Batasan Masalah Rumusan Masalah

12 2. Manfaat Praktis a. Guru Bimbingan dan Konseling Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan intervensipenyelenggaraan layanan dalam menegakkan perilaku disiplin siswa berdasarkan self-control dan persepsi siswa terhadap kedisiplinan. b. Bagi siswa Siswa dapat mengambil manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai pertimbangan, acuan, maupun masukan bagi siswa untuk dapat memililiki self-control yang tinggi sehingga siswa dapat mengurangi perilaku kurang efektif khusunya pelanggaran terhadap disiplin di sekolah c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengkaji keterkaitankeeratan hubungan ketiga variabel, yakni hubungan persepsi siswa terhadap kedisiplinan dan self-control dengan tingkat kedisiplinan. 13

BAB II KAJIAN TEORI

A. PERSEPSI SISWA TERHADAP KEDISIPLINAN

1. Definisi Persepsi Siswa terhadap Kedisiplinan

Persepsi siswa terhadap kedisiplinan sering dimaknai juga dengan anggapan siswa mengenai kedisiplinan. Siswa atau peserta didik yang duduk di satuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kedisiplinan. Menanggapi hal tersebut muncul berbagai anggapan mengenai kedisiplinan terutama bagi siswa sebagai subjek pendidikan di sekolah. Adanya kedisiplinan, harapannya para siswa tidak melanggar aturan- aturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Kedisiplinan tersebut memungkinkan menjadi landasan siswa dalam berperilaku di sekolah. Namun, pada kenyataannya masih dijumpai sebagian siswa yang menganggap kedisiplinan itu sesuatu yang tidak penting. Untuk menciptakan kondisi disiplin yang tinggi diperlukan perubahan tingkah laku siswa ke arah ketaatan pada peraturan. Untuk mengubah perilaku, dapat dimulai dengan mengubah persepsinya Alex Sobur, 2013:447. Sarlito Wirawan Sarwono 2012: 86 mendefinisikan persepsi sebagai kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan. Persepsi berlangsung ketika seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalam otak terjadi proses berpikir yang terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini kemudian disebut persepsi. Hal ini sejalan