commit to user
34
kemangkirang, hasil kerja yang buruk, mengajar jarang bergairah merupakan akibat dari ketidakpuasan kerja guru.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja Kreitner dan Kinicki 2005:225 yaitu sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan Need fulfillment Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan
memberikan kesempatan
pada individu
untuk memenuhi
kebutuhannya. b. Perbedaan Discrepancies
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan
apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya
individu akan puas bila menerima manfaat diatas harapan. c. Pencapaian nilai Value attainment
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
d. Keadilan Equity Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan
di tempat kerja. e. Komponen genetik Genetic components
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting
untuk menjelaskan
kepuasan kerja
disamping karakteristik
lingkungan pekerjaan. Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu kepuasan
kerja. Diantaranya adalah sebagi berikut : a. GajiUpah
commit to user
35
Menurut Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji
memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dasar, uang juga
merupakan simbol dari pencapaian achievement, keberhasilan dan pengakuanpenghargaan.
Berdasarkan teori keadilan Adams, orang yang menerima gaji yang dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami
ketidakpuasan. Jika gaji dipersepsikan adil berdasarkan tuntutan- tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar gaji
yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu maka akan ada kepuasan kerja.
Jika dianggap gajinya terlalu rendah, pekerja akan merasa tidak puas. Tapi jika gaji dirasakan tinggi atau sesuai dengan harapan,
pekerja tidak lagi tidak puas, artinya tidak ada dampak pada motivasi kerjanya. Gaji atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap
motivasi kerja seseorang jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
b. Kondisi kerja yang menunjang Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak
menyenangkan uncomfortable akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kondisi kerja
yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.
c. Hubungan Kerja 1. Hubungan dengan rekan kerja
Ada tenaga
kerja yang
dalam menjalankan
pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga kerja lain dalam bentuk tertentu. Keluarannya barang yang setengah
jadi menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya. Misalnya
commit to user
36
pekerja konveksi. Hubungan antar pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.
Kepuasan kerja yang ada timbul karena mereka dalam jumlah tertentu berada dalam satu ruangan kerja sehingga
dapat berkomunikasi. Bersifat kepuasan kerja yang tidak menyebabkan peningkatan motivasi kerja. Dalam kelompok
kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-
kebutuhan tingkat tinggi mereka seperti harga diri, aktualisasi diri dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada
motivasi kerja mereka. 2. Hubungan dengan atasan
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggang rasa consideration.
Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai
pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama.
Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika kedua jenis hubungan adalah positif.
Atasan yang memiliki ciri pemimpin yang transformasional, maka tenaga kerja akan meningkat motivasinya dan
sekaligus dapat merasa puas dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja mempunyai peranan penting bagi karyawan dan
juga bagi perusahaan. Karyawan yang tidak memdapat kepuasan kerjanya akan mempengaruhi kondisi psikologi kerjanya atau produktivitas kerja
dan pada akhirnya akan merugikan pihak perusahaan. Pemberian motivasi
commit to user
37
kerja dan pemenuhan kebutuhan pekerja akan dapat mendukung job performance menjadi lebih baik dan kepuasan kerja dapat tercapai.
Sedangkan menurut Sondang 2000:128, kepuasan kerja dapat dikaitkan terhadap berbagai faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Kepuasan Kerja dan Kemangkiran Pegawai yang tinggi tingkat kepuasan kerjanya akan rendah
tingkat kemangkirannya. Sebaliknya pegawai yang rendah tingkat kepuasan kerjanya akan cenderung tinggi tingkat kemangkirannya.
Dalam praktik korelasi itu berarti bahwa seorang pegawai yang puas akan hadir di tempat tugas kecuali ada alasan yang benar-benar kuat
sehingga ia mangkir. Sebaliknya pegawai yang merasa tidak atau kurang puas, akan menggunakan berbagai alasan untuk tidak masuk
kerja. Dengan demikian, salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi tingkat kemangkiran pegawai adalah meningkatkan
kepuasan kerja. b. Kepuasan Kerja dan Keinginan Pindah
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya keinginan pindah kerja adalah ketidakpuasan di tempat
bekerja sekarang. Sebab-sebab ketidakpuasan itu dapat beranekaragam seperti penghasilan rendah atau dirasakan kurang memadai, kondisi
kerja yang kurang memuaskan, hubungan yang tidak serasi, baik dengan atasan maupun dengan para rekan sekerja, pekerjaan yang tidak
sesuai dan berbagai faktor lainnya. Berarti terdapat korelasi antara tingkat kepuasan dengan kuat atau lemahnya keinginan pindah
pekerjaan. Keadaan seperti ini perlu diwaspadai karena jika tejadi dalam skala besar, organisasi pula yang dirugikan.
c. Kepuasan Kerja dan Usia Dalam pemeliharaan hubungan yang serasi antara organisasi dan
para anggotanya, terdapat korelasi antara kepuasan kerja dengan usia seorang pegawai. Artinya, kecendrungan yang sering terlihat ialah
bahwa semakin lanjut usia pegawai, tingkat kepuasan kerjanyapun
commit to user
38
biasanya semakin tinggi. Berbagai alasan yang sering dikemukakan menjelaskan fenomena ini antara lain ialah:
a. Bagi pegawai yang sudah agak lanjut usia makin sulit memulai karir baru di tempat lain.
b. Sikap yang dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan, keinginan dan cita-cita.
c. Gaya hidup yang sudah mapan. d. Sumber penghasilan yang relatif terjamin.
e. Adanya ikatan batin dan tali persahabatan antara yang bersangkutan dengan rekan-rekannya dalam organisasi.
Sebaliknya mudah menduga bahwa bagi para pegawai yang lebih muda usianya, keinginan pindah itu lebih besar.
d. Kepuasan Kerja dan Tingkat Jabatan Kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan tingkat jabatan,
hal ini bermakna bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu organisasi maka tingkat kepuasannya pun cenderung lebih tinggi
pula. Berbagai alasannya antara lain ialah: a. Penghasilan yang dapat menjamin taraf hidup yang layak.
b. Pekerjaan yang memungkinkan mereka menunjukkan kemampuan kerjanya.
c. Status sosial yang relatif tinggi di dalam dan diluar organisasi. Menurut
Marihot Tua Efendi 2002:290
kepuasan kerja didefinisikan dengan hingga sejauh mana individu merasakan secara
positif atau negatif yang berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas- tugas pekerjaannya. Faktor-faktor apa saja yang terkait dengan atau
menentukan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja adalah suatu hal yang sangat luas.
Hal diatas menunjukkan bahwa kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait dengan
pekerjaan itu sendiri, dengan faktor lain seperti hubungan atasan, rekan kerja, lingkungan kerja, dan aturan-aturan. Berdasarkan ini para ahli
commit to user
39
mengklarifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :
• Gaji yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja, apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil. •
Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, apakah memiliki elemen yang memuaskan.
• Rekan kerja , yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa
berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyengkan atau tidak menyenangkan.
• Atasan, yaitu sseorang yang senantiasa memberikan perintah atau
petunjuk dalam pelaksanaan kerja. •
Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.
• Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan nonfisik.
Dengan demikian alasan-alasan tersebut bertalian erat dengan prospek seseorang untuk dipromosikan, perencanaan karir dan
pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi.
d. Indikator Kepuasan Kerja