sebaliknya. Bila sedang menurun siswa melalui bantuan guru perlu meningkatkannya. Unsur- unsur dinamis dalam belajar, antara lain:
a Bahan Belajar dan Upaya Peningkatannya. Bahan belajar sebagai muatan esensial
diberikan untuk mencapai tujuan belajar, Oleh karena itu bahan belajar harus dipilih sesuai dengan tujuan belajar, disamping harus sesuai dengan minat siswa. Kemajuan dibidang
ilmu penegatahuan dan teknologi sekarang ini memberikan kemudahan guru untuk memperoleh bahan belajar yang banyak dan bervariasi.
b Alat Bantu dan Upaya Peningkatannya. Alat bantu belajar adalah segala sesuatu yang
direncanakan oleh guru, biasanya berupa alat peraga dan media. Alat peraga berfungsi memperjelas hal-hal yang telah diterangkan, karena dengan alat peraga siswa mempunyai
pengalaman lebih banyak daripada sekedar mendengarkan. Media berfungsi sebagai bahan belajar yang perlu dipelajari siswa tanpa melalui guru. Supaya suasana kondusif ini
terwujud, guru perlu melakukan berbagai kegiatan, misalnya mengatur ruangan kelas secara tepat dan menarik, serta menciptakan interaksi yang wajar berlandaskan rasa
sayang antar sesama Darsono, 2000:33-37.
2.2 Pembelajaran Geografi.
Geografi menurut seminar dan lokakarya yang dilaksanakan di Jurusan Geografi, FKIP, IKIP Semarang kerjasama dengan IGI 1988, telah menghasilkan rumusan definisi Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena Geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam kontek keruangan. sedangkan pengertian geografi
moderen: Geografi moderen adalah Geografi terpadu integrated geografi yang mempunyai ciri menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
kompleksitas wilayah. Studi geografi berkenaan dengan 1 permukaan bumi geosfer, 2 alam lingkungan
atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, 3 umat manusia dengan kehidupannya antroposfer, 4 penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, 5
analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi dipermukaan bumi Depdiknas,2006. Pembelajaran geografi hakikatnya adalah Pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan
permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannyaSumaatmaja,1997:9-12.
2.3 Teori Belajar konstruktivisme
Menurut pandangan teori Konstruktivisme, belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya.
Oleh karena itu, pembelajaran diusahakan agar dapatmemberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa. Proses belajar sebagai salah satu usaha
pemberian makna oleh siswa melalui proses asimilasi dan akomodasi, kemudian akan
membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir bahwa pengetahuan oleh manusia
sedikit demi sedikit demi sedikit prestasinya diperluas melalui konteks terbatas. Implikasi dari pandangan konstruktivisme disekolah adalah guru tidak lagi menstransfer ilmu
secara utuh dan lengkap pada siswa, namun pengetahuan itu secara aktif dibangun oleh siswa itu sendiri melalui pembelajaran yang berkualitas belajar dengan perspektif konstruktivisme
merupakan suatu proses perubahan konsepsi sehingga belajar merupakan suatu kegiatan yangrasional. Hal ini sejalan dengan pendapat dari West Pines dalam rustam 2007:8 yang
menyatakan bahwa belajar hanya akan terjadi bila seseorang mengubahnya atau setidak- tidaknya berkeinginan mengubah keinginannya.
Penekanan teori konstruktivisme adalah dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapat penekanan merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka,
bukannya guru atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif perlu dikembangkan. Kreativitas dan
keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa Suparno dalam Nursalam 2007: 21.
Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teoribelajar konstruktivisme, Hanbury 1996: 3 mengemukakan sejumlah aspek dalamkaitannya dengan
pembelajaran, yaitu 1 siswa mengkonstruksi pengetahuandengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, 2 pembelajaran menjadilebih bermakna karena siswa mengerti, 3
strategi siswa lebih bernilai, dan 4siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalamandan ilmu pengetahuan dengan temannya.
Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler 1996:20 mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran,sebagai berikut:
1 memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakangagasannya dengan bahasa sendiri.
2 memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi
lebih kreatif dan imajinatif. 3
memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru. 4
memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa. 5
mendorong siswa
untuk memikirkan
perubahan gagasan
mereka, dan
menciptakanlingkunganbelajaryang kondusif.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu
kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang
telah diperintahkan dan dilakukanoleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
2.4 Sumber Belajar