nilai. Hal ini dikarenakan tidak terdapat aktivitas pertambangan maupun penggalian di Kota Depok. Nilai r
i
terkecil kedua terdapat pada sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan nilai yang sama
yaitu sebesar 0,22.
5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kota Depok Periode 2003-2007
Dalam pembangunan daerah Kota Depok, faktor yang memengaruhi pertumbuhan sektor-sektor perekonomiannya adalah komponen pertumbuhan
wilayah. komponen pertumbuhan wilayah dibagi menjadi tiga jenis yaitu Pertumbuhan Regional PR, Pertumbuhan Proporsional PP dan Pertumbuhan
Pangsa Wilayah PPW. Jika ketiga komponen pertumbuhan wilayah ini bernilai positif, maka laju pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kota Depok
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tabel 5.4. Analisis Shift Share Menurut Sektor Perekonomian di Kota Depok
Berdasarkan Komponen
Pertumbuhan Regional
PR, Periode 2003-2007
Sektor Perekonomian PRij
Nominal juta rupiah
Persentase Pertanian
36.737,16 24
Pertambangan dan Penggalian -
- Industri Pengolahan
401.247,96 24
Listrik, Gas dan Air Bersih 33.239,18
24 Bangunan atau Konstruksi
64.567,96 24
Perdagangan, Hotel dan Restoran 293.086,23
24 Pengangkutan dan Komunikasi
54.041,12 24
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 39.310,53
24 Jasa-Jasa
78.511,17 24
Total 115.248,33
24
Sumber : BPS Kota Depok, 2003 dan 2007 diolah seperti pada Lampiran 5.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Komponen Pertumbuhan Proporsional PR sebagai pengaruh pertama menjelaskan hasil kali rasio PDRB Provinsi Jawa Barat dengan PDRB Kota
Depok sektor i pada tahun 2003. Pengaruh pertumbuhan regional menjelaskan perubahan kebijakan ekonomi regional yang memengaruhi perekonomian semua
sektor di Kota Depok, sehingga persentase komponen PR sama dengan persentase laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 24 persen. Artinya,
jika ditinjau secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat periode 2003-2007 telah memengaruhi peningkatan PDRB Kota Depok sebesar
Rp 115.248,33 juta 24 persen. Pada Tabel 5.4, secara sektoral peningkatan kontribusi terbesar terdapat
pada sektor industri pengolahan sebesar Rp 401.247,96 juta. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang berarti bahwa apabila terjadi perubahan kebijakan di tingkat Provinsi Jawa Barat, maka kontribusi sektor industri
pengolahan beserta subsektornya akan mengalami perubahan. Hal ini menjelaskan bahwa kebijakan ekonomi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat memengaruhi
besar kecilnya kontribusi terhadap sektor industri pengolahan Kota Depok. Komponen PR terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 0
yang kemudian disusul oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 33.239,18 juta.
Komponen Pertumbuhan Proporsional PP sebagai pengaruh kedua menjelaskan selisih antara Ri dan Ra, hasil itu dikalikan dengan PDRB Kota
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Depok sektor i tahun 2003. Hasil dari perhitungan komponen PP lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 5.5, sebagai berikut :
Tabel 5.5. Analisis Shift Share Menurut Sektor Perekonomian di Kota Depok Berdasarkan
Komponen Pertumbuhan
Proporsional PP,
Periode 2003-2007 Sektor Perekonomian
PP
ij
Nominal juta rupiah
Persentase Pertanian
-3.061,43 -2
Pertambangan dan Penggalian -
- Industri Pengolahan
167.186,65 10
Listrik, Gas dan Air Bersih 6.924,83
5 Bangunan atau Konstruksi
67.258,29 25
Perdagangan, Hotel dan Restoran 195.390,82
16 Pengangkutan dan Komunikasi
15.761,99 7
Keuangan, Persewaan
dan Jasa
Perusahaan -3.275,88
-2 Jasa-Jasa
166.836,23 51
Total 163.774,80
49
Sumber : BPS Kota Depok, 2003 dan 2007 diolah seperti pada Lampiran 6.
Sektor yang mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB Kota Depok adalah sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB Kota Depok adalah sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor
bangunan atau konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa. Sektor yang memiliki nilai
PP terbesar PP
ij
0 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 195.390,82 juta, sektor ini sangat baik dikembangkan di Kota Depok karena
sektor ini mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling besar
sumbangannya terhadap PDRB Kota Depok, namun pertumbuhan sektor ini lebih
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
lambat dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai PP sektor industri pengolahan sebesar Rp 167.186,65 juta. Laju
perubahan pertumbuhan proporsional tidak sama untuk seluruh sektor perekonomian dalam suatu wilayah, hal ini sangat berbeda dengan laju
pertumbuhan regional yang sama untuk semua sektor perekonomian. Laju pertumbuhan proporsional terbesar terjadi pada sektor jasa-jasa sebesar 51 persen.
Tabel 5.6. Analisis Shift Share Menurut Sektor Perekonomian di Kota Depok Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW,
Periode 2003-2007 Sektor Perekonomian
PPW
ij
Nominal juta rupiah
Persen Pertanian
-26.022,16 -17
Pertambangan dan Penggalian -
- Industri Pengolahan
-66.874,66 -4
Listrik, Gas dan Air Bersih -9.694,76
-7 Bangunan atau Konstruksi
-69.948,62 -26
Perdagangan, Hotel dan Restoran -24.423,85
-2 Pengangkutan dan Komunikasi
-22.517,13 -10
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 16.379,39
10 Jasa-Jasa
-173.378,83 -53
Total -199.400,98
-70
Sumber : BPS Kota Depok, 2003 dan 2007 diolah seperti pada Lampiran 7.
Jika nilai PPW positif PPW
ij
0, maka sektor i di Kota Depok tergolong memiliki dayasaing yang cukup baik, sedangkan jika nilai PPW negatif PPW
ij
0, maka sektor i tersebut digolongkan sebagai sektor yang memiliki dayasaing yang kurang baik. Sektor yang berdayasaing rendah adalah sektor pertanian;
sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan atau konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan
restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut memiliki dayasaing yang kurang baik jika dibandingkan dengan sektor
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
yang sama di kota lain di Provinsi Jawa Barat. Sektor yang memiliki nilai PPW terendah adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar -53 persen. Sedangkan sektor yang
memiliki nilai PPW terbesar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 10 persen.
5.4. Profil Pertumbuhan dan Pergeseran Bersih Sektor-Sektor Perekonomian Kota Depok Periode 2003-2007
Pergeseran bersih adalah hasil dari nilai pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah. Berdasarkan Tabel 5.7, terdapat lima sektor yang
memiliki nilai PB yang negatif yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan atau konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi
serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang memiliki nilai PB positif adalah sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Terdapat sektor yang memiliki nilai PB = 0 yaitu sektor pertambangan dan penggalian, karena Kota Depok tidak
memiliki aktivitas pertambangan dan penggalian. Pada kuadran profil pertumbuhan wilayah terdapat garis yang memotong
kuadran II dan kuadran IV dan membentuk sudut 45ยบ. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukkan nilai pergeseran bersih. Di sepanjang garis tersebut,
pergeseran bersih bernilai nol PB = 0 menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang stagnan. Bagian atas garis tersebut menunjukkan
PB 0 yang mengindikasikan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif maju. Sebaliknya, bagian bawah garis tersebut PB 0 menunjukkan
bahwa sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Gambar 5.1. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kota Depok Periode 2003-2007
Bagian atas garis menunjukkan PB 0 yang mengindikasikan bahwa terdapat tiga sektor yang memiliki PB positif yaitu sektor industri pengolahan;
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan termasuk kelompok sektor progresif maju. Sedangkan PB 0
mengindikasikan bahwa terdapat tiga sektor yang memiliki PB negatif dan termasuk kelompok sektor lambat yaitu sektor pertanian; sektor listrik, gas dan air
bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Profil pertumbuhan sektor perekonomian digunakan untuk mengevaluasi
pertumbuhan sektor perekonomian di wilayah Kota Depok pada periode waktu yang telah ditentukan yaitu periode 2003-2007. Pada sumbu horizontal terdapat
-60 -50
-40 -30
-20 -10
10 20
-10 10
20 30
40 50
60 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum
Bangunan atau Konstruksi Perdagangan, Hotel dan
Restoran Pengangkutan dan
Komunikasi Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PP
PPW
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
PP sebagai absis sedangkan pada sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat yang dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Tabel 5.7. Pergeseran Bersih Kota Depok Periode 2003-2007 Sektor Perekonomian
PB
ij
Nominal juta rupiah
Persen Pertanian
-29.083,59 -19
Pertambangan dan Penggalian -
- Industri Pengolahan
100.311,99 6
Listrik, Gas dan Air Bersih -2.769,93
-2 Bangunan atau Konstruksi
-2.690,33 -1
Perdagangan, Hotel dan Restoran 170.966,97
14 Pengangkutan dan Komunikasi
-6.755,14 -3
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13.103,51
8 Jasa-Jasa
-6.542,60 -2
Total -35.626,18
-21
Sumber : BPS Kota Depok, 2003 dan 2007 diolah seperti pada Lampiran 8.
Kuadran I merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah ini memiliki
pertumbuhan yang cepat PP 0 dan memiliki dayasaing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya PPW 0. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, pada profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kota Depok tidak terdapat sektor ekonomi yang berada di kuadran I.
Kuadran II menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah ini memiliki pertumbuhan yang cepat PP 0, tetapi memiliki dayasaing yang
kurang baik dibanding wilayah lainnya PPW 0. Sektor yang ada di kuadran II adalah sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor
bangunan atau konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Kuadran III menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah ini merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan yang lambat PP 0 dengan
dayasaing yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain PPW 0, nilai PP dan PPW bernilai negatif. Sektor yang berada pada kuadran ini adalah
sektor pertanian. Kuadran IV merupakan kuadran dimana PP bernilai negatif dan PPW
bernilai positif. Sektor-sektor ekonomi pada wilayah ini memiliki pertumbuhan yang lambat PP 0 dengan dayasaing wilayah yang cukup baik jika
dibandingkan dengan wilayah lainnya PPW 0. Sektor yang termasuk dalam kuadran ini adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
5.5. Sektor Unggulan Kota Depok Periode 2003-2007