperoleh dari SKPR dan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK makanan sebagai deflatornya.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a.Angkutan
a.1. Angkutan Rel
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkut kereta api yang sepenuhnya dikelola oleh PT
Kereta Api Indonesia KAI. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara.
Nilai output dan biaya antara diperoleh dari laporan keuangan perusahaan umum kereta api. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung
menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks penumpang dan barang sebagai ekstrapolatornya.
a.2. Angkutan Jalan Raya Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
dengan menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya baik bermotor maupun tidak bermotor termasuk kegiatan sewa charter kendaraan baik dengan atau
tanpa pengemudi. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai
output diperoleh dari hasil perkalian jumlah kendaraan umum dan rata-rata output kendaraan. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara hasil SKPR
dengan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
a.3. Angkutan Laut Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan ke luar daerah
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
domestik. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai
output dan biaya antara diperoleh dari SKPR. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks
penumpang dan barang sebagai ekstrapolatornya.
a.4. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
dengan menggunakan kapal atau angkutan sungai dan danau, baik bermotor maupun tidak bermotor, serta kegiatan penyeberangan dengan alat angkut kapal
ferri. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya
antara diperoleh dari SKPR. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks penumpang dan barang
sebagai ekstrapolatornya.
a.5. Angkutan Udara Subsektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
dengan menggunakan pesawat udara yang diusahakan oleh perusahaan penerbangan yang beroperasi di daerah tersebut. Nilai output dan biaya antara
diperoleh dari SKPR. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
a.6. Jasa Penunjang Angkutan Subsektor ini mencakup kegiatan yang bersifat menunjang dan
memperlancar kegiatan pengangkutan yaitu jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat terminal dan parkir, bongkar muat laut dan darat, keagenan penumpang,
ekspedisi, jalan tol dan lain-lain. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari SKPR. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan
metode deflasi dengan IHK umum sebagai deflatornya.
b. Komunikasi Subsektor ini mencakup kegiatan pos dan giro, telekomunikasi dan jasa
penunjang telekomunikasi. Pos dan giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket yang diusahakan
oleh PT Pos Indonesia. Telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telegram, telepon dan telex yang
diusahakan oleh PT Telekomunikasi dan PT Indosat. Jasa penunjang komunikasi meliputi kegiatan yang menunjang kegiatan komunikasi seperti warung
telekomunikasi wartel, radio panggil pager dan telepon seluler ponsel. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan
pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dari kegiatan pos dan giro dan telekomunikasi diperoleh dari laporan keuangan PT
Pos Indonesia dan PT Telekomunikasi, sedangkan panjang komunikasi diperoleh dari survei seperti wartel dan alokasi seperti radio panggil, telepon seluler. Nilai
tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ekstrapolasi dengan jumlah surat yang dikirim untuk kegiatan pos dan giro dan jumlah pulsa untuk kegiatan komunikasi sebagai ekstrapolatornya.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan a. Bank
Subsektor ini mencakup kegiatan yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti menerima simpan terutama dalam bentuk giro dan deposito,
memberikan kredit atau pinjaman jangka pendek, menengah dan panjang, mengirim uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, mendiskonto surat
wesel atau kertas dagang atau surat hutang dan sejenisnya, menyewakan tempat menyimpan barang berharga dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output dan biaya antara diperoleh dari laporan Bank
Indonesia BI. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK umum sebagai deflatornya.
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Subsektor ini mencakup kegiatan asuransi, dana pensiun, pegadaian,
koperasi, simpan pinjam, kredit pembiayaan, perdagangan valuta asing, pasar modal dan jasa penunjang seperti pialang, penjamin emisi dan sebagainya. Output
dan biaya antara diperoleh dari SKPR. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK umum sebagai
deflatornya.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
c. Sewa Bangunan Subsektor ini mencakup kegiatan usaha persewaan bangunan dan tanah,
baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan, serta usaha persewaan tanah persil. Nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian
antara pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan
rumah dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Nilai biaya antara diperoleh dari perkalian pengeluaran pemeliharaan rumah per kapita dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK perumahan sebagai
deflatornya.
d. Jasa Perusahaan Subsektor ini mencakup kegiatan memberikan jasa hukum advokat dan
notaris, jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan atau arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran serta jasa
persewaan mesin dan peralatan. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya
antara. Nilai output diperoleh dari perkalian jumlah perusahaan dengan rata-rata output per perusahaan hasil SKPR. Biaya antara diperoleh dengan cara
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
mengalikan rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
9. Sektor Jasa-Jasa a. Jasa Pemerintahan Umum
Subsektor ini mencakup kegiatan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk kepentingan rumah tangga serta masyarakat umum seperti jasa
pemerintahan umum, pertahanan dan keamanan dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan pendekatan pengeluaran
pemerintah untuk belanja pegawai. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK umum sebagai
deflatornya.
b. Jasa Swasta Subsektor ini meliputi kegiatan jasa yang dilaksanakan pihak swasta
dalam bentuk jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan rumah tangga.
b.1. Jasa Sosial Kemasyarakatan Subsektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, kesehatan, palang
merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat YPAC, rumah ibadah dan sejenisnya yang dikelola oleh swasta. Nilai tambah bruto atas
dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari hasil perkalian jumlah
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
indikator produksi seperti jumlah murid, jumlah tempat tidur rumah sakit, jumlah dokter, jumlah panti asuhan dan sebagainya dengan rata-rata output per setiap
indikator dari hasil survei SKPR. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung menggunakan metode revaluasi.
b.2. Jasa Kuburan dan Rekreasi Subsektor ini mencakup kegiatan jasa bioskop, kebun binatang, taman
hiburan, pub, bar, karaoke, diskotik, kolam renang dan kegiatan hiburan lainnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan
pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari hasil perkalian jumlah pengunjung atau penonton dengan rata-rata tarif per
pengunjung atau penonton hasil survei SKPR. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar
harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
b.3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Subsektor ini mencakup kegiatan yang pada umumnya melayani
perseorangan dan rumah tangga seperti jasa reparasi, pembantu rumah tangga, tukang cukur, tukang jahit, semir sepatu dan sejenisnya. Nilai tambah bruto atas
dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi yaitu output dikurangi biaya antara. Nilai output diperoleh dari hasil perkalian jumlah
setiap jenis kegiatan usaha jasa perorangan dan rumah tangga dengan rata-rata
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
output per tiap jenis kegiatan tersebut. Biaya antara diperoleh dari perkalian rasio biaya antara dengan nilai outputnya. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan
2000 dihitung menggunakan metode revaluasi.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK
4.1. Letak Geografis
Kota Depok terletak di bagian Utara Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak pada koordinat 6º 19’ 00” - 6º 28’ 00” Lintang Selatan dan 106º
43’ 00” - 106º 55’ 30” Bujur Timur. Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan
elevasi antara 50-140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa
Barat, memiliki luas wilayah sekitar 200,29 Km². Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga kabupaten dan dua provinsi.
Secara lengkap wilayah ini memiliki batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten dan Wilayah DKI Jakarta. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan
Bojonggede Kabupaten Bogor. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung
Sindur Kabupaten Bogor. Letak Kota Depok sangat strategis, hal ini menyebabkan pertumbuhan
ekonomi Kota Depok berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com