Multiplier Effect Pembangunan Ekonomi Wilayah

6 akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan penduduk setempat, perpindahan modal dan tenaga kerja serta keuntungan eksternal. Jadi pertumbuhan ekonomi adalah proses output per kapita jangka panjang dimana persentase kenaikan output haruslah lebih besar dari pertambahan penduduk Tarigan 2004

2.1.1 Multiplier Effect

Hirschman diacu dalam Arsyard 2003 menyatakan bahwa strategi pembangunan seharusnya dikonsentrasikan pada sektor-sektor yang relatif sedikit daripada banyak sektor yang tersebar. Sektor yang dipilih atau menjadi sektor kunci adalah sektor yang mempunyai kaitan ke depan forward linkage dan kaitan ke belakang backward linkage yang kuat. Pertumbuhan di sektor tersebut akan mendorong pertumbuhan sektor lain sehingga sektor tersebut akan menjadi sektor leading bagi sektor lainnya. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam sektor produktif, mekanisme pendorong pembangunan inducement mechanism yang tercipta sebagai akibat adanya hubungan berbagai industri dalam penyediaan input yang digunakan sebagai bahan mentah dalam industri lainnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: keterkaitan ke belakang backward linkage effects dan keterkaitan ke depan forward linkage effects. Selain itu hubungan antara pusat pertumbuhan dengan daerah belakangnya tergantung pada keseimbangan antara dampak positif dengan negatif bagi daerah belakang. Jika komplementaris kuat akan terjadi proses penyebaran pembangunan ke arah belakang dan sebaliknya bila komplementaris lemah akan terjadi proses polarisasi. Dampak yang paling penting dari penetesan ke bawah dari pusat pertumbuhan menuju daerah belakangnya adalah meningkatnya proses pembelian dan investasi di belakangnya oleh adanya kutub pertumbuhan, juga nantinya akan meningkatkan produksi tenaga kerja dan pendapatan per kapita dengan terserapnya pengangguran tersembunyi di daerah belakang. Dampak polarisasi adalah dampak yang menyebabkan sumber daya di daerah belakang terserap oleh daerah pusat pertumbuhan dan hal ini akan menghambat kemajuan di daerah belakangnya. Terdapat dua kekuatan yang bekerja pada pertumbuhan ekonomi yaitu bachwash effect dan spread effect. Kekuatan efek penyebaran spread effect mencakup penyebaran pasar hasil industri bagi wilayah yang belum berkembang, 7 kekuatan efek balik negatif backwash effect biasanya melampaui efek penyebaran dengan ketidakseimbangan aliran modal dan tenaga kerja dari daerah tidak berkembang ke daerah berkembang Glasson 1990. Konsep spread effect menyatakan bahwa pada waktu tertentu kualitas industri pendorong dinamik dari kutub pertumbuhan akan memancar keluar dan memasuki ruang sekitarnya. Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Untuk itu diperlukan suatu kondisi yang dapat menyeimbangkan keadaan ekonomi wilayah melalui penciptaan linkage atau sektor. Hirschman diacu dalam Arsyad 2003 selanjutnya mengungkapkan segi keterkaitan diantara berbagai ragam kegiatan ekonomi. Hal ini menyangkut keterkaitan antar sektor, misalnya antar sektor pertanian dan sektor industri, maupun kerterkaitan yang berlaku didalam lingkungan satu sektor tertentu intrasektor. Setiap proyek investasi disuatu industri tertentu selalu terkait dengan kegiatan ditahap menyusul dan atau ditahap yang mendahuluinya. Dalam hal keterkaitan itu dengan kegiatan industri di tahap menyusul indusri hilir, maka keterkaitan tersebut bersifat forward linkage, sebaliknya didalam hal keterkaitan menyangkut kegiatan industri ditahap yang mendahului industri hilir maka hal tersebut disebut “backward linkage”. Selanjutnya kemajuan wilayah akan tercapai jika terdapat konsentrasi pembangunan pada sektor-sektor kunci yang ditentukan bacward dan forward linkage . Efek penetasan yang diharapkan terjadi karena adanya pertukaran investasi di hinterland. Teori multiplier effect menyatakan bahwa suatu kegiatan akan dapat memacu timbulnya kegiatan lain Glasson 1990. Teori ini hampir sama dengan teori trickling down tetapi lebih mengacu pada bentuk kegiatan, sedangkan teori tricking down effect lebih mengacu pada ruang. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa adanya sentra produk unggulan buah belimbing di Kabupaten Demak akan memacu timbulnya aktivitas lain seperti perdagangan dan peningkatan kegiatan jasa akomodasi dan transportasi. Teori multiplier effect berkaitan dengan pengembangan perekonomian suatu daerah. Makin banyak kegiatan yang timbul makin tinggi pula dinamisasi suatu wilayah yang pada akhirnya akan meningkatkan pengembangan wilayah. 8

2.2 Pembangunan Keberlanjutan