Penanaman Kedisiplinan TINGKAT KEDISIPLINAN

35 Berdasarkan pendapat kedua ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penerapan disiplin melalui disiplin otoriter, permisif, dan demokratis. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing sesuai dengan karakteristik yang melekat di tiap bentuk disiplin. Cara mendisiplinkan hanya suatu teknik untuk menanamkan kedisiplinan. Sesungguhnya, kondisi kedisiplinan yang diharapkan merupakan hasil interaksi dari beberapa komponen. Hal ini berarti bahwa kedisiplinan dipengaruhi oleh banyak hal.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa

Kondisi kedisiplinan merupakan tujuan dari penyelenggaraan disiplin di sekolah. Kondisi tersebut tidak dapat terwujud tanpa adanya dukungan dari elemen-elemen. Elemen-elemenfaktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa, diantaranya : a. Sekolah Sekolah berperan untuk mengakomodasimengintervensi agar siswa tidak terlibat penyalahgunaan obat-obatan dan kehamilan, kegagalan di sekolah dan kejahatan Jones Jones, 2012: 10. Selain itu, sekolah juga dapat menjadi faktor penyebab malasnya siswa disiplin. Menurut pendapat Maman Rachman Ridho Ilahi,dkk., 2013:23 dilihat dari faktor lingkungan sekolah, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kedisiplinan diantaranya: kelas yang membosankan, penerapan disiplin yang kurang adil, implementasi disiplin yang kurang baik, lingkungan sekolah dekat dengan pusat 36 keramaian kota, manajemen sekolah yang kurang baik, dan lingkungan bergaul siswa yang kurang baik . b. Guru Guru mempunyai kontrol pada banyak hal secara signifikan terhadap perilaku siswa. Rifai Abu,dkk. 1989:68 menyatakan guru mempengaruhi disiplin siswa. Apabila gurunya disiplin dan dalam berbagai kesempatan memberikan anjuran pada siswa agar disiplin, maka para siswanya akan disiplin. Kepedulian guru merupakan kunci untuk mengadakan intervensi. Namun guru juga dapat menjadi penyebab siswa melanggar. Maman Rachman Ridho Ilahi,dkk., 2013:23 menyatakan bahwa faktor-faktor guru yang menyebabkan siswa tidak disiplin diantaranya: aktivitas guru yang kurang sesuai, kata-kata guru yang menyakitkan, guru memberi tugas terlalu banyak, kurang tegas, pembelajaran yang monoton, tidak dapat menjelaskan pembelajaran dengan menarik, adanya rasa ingin disegani, kurang dapat mengendalikan diri, dan kata-kata guru yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Lebih lanjut guru dan sekolah dapat bekerjasama dapat membantu siswa untuk mengembangkan perilaku yang diharapkan. c. Variabel di Sekolah Untuk membuat perubahan yang signifikan mengenai perilaku siswa, perlu melihat berbagai variabel yang ada di sekolah dan berusaha berperan aktif dalam mengubah perilaku mengajar Jones 37 Jones, 2012: 11. JonesJones 2012: 11 menambahkan bahwa dalam menangani perilaku siswa, perlu juga dideskripsikan secara jelas perilaku yang diharapkan, mengembangkan pemahaman yang jelas, dan respon yang jelas dari pendidik dalam menangani kejahatan. Kunci dalam pencegahan kejahatan di sekolah terletak pada pemahaman, kepedulian, penghargaan, dan pemberdayaan siswa JonesJones, 2012: 11-12. d. Kondisi Siswa Pendapat Maman Rachman Ridho Ilahi,dkk., 2013:23 mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pelanggaran disiplin sekolah berasal dari siswa itu sendiri yaitu 1 Siswa yang suka berbuat aneh untuk menarik perhatian, 2 Siswa yang berasal dari keluarga disharmonis, 3 Siswa yang kurang membaca dan belajar serta tidak mengerjakan tugas-tugas dari guru-guru, 4 Siswa yang pesimis atau putus asa terhadap keadaan lingkungan dan prestasinya, 5 hubungan antara siswa yang kurang harmonis, adanya klik antara kelompok, dan 6 Adanya kelompok-kelompok ekslusif di sekolah. Sedangkan siswa yang melanggar dapat dipengaruhi oleh kondisi jasmaninya. Maman Rachman Ridho Ilahi,dkk., 2013:23 mengemukakan bahwa yang mempengaruhi pelanggaran disiplin sekolah 1 Siswa yang kurang istirahat di rumah sehingga mengantuk di sekolah, 2 Siswa yang pasif, potensi rendah, lalu datang ke sekolah