34
L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 3 , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a , K K P
Gambar 13. Trend Target dan Capaian Produksi Lele dan Nilai Produksi Tahun 2010 -2013
Melalui upaya langkah strategis yang telah dilakukan pada Tahun 2013 capaian produksi ikan lele mampu melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu dengan capaian
108,35 yang diikuti oleh capaian positif nilai produksi yang mencapai 140,86 dari target. Upaya-upaya tersebut antara lain melalui i Pengembangan teknologi budidaya
secara intensifikasi dengan bioflok untuk efisiensi pakan; ii Penggunaan teknologi budidaya ikan lele dengan terpal sebagai upaya efesiensi pemanfaatan lahan; dan iii
Extensifikasi melalui program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan PUMP Perikanan Budidaya. Melihat kinerja yang telah dicapai pada Tahun 2013 serta upaya-upaya
strategis yang terus dilakukan, maka target volume dan nilai produksi pada Tahun 2014 diprediksi dapat tercapai.
Perbandingan total produksi ikan lele nasional terhadap total produksi ikan lele dunia, menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 Indonesia menempati posisi teratas yang
mendominasi produk lele dunia dengan memberikan share sekitar 75,6 terhadap total produksi ikan lele dunia yang sebesar 446.321 ton, disusul oleh Malaysia dengan
share sebesar 10,5. sumber : Fishstat FAO, Maret 2013
i. Gurame
Produksi gurame Tahun 2010 - 2013 menunjukkan kinerja yang positif, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 15,74, begitu juga dengan angka nilai produksi selama
kurun waktu yang sama menunjukan trend yang positif dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 43,50.
Dilihat dari capaian kinerja terhadap target tahunan menunjukan bahwa capaian produksi ikan gurame telah mampu melapaui target tahunan yang ditetapkan dengan
rata-rata capaian sebesar 138,3, kecuali untuk Tahun 2013 dimana produksi belum mampu mencapai target 69,42 dari target begitu juga dengan angka nilai produksi
yang hanya mencapai 99,18. Tidak tercapainya target pada Tahun 2013 disebabkan karena adanya perlambatan pengembangan kawasan pada daerah-daerah potensial
Target ton Capaianton
2010
270.600 242.811
2011 366.000
337.557 2012
495.000 441.217
2013
700.000 758.455
2010 2011
2012 2013
270.600 366.000
495.000 700.000
242.811 337.557
441.217 758.455
Target ton Capaianton
Target milyar rup Capaianmilyar rupiah
2010
2.752 2011
3.929 2012
5.258
2013
7.000 9.860
2010 2011
2012 2013
7.000 2.752
3.929 5.258
9.860
Target milyar rupiah Capaianmilyar rupiah
35
L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 3 , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a , K K P
lainnya. Produksi gurame masih didominasi pada beberapa sentra-sentra produksi yang sudah ada, sedangkan disisi lain kapasitas usaha yang dijalankan tidak menujukkan
peningkatan yang signifikan, hal ini disebabkan karena proses produksi budidaya yang cukup lama.
Gambar 14. Trend Target dan Capaian Produksi Gurame dan Nilai Produksi dari Tahun 2010 -2013
Pengembangan pola usaha berbasis segementasi merupakan langkah yang tepat karena secara nyata mampu memberikan keuntungan yang cukup signifikan. Percepatan
pengembangan kawasan melalui pendekatan pola segmentasi usaha diharapkan akan mampu menarik minat masyarakat untuk terjun melakukan usaha budidaya gurame.
Melalui upaya tersebut diharapkan target volume dan nilai produksi Tahun 2014 akan mampu tercapai.
Perbandingan total produksi ikan gurame nasional terhadap total produksi ikan gurame dunia, menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 Indonesia menempati posisi teratas yang
mendominasi produk gurame dunia dengan memberikan share sekitar 95,6 terhadap total produksi ikan gurame dunia yang sebesar 67.155 ton, disusul Thailand dengan
share sebesar 4,06. sumber : Fishstat FAO, Maret 2013.
j. Rumput Laut