14
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Baitul Mal Wa Tamwil
1. Pengertian Baitul Mal Wa Tamwil
Baitul Mal wa Tamwil BMT merupakan lembaga ekonomi atau keuangan syariah non bank yang sifatnya informal karena lembaga ini
didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembakan usaha-usaha produktif dan investasi
dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan
11
. Konsep awal BMT dimulai dari tesis syariah. Maal yang diambil dari
ZIS dijadikan pengaman pembiayaan bagi 8 golongan yang berhak menerima zakat ashnaf. Singkatnya, dana ZIS digunakan sebagai dana
produktif. Sedangkan Tamwil, murni bisnis yang hitungannya dan akadnya jelas. Kewajiban dan hak-haknya, yang digunakan secara bisnis murni
12
. Selain itu, BMT ke dalam 2 fungsi utama
13
: a.
Bait al maal sebagai lembaga yang mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti halnya
zakat,infaq,sadaqoh.
11
Amir Mu’alim, Profesionalitas Sumber Daya Manusia Baitul Mal Wa Tamwil, BMT di Kabupaten Sleman, jurnal fenomena: Vol.4 no.2
12
https:id.wikipedia.orgwikiBaitul_Maal_wa_Tamwil: diunduh pada 19 Juni 2015
13
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi Edisi 3, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h. 31
15 b.
Bait at-tamwil sebagai lembaga yang mengarah pada usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.
2. Peran dan Fungsi Baitul Mal wat Tamwil
Lembaga inimemiliki fungsi yang mendekati dengan fungsi bank, yaitu penghimpunan dan penyalura dana, pencipta dan pemberi likuiditas,
menciptakan lapangan kerja dan member pendapatan para pegawainya, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai risiko, keuntungan
dan peluang yang ada pada lembaga tersebut, pemberi pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dengan hasil dan tidak meminta jaminan
yang memberatkan usaha mereka
14
. BMT memainkan peran dan fungsinya dalam beberapa hal
15
yaitu, mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan
mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat dan daerah kerjanya.
Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi
persaingan global. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota. Setelah itu BMT dapat melakukan penggalangan dan mobilisasi atas potensi tersebut sehingga
14
Yuke Rahmawati, Lembaga Keuanagan Mikro Syariah, Banten: UIN JAKARTA PRESS,2013,h. 22-23
15
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syari’ah Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h.60
16 mampu melahirkan nilai tambah kepada anggota dan masyarakat
sekitar. Menjadi perantara keuangan antar agniyah sebagai shohibul maal
dengan dhu’afah sebagai mudhorib, terutama untuk dana sosial. BMT
dalam fungsi ini bertindak sebagai amil yang bertugas untuk menerima dana zakat, infaq, sadaqah, dan dana sosial dan kemudian disalurkan
kembali kepada golongan yang membutuhkan.
3. Mekanisme Operasional BMT