memenuhi kebutuhan pasar lokal, juga dikembangkan untuk ekspor ke luar daerah, maupun internasional.
4.15 Karakteristik Nelayan
Karakteristik individu nelayan di bahas dalam penelitian ini untuk menunjukkan bagaimana sebenarnya karakteristik nelayan yang ada di Kabupaten
Aceh Utara, apakah sama dengan nelayan-nelayan di daerah lain. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya seperti Salim 1999 dan Adnan
2006 menunjukkan bahwa secara umum nelayan berpendidikan rendah dengan jumlah tanggungan besar sementara pendapatan yang mereka peroleh dari hasil
tangkapan ikan relatif kecil dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Beberapa karakteristik individu yang coba diangkat dalam penelitian ini meliputi; umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, tanggungan keluarga.
Hasil penelitian menjumpai rata-rata umur nelayan di Kabupaten Aceh Utara 41 tahun. Hasil lengkap mengenai karakteristik individu nelayan sebagaimana
ditampilkan pada Tabel 4.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Karakterisktik Nelayan Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan
Karakteristik Frekuensi
Persentase Kelompok Umur
26 – 30 tahun 31 – 35 tahun
36 – 40 tahun 41 – 45 tahun
46 – 50 tahun 51 – 55 tahun
5 9
6
16 3
6 11,1
20,0 13,3
35,6
6,7 13,3
Sub Total 45
100,0 Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan
45 -
100,0 -
Sub Total 45
100,0 Status Perkawinan:
Kawin Belum kawin
44 1
97,8 2,2
Sub Total 45
100,0 Sumber: Data Primer diolah, 2008
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 dijumpai kelompok nelayan yang paling banyak berumur antara 41 – 45 tahun yang mencapai 16 orang
35,6, diikuti oleh kelompok umur 31 – 35 tahun sebanyak 9 orang 20. Adapun kelompok usia paling muda dari nelayan ini adalah 26 – 30 tahun yang dijumpai
sebanyak 5 orang 11,1, sedangkan kelompok umur paling tua antara 51 – 55 tahun sebanyak 6 orang 13,3.
Dari data di atas menunjukkan bahwa umur nelayan di daerah penelitian sudah cukup dewasa dengan rata-rata umur mencapai 40,56 tahun. Dari 45 orang
nelayan yang menjadi responden penelitian ini seluruhnya berjenis kelamin laki-laki, hal ini dapat dipahami mengingat di daerah penelitian, masih menjadi hal yang tabu
Universitas Sumatera Utara
dikalangan masyarakat untuk melibatkan perempuan dalam kegiatan mencari ikan di laut. Kebanyakan kaum perempuan hanya dilibatkan dalam proses lanjutan hasil
tangkapan, misalnya dalam proses membuat ikan asin; dari proses membelah ikan, memasak, menjemur, bahkan sampai proses pemasaran baru dilakukan pelibatan
terhadap kaum perempuan. Dari data pada Tabel 4.3 juga memberikan informasi bahwa mayoritas dari
nelayan di daerah penelitian telah berkeluarga yaitu 44 orang 97,8, hanya 1 orang yang belum berkeluarga. Bagi nelayan yang sudah berkeluarga tentu saja
tanggungjawab menjadi lebih besar untuk mencari nafkah bagi keluarganya yang ditinggalkan selama melaut.
Karakteristik lain dari nelayan di daerah penelitian yang coba diangkat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan. Selama ini terdapat teorema yang
menyatakan bahwa kelompok nelayan kebanyakan berpendidikan rendah sebagai akibat dari banyak anak-anak usia sekolah yang memilih untuk mencari uang
dibandingkan untuk sekolah. Selain itu, masih adanya anggapan dikalangan masyarakat nelayan bahwa untuk melaut tidak diperlukan pendidikan yang relatif
tinggi, dan kalaupun ada sebagian dari nelayan yang sadar akan pentingnya pendidikan, mereka lebih mengarahkan agar pendidikan tersebut untuk anak-anak
mereka. Adapun karakteristik pendidikan nelayan di daerah penelitian secara lengkap ditunjukkan pada Tabel 4.4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Karakterisktik Nelayan Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi
Persentase
Tidak sekolah Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas
5 14
20 6
11,1 31,1
44,4 13,1
Sub Total 45
100,0 Sumber: Data Primer diolah, 2008
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari segi pendidikan sebenarnya nelayan di daerah penelitian tidak terlalu rendah, rata-rata mereka sudah menamatkan
pendidikan setingkat SMP yang dijumpai sebanyak 20 orang 44,4, bahkan ada 6 orang 13,1 yang sudah menamatkan pendidikan setingkat SMA, walaupun masih
dijumpai 14 orang 31,1 yang hanya menamatkan SD, dan 5 orang 11,1 yang tidak sekolah ataupun bila mereka sekolah tidak sampai menamatkan SD. Secara
umum kondisi pendidikan nelayan di daerah penelitian ini lebih baik dibandingkan dengan pendidikan nelayan yang ada di daerah lain.
4.16 Kondisi Sosial Nelayan