33
e. Disiplin yang sesuai perkembangan anak akan membantu anak
mengembangkan kepribadian dan menjadi pendorong bagi anak untuk peka terhadap lingkugan dan menyesuaikan diri dengan kondisi
tersebut Dian Ibung, 2009:95. f.
Disiplin memungkinkan anak dapat mengembangkan hati nurani Dian Ibung, 2009:95.
Mengingat pentingnya peranan disiplin, maka disiplin perlu ditanamkan pada diri anak melalui berbagai cara. Tidak ada cara yang
lebih baik maupun lebih buruk dalam penanaman kedisiplinan, hanya saja perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa di sekolah.
4. Penanaman Kedisiplinan
Untuk menanamkan kedisiplinan pada siswa terdapat tiga cara yang dapat digunakan oleh guru. Masing-masing cara menanamkan
kedisiplinan, seperti dijelaskan dibawah ini: a.
Disiplin Otoriter Dian Ibung 2009:103-104 menyatakan bahwa disiplin otoriter
ditandai dengan penerapan peraturan yang ketat sedikit atau bahkan tidak disertai dengan penghargaan yang menyertai. Sementara ketika
terdapat penyimpangan dari aturan meskipun hanya kecil maka akan dikenai hukuman. Disiplin otoriter tidak mengembangkan moral anak,
anak cenderung kurang menyadari tugas dan tanggungjawab serta tidak memberi kesempatan pada anak untuk mengerti permasalahan.
Novan Ardy Wiyani 2013:160 menambahkan bahwa disiplin
34
otoritarian memberikan keleluasaan bagi guru untuk memberikan tekanan pada peserta didik. Guru harus menekan peserta didik agar
takut dan dengan terpaksa mengikuti apa yang diinginkan guru. b.
Disiplin Permisif Novan Ardy Wiyani 2013:160 menjelaskan konsep permisif
dengan memberikan kebebasan seluas-luasnya pada peserta didik, tata tertib dikelas longgar dan tidak mengikat peserta didik. Senada
dengan pendapat tersebut Dian Ibung 2009:105 menambahkan bahwa disiplin permisif tidak atau hanya sedikit menerapkan disiplin.
Penanaman disiplin permisif memberikan dampak rasa tidak aman pada siswa, merasa kurang percaya diri, dan merasa diabaikan.
c. Disiplin Demokratis
Disiplin demokratis mensyaratkan adanya penjelasan mengenai aturan yang diterapkan. Penjelasan peraturan membuat siswa
mengerti alasan
suatu aturan
diberlakukan. Disiplin
ini memungkinkan siswa dapat mengembangkan kontrol atas tingkah laku
sendiri walaupun tanpa pengawasan Dian Ibung, 2009:108-109. Konsep disiplin demokratis lebih dekat pula dengan konsep kebebasan
terkendali. Novan Ardy Wiyani 2013:161 memberikan penjelasan bahwa terdapat konsep kebebasan terkendali untuk mengendalikan
disiplin. Konsep kebebasan terkendali memungkinkan peserta didik diberikan kebebasan namuan ia tidak diperkenankan menyalahgunakan
kebebasan tersebut.
35
Berdasarkan pendapat kedua ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penerapan disiplin melalui disiplin otoriter, permisif,
dan demokratis. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing sesuai dengan karakteristik yang melekat di tiap bentuk disiplin.
Cara mendisiplinkan hanya suatu teknik untuk menanamkan kedisiplinan. Sesungguhnya, kondisi kedisiplinan yang diharapkan merupakan hasil
interaksi dari beberapa komponen. Hal ini berarti bahwa kedisiplinan dipengaruhi oleh banyak hal.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa
Kondisi kedisiplinan merupakan tujuan dari penyelenggaraan disiplin di sekolah. Kondisi tersebut tidak dapat terwujud tanpa adanya dukungan
dari elemen-elemen. Elemen-elemenfaktor yang mempengaruhi
kedisiplinan siswa, diantaranya :
a. Sekolah
Sekolah berperan untuk mengakomodasimengintervensi agar siswa tidak terlibat penyalahgunaan obat-obatan dan kehamilan,
kegagalan di sekolah dan kejahatan Jones Jones, 2012: 10. Selain itu, sekolah juga dapat menjadi faktor penyebab malasnya siswa
disiplin. Menurut pendapat Maman Rachman Ridho Ilahi,dkk., 2013:23 dilihat dari faktor lingkungan sekolah, terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi
kedisiplinan diantaranya:
kelas yang
membosankan, penerapan disiplin yang kurang adil, implementasi disiplin yang kurang baik, lingkungan sekolah dekat dengan pusat