Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pulau-Pulau Kecil

19 relative peka dalam konteks ekonomi maupun lingkungan Srinivas 1998 diacu dalam Adrianto 2009. Karakteristik lainnya adalah bahwa PPK sangat rentan terhadap bencana alam natural disasters seperti angin topan, gempa bumi dan banjir Briguglio 1995; Adrianto dan Matsuda 2002 diacu dalam Adrianto 2009. Sebagai turunan dari UU No. 272007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PPK, kebijakan nasional tentang tata kelola pulau-pulau kecil dituangkan dalam Peraturan Mentri Permen Kelautan dan Perikanan No. 202008 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan Sekitarnya. Menurut Permen No. 202008 ini, pemanfaatan PPK dilakukan dengan memperhatikan aspek: 1 keterpaduan antara kegiatan pemerintah dengan pemerintah daerah, antar pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat dalam perencanaan dan pemanfaatan ruang PPK dan peairan di sekitarnya; 2 kepekaankerentanan ekosistem suatu kawasan yang berupa daya dukung lingkungan, dan sistem tata air suatu pulau kecil; 3 ekologis yang mencakup fungsi perlindungan dan konservasi; 4 kondisi sosial dan ekonomi masyarakat; 5 politik yang mencakup fungsi pertahanan, keamanan, dan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia; dan 6 teknologi ramah lingkungan; dan 7 budaya dan hak masyarakat adat, masyarakat local serta masyarakat tradisional. Adrianto 2009, mengungkapkan sebagaimanan diatur dalam Permen No. 202008 ini, pemanfaatan PPK diprioritaskan untuk 8 kegiatan utama yaitu: 1 konservasi; 2 pendidikan dan pelatihan; 3 penelitian dan pengembangan; 4 budidaya laut; 5 ekosistem pantai dan bahari; 6 usaha perikanan dan kelautan secara lestari; 7 pertanian organik; danatau 8 peternakan. Namun demikian, dilanjutkan lagi oleh Adrianto 2009 selain kegiatan-kegiatan tersebut beberapa kegiatan lain dapat pula dilakukan dalam kerangka pemanfaatan sumberdaya PPK yaitu usaha pertambangan, pemukiman, industri, perkebunan, transportasi, dan pelabuhan.

2.3.1 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pulau-Pulau Kecil

Menurut Soesilowati 1997, bahwa untuk memberdayakan masyarakat pesisir maka ada beberapa strategi yang dapat kita lakukan, yaitu : 20 1. Strategi fasilitasi Strategi fasilitasi mengharapan kelompok yang menjadi sasaran program terhadap pilihan-pilihan dan sumberdaya yang dimiliki. Strategi ini dikenal sebagai strategi kooperatif, yaitu agen perubah bersama-sama kliennya masyarakat mencari penyelesaian. 2. Strategi edukatiftegi ini sesuai bagi masyarakat yang tidak mempunyai pengetahuan dan keahlian akan segmen yang akan diberdayakan. 3. Strategi persuasif Strategi persuasif berupaya membawa perubahan melalui kebiasaan dalam berprilaku. Strategi ini lebih cocok dipergunakan bila target tidak sadar terhadap kebutuhan perubahan atau mempunyai komitmen yang rendah terhadap perubahan. 4. Strategi kekuasaan Strategi kekuasaan yang efektif membutuhkan agen perubah yang mempunyai sumber-sumber untuk memberi bonus atau sanksi pada target serta mempunyai kemampuan untuk monopoli akses. Berdasarkan hasil penelitian Norimarna 1996, kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarkat pesisir yaitu memiliki mobilitas sosial yang tinggi, haus gengsi pribadi dan kelompok, persaingan berdasarkan keahlian dan modal, ketaatan pada perekonomian tergantung untung dan rugi pribadi serta suka meniru tapi tidak memberi penghargaan kepada orang yang punya gagasan semula. Dan Raharjo 1998 mengemukakan bahwa masyarkat pesisir terutama nelayan umumnya memiliki sosial ekonomi yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indicator, misalnya pendapatan yang relative rendah, kelembagaan sosial budaya dan ekonomi hampir tidak ada yang mau bekerja dengan mereka, di wilayah pesisir infrastruktur lemah baik sosial, fisik dan ekonomi, tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah. Menurut Fahrudin 1997 bahwa masyarakat pesisir berbeda dengan masyarakat lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada karakteristik aktivitas ekonomi masyarakat pesisir dan latar belakang budaya mereka. Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan mereka. Sedangkan Adiwibowo 1995 mengungkapkan bahwa masyarakat pesisir 21 merupakan kumpulan satu kesatuan sistem sosial yang anggota-anggotanya tergantung pada kelimpahan suberdaya pesisir dan lautan.

2.3.2 Rumah Tangga Nelayan