Pengertian Tingkat Kedisiplinan TINGKAT KEDISIPLINAN

28 menambahkan pula bahwa untuk membangun disiplin dibutuhkan suatu proses yang panjang, agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat kuat dalam diri anak. Jadi kondisi disiplin bukan sesuatu yang dapat dihasilkan dengan cara cepat, namun membutuhkan proses serta kerja keras dari semua pihak. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan jika disiplin merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan di suatu lembaga. Perilaku tidak taat diwujudkan dengan perilaku memberontak dari peran-peran yang sudah ditetapkan untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka mencapai tujuan. Pada siswa yang berada di lingkungan sekolah, perilaku melanggar diwujudkan dengan melanggar keharusan dan larangan yang ada di sekolah. Lichona 2012: 166 menyatakan bahwa pada saat ini sedikit dari siswa yang menghormati guru, dan figur-figur lain yang memiliki otoritas di sekolah. Dalam pelaksanaan kedisiplinan dijumpai berbagai penyimpangan kedisiplinan yang dilakukan oleh para siswa. Maka dalam penelitian ini, peneliti hendak melihat tingkat kedisiplinan siswa SMK Karya Rini Yogyakarta. Tingkat kedisiplinan siswa dapat dilihat pada frekuensi perilaku ketidaktaatanketidakpatuhan, didukung rendahnya kesadaran dan tanggungjawab siswa dalam melaksanakan mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari berdasarkan pedoman berperilaku yang dikembangkan di sekolah. 29

2. Disiplin Siswa di Sekolah

Dalam rangka penyusunan pedoman perilaku yang dikembangkan di sekolah, terdapat beberapa nilai yang dasar yang harus dikembangkan dan mencakup tata hubungan di sekolah. Suharno 2008:60 berpendapat bahwa beberapa nilai dasar yang perlu dikembangkan di sekolah, diantaranya: ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, keersihankesehatankerapian, dan keamanan. Serangkaian nilai-nilai dasar yang diusulkan tersebut dijabarkan dalam bentuk peraturan- peraturan yang diberlakukan di sekolah. Selain itu Suharno 2008:60 menjelaskan pula bahwa semua itu perlu dilengkapi dengan larangan, sanksi, dan penghargaan untuk dapat menjamin agar perilaku yang diharapkan muncul dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pendapat Suharno, tersebut sejalan dengan pendapat Dian Ibung 2009:85-66 mengenai 4 unsur disiplin yang telah dijelaskan di depan pada bagian objek persepsi. Unsur-unsur disiplin yang dimaksud, meliputi 4 hal yaitu peraturan, konsistensi, hukuman dan penghargaan. Apabila disiplin telah mencakup peraturan, konsistensi, hukuman, dan penghargaan memungkinkan kedisiplinan siswa di sekolah dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka mengoperasionalkan konsep-konsep nilai dasar, SMK Karya Rini Yogyakarta menyusun tata tertib di sekolah yang terdiri dari tiga komponen dasar. Komponen-komponen yang termasuk dalam susunan tata tertib di SMK Karya Rini Yogyakarta akan dijelaskan pada halaman selanjutnya. 30 a. Kewajiban dan keharusan Pada point kewajiban dan keharusan memuat nilai dasar ketaqwaan, sopan santun pergaulan, ketertiban, kebersihankerapian, keamanan. Hal ini tercermin dari beberapa poin kewajiban dan keharusan, diantaranya: 1 Pengaturan waktu datang, meninggalkan KBM 2 KBM diawali dengan doa dan lagu nasional 3 Menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban, dan kekeluargaan 4 Menjaga nama baik sekolah 5 Berpakaian sopan dan sesuai ketentuan 6 Mengikuti kegiatan di sekolah upacara dan kegiatan ekstra 7 Pembayaran SPP tepat waktu 8 Perijinan ketika meninggalkan sekolah atau tidak hadir 9 Siswa yang membawa sepeda motor harus memilki SIM, STNK, dan helm. b. Larangan-larangan Pada dasarnya larangan ini dimaksukan untuk mengatur perilaku yang bertentangan dengan tata tertib yang disepakati. Isi dari larangan-larangan ini antara pendapat Suharno 2008: 65 dengan buku panduan tata tertib di SMK Karya Rini Yogyakarta memiliki point- point larangan yang sesuai. Poin-poin larangan tersebut, misalnya: larangan merokok, narkotika, miras, berkelahi, vandalisme, membawa HP saat KBM, dan buku bacaan yang tidak sesusai. 31 c. Sanksi Seperti pada penjelasan sebelumnya, sanksi yang diberikan di SMK Karya Rini dibuat bertingkat. Mulai dari pemberian sanksi untuk hukuman ringan sampai pada hukuman yang berat tergantung pada jenis pelanggaran yang dilakukan. 1 Pelanggaran ringan: teguran lisan, membersihkan area sekolah, berdiri di depan bersama guru saat upacara, dan pembinaan. 2 Pelanggaran sedang: pemanggilan orangtua, skorsing, pemberian surat peringatan 1, dan pemberian surat peringatan 2. 3 Pelanggaran berat: pemberian surat peringatan, skorsing, dan dikembalikan pada orangtua. Dalam penyelenggaraan disiplin, selain menerapkan sanksi untuk siswa yang melanggar, guru juga menerapkan reward bagi siswa yang disiplin. Meskipun pemberian hadiah reward tidak tercantum dalam tata tertib di sekolah namun pemberian reward tetap dilakukan. Reward tersebut berupa pujian dan tepukan di bahu siswa.

3. Fungsi Disiplin

Setelah memahami beberapa konsep dalam disiplin, maka dapat dimengerti bahwa disiplin memiliki fungsi untuk membantu siswa dalam beberapa hal. Fungsi-fungsi disiplin berperan untuk beberapa hal, diantaranya: