5.3.8 Kontribusi Persepsi Responden Keberlanjutan secara Agregat per Kriteria
Untuk kontribusi persepsi dari keseluruhan responden keberlanjutan yang terdiri dari nelayan tangkap, pedagang dan pengumpul udang penaeid yang paling
besar kontribusi yang diberikan lebih kepada kriteria ekologi untuk skenario III dan skenario IV sebesar 0.38 karena dianggap kedua skenario ini sudah memenuhi
keinginan para responden untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sedangkan untuk skenario I dan skenario II hanya diberikan kontribusi sebesar 0.25 karena
dianggap hanya menguntungkan responden nelayan tangkap saja, tidak untuk responden pedagang dan pengumpul. Selanjutnya untuk skoring tertinggi setelah
kriteria ekologi yaitu kriteria ekonomi, dimana kontribusi persepsi yang diberikan pada skenario IV sebesar 0.37 sedangkan skenario I dan skenario III mendapat
respon sebanyak 0.31 dan 0.25 untuk skenario II itu artinya keseluruhan responden keberlanjutan di Desa Ponom dan Desa Kwarbola akan mengalami
peningkatan kesejahteraan bila kebijakan yang tertuang dalam skenario IV dapat dilaksanakan. Kemudian untuk kriteria sosial pada skenario IV yaitu 0.25 cukup
tinggi dibandingkan dengan skenario I dan II sebesar 0.17, sedangkan skenario III sebesar 0.21, walau tidak sebesar kontribusi yang diberikan pada kriteria ekologi
dan ekonomi unbtuk skenario IV, tapi cukup mempengaruhi tingkat kesejahateraan responden penerima manfaat PEMP Tahun 2008. Gambar 45 akan
menunjukan skor akhir dari kontribusi persepsi responden keberlanjutan secara agregat untuk tiap kriteria.
Gambar 45 Skor akhir kontribusi persepsi responden keberlanjutan secara agregat per Kriteria
0.0 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1.0
0.0 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1.0
Skenario IV Skenario III
Skenario I Skenario II
Ekonomi Ekologi
Sosial Contributions to KESEJAHTERAAN MSY ARU from Level:Level
2
5.3.9 Kontribusi Persepsi Responden Keberlanjutan secara Agregat per Sub Kriteria
Keseluruhan responden keberlanjutan memberikan kontribusi per sub
kriteria terpilih berdasarkan analisis MCDM terlihat bahwa untuk jenis tangkapan sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka jika jumlah jenis tangkapan
yaitu udang penaeid meningkat maka akan mempengaruhi tingkat pendapatan dari nelayan tangkap, pedagang dan pengumpul udang yang secara langsung pula akan
meningkatkan hasil produksi, kemandirian usaha dan pendidikan anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan adanya bantuan PEMP yang diberikan bagi penerima
manfaat dan akan berkelanjutan bagi perekonomian wilayah yang tentunya sangat mempengaruhi pembangunan daerah Kabupaten Kepulauan Aru, jika pemerintah
daerahnya melaksanakan kebijakan yang tertuang dalam skenario IV yaitu penambahan bantuan alat transpotasi bagi nelayan tangkap dan coolbox bagi
pengumpul serta armada transpotasinya dibangun, dan tidak lupa perlu adanya penegasan jalur perekonomian usaha perikanan, dan yang terakhir perlu
diadakanya pembangunan depot pemasaran hasil, otomotis pengurangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Aru akan meningkat sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang RPJP Tahun 2006-2026 dengan visi yaitu “Terwujudnya Percepatan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan
Karakteristik Kepulauan dalam rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
secara Berkelanjutan.” dengan rincian misinya yaitu Pertama: mewujudkan
percepatan pembangunan Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan karakteristik
kepulauan secara berkelanjutan. Kedua: mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Kepulauan Aru secara berkelanjutan. Dari visi, misi Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru yang tertuang dalam RPJP tersebut, maka perlu
disadari betul bahwa wilayah Kabupaten Kepulauan Aru dikelilingi oleh Laut Arafura yang menyebabkan wilayah pesisir ini sangat tergantung pada hasil
perikanan. Itu berarti perhatian pemerintah daerah mestinya lebih kepada perekonomian wilayah pesisir yang berkelanjutan, sehingga kondisi saat ini
diketahui bahwa setelah pemberhentian dana bantuan PEMP dari Pemerintah Pusat untuk tahun 2008 maka sebaiknya ada keberlanjutan bantuan usaha dari
pemerintah daerah dengan terapan waktu yang dirasa telah merata bantuan
pemberdayaan ekonomi wilayah yang diberikan di Kabupaten Kepulauan Aru. Kondisi kesejahteraan masyarakat penerima manfaat PEMP tahun 2008 di Desa
Ponom dan Desa Kwarbola dengan kontribusi persepsi terhadap skenario yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 46 tentang skor akhir kontribusi persepsi
responden keberlanjutan secara agregat per sub kriteria.
Gambar 46 Skor akhir kontribusi persepsi responden keberlanjutan secara agregat per sub kriteria
Program PEMP di Kabupaten Kepulauan Aru sangat mempengaruhi perekonomian wilayah pesisir, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat pesisir yang terlihat pula lewat peningkatan pendapatan dimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya setelah mendapatkan
program PEMP, yang tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk memilih dari masyarkat penerima manfaat tersebut. Hasil
penelitian ini didukung dengan pendapat dari Todaro 2000 dimana dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga nilai pokok,
yaitu: 1 berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya basic needs, 2 meningkatkan rasa harga diri self esteem
masyarakat sebagai manusia, dan 3 meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih freedom from servitude yang merupakan salah satu dari hak azazi
manusia, selain itu pengembangan ekonomi wilayah adalah suatu usaha meningkatnya hubungan independensi dan interaksi antar sistem ekonomi
economy system, sistem masyarakat social system, lingkungan hidup environment dan sumber daya alam ecosystem. Dimana diketahui bahwa
adanya hubungan ketarkaitan sistem perikanan antara ekonomi, ekologi, dan
0.0 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1.0
0.0 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1.0
Skenario IV Skenario III
Skenario I Skenario II
Jenis tangkapan Pendapata
n
Hasil produksi Kemandirian usaha
Pendidikan Contributions to KESEJAHTERAAN MSY ARU from Level:Level
3
komunitas yang ada mengakibatkan penelitian di Kabupaten Kepulauan Aru dikatakan berkelanjutan atau semakin baik dengan adanya program PEMP
walaupun telah diungkapkan sebelumnya bahwa kelembagaan tidak berkelanjutan karena kurang adanya partisipasi masyarakat dalam tiap kegiatan yang
dilaksanakan tapi tidak mempengaruhi pengembangan ekonomi wilayah yang melihat keterkaitan antara sistem ekonomi, sistem masyarakat dan sumberdaya
alam.
5.4 Deskripsi tentang Program PEMP dan PNPM
Program PEMP adalah program pemberdayaan masyarakat pesisir yang secara umum bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui
pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan kelembagaan, penggalangan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan dan diversifikasi usaha yang
berkelanjutan dan berbasis sumberdaya lokal, berlaku hanya sampai tahun 2008 dan ditahun 2009 sampai dengan saat ini dikenal dengan nama Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri kelautan dan Perikanan PNPM Mandiri-KP dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Koordinasi Bidang Kesejahteraan
Rakyat selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan No.25.KEPMENKOKESRAVII2007 tentang pedoman Umum Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Mandiri PNPM Mandiri, diharapkan dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi serta merupakan harmonisasi dan sinkronisasi dari program pemberdayaan yang ada di kementerianlembaga.
Sejalan dengan tujuan PNPM Mandiri, mulai tahun 2009 Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP menginisiasi program pemberdayan yang
merupakan integrasi pemberdayaan pada masing-masing eselon satu dalam wadah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri kelautan dan Perikanan
PNPM Mandiri-KP. Selanjutnya diharapkan pelaksanaan PNPM Mandiri-KP diharapkan dapat mendukung program pengentasan kemiskinan yang sedang
digalakkan pemerintah utamanya bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Program PNPM Mandiri-KP pada saat ini menjadi salah satu program andalan
guna mendorong percepatan terjadinya visi Pembangunan Kelautan dan