Kondisi Sosial Petani Tambak

Tabel 4.16 Karakterisktik Petani Tambak Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak sekolah Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Perguruan Tinggi 3 9 20 12 1 6,7 20,0 44,4 26,7 2,2 Sub Total 45 100,0 Sumber: Data Primer diolah, 2008 Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa dari segi pendidikan petani tambak di daerah penelitian tidak terlalu rendah, rata-rata mereka sudah menamatkan pendidikan setingkat SMP yang dijumpai sebanyak 20 orang 44,4, bahkan ada 6 orang 13,1 yang sudah menamatkan pendidikan setingkat SMA dan satu orang berpendidikan setingkat perguruan tinggi, walaupun masih dijumpai 9 orang 20 yang hanya menamatkan SD, dan 3 orang 6,7 yang tidak sekolah ataupun bila mereka sekolah tidak sampai menamatkan SD.

4.20 Kondisi Sosial Petani Tambak

Sebagaimana dengan kondisi sosial nelayan, dalam melihat kondisi sosial petani tambak yang diangkat dalam penelitian ini meliputi unsur-unsur sosial seperti anggota keluarga, kondisi rumah tempat tinggal dan kondisi sosial lainnya. Dari kondisi sosial ini nantinya akan tergambar bagaimana tingkat kesejahteraan hidup dari kelompok petani tambak di daerah penelitian ini. Data mengenai kondisi sosial petani tambak di daerah penelitian akan ditampilkan pada Tabel 4.17, dan Tabel 4.18. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Tambak Tanggungan Keluarga Frekuensi Persentase 3 orang 4 – 6 orang 22 23 48,9 51,1 Sub Total 45 100,0 Sumber: Data Primer diolah, 2008 Jumlah tanggungan keluarga petani tambak yang menjadi responden penelitian ini adalah 22 orang 48,9 mempunyai tanggungan keluarga dari 1 sampai 3 orang, selebihnya sebanyak 23 orang 51,1 mempunyai tanggungan keluarga antara 4 – 6 orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa dari segi tanggungan keluarga petani tambak lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok nelayan. Lebih lanjut Tabel 4.18 menunjukkan kondisi sosial tempat tinggal petani tambak. Dari segi luas rumah, rata-rata rumah petani tambak di daerah penelitian sedang, dimana ukuran rumah terkecil mempunyai luas 36 meter persegi 6 x 6 m sedangkan ukuran rumah terbesar mencapai 108 meter persegi 9 x 12 m. Rata-rata rumah petani tambak ini berdinding papan maupun semi permanen dengan lantai semen maupun panggung. Dari hasil penelitian menjumpai 23 rumah 51,1 yang berdinding papan, semi permanen sebanyak 17 rumah 37,8, dan sebanyak 5 rumah berstruktur permanen. Lantai rumah terdiri dari semen sebanyak 32 rumah 71,1, rumah panggung sebanyak 11 rumah 24,4. Sebanyak 10 rumah 22,2 beratapkan daun rumbianipah, selebihnya sebanyak 35 rumah 77,8 beratap seng. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Kondisi Rumah Tempat Tinggal Petani Tambak Kondisi Sosial Frekuensi Persentase Luas Rumah: 36 meter persegi 42 meter persegi 54 meter persegi 63 meter persegi 108 meter persegi 12 9 11 10 3 26,7 20,0 24,4 22,2 6,7 Sub Total 45 100,0 Dinding Rumah: Papan Semi Permanen Permanen 23 17 5 51,1 37,8 11,1 Sub Total 45 100,0 Lantai Rumah: Tanah Panggung Semen 2 11 32 4,4 24,4 71,1 Sub Total 45 100,0 Atap Rumah: Daun Rumbia Nipah Seng 10 35 22,2 77,8 Sub Total 45 100,0 Jumlah kamar tidur: 2 kamar 3 kamar 4 kamar 16 26 3 35,6 57,8 6,7 Sub Total 45 100,0 Status kepemilikan rumah: Milik sendiri Sewa kontrakan 42 3 93,3 6,7 Sub Total 45 100,0 Sumber: Data Primer diolah, 2008 Dilihat dari jumlah kamar tidur, dari 45 rumah petani tambak yang diobservasi dijumpai sebanyak 16 rumah 35,6 mempunyai 2 kamar tidur, sebanyak 26 rumah 57,8 mempunyai 3 kamar tidur dan selebihnya sebanyak 3 Universitas Sumatera Utara rumah mempunyai 4 kamar tidur. Dengan demikian jika ditinjau dari rumah tempat tinggal, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi rumah petani tambak lebih baik dibandingkan dengan nelayan. Ditinjau dari status kepemilikan rumah dan pekarangannya, rata-rata rumah petani tambak ini adalah milik sendiri. Jumlah rumah yang kepemilikan sendiri mencapai 42 rumah 93,3, sisanya sebanyak 3 rumah 6,7 merupakan rumah yang dikontrak atau disewa oleh petani tambak dari orang lain.

4.21 Pendapatan Petani Tambak