11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:
konstruktivisme Constructivism,
bertanya Questioning,
menemukan Inquiry, masyarakat belajar Learning Community, pemodelan Modeling, refleksi reflection, dan penilaiannya sebenarnya
Authentic Assesment Trianto,2009: 107. Contextual teaching and learning CTL adalah pembelajaran yang
menggunakan bermacam-macam masalah kontekstual sebagai titik awal, sedemikian sehingga siswa belajar dengan menggunakan pengetahuan dan
kemampuannya untuk memecahkan berbagai masalah, baik masalah nyata maupun masalah simulasi, baik masalah yang berkaitan dengan mata
pelajaran lain di sekolah, situasi sekolah maupun masalah di luar sekolah, termasuk masalah-masalah ditempat kerja yang relevan Suryanto, 2002:
20. Menurut Wina Sanjaya 2005: 109, pembelajaran kontekstual
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Pendekatan kontekstual memungkinkan proses belajar yang menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga
peserta didik dapat melakukan secara langsung hal-hal yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual Joshua Subandar, 2003: 2 merupakan suatu
konsep tentang pembelajaran yang membantu guru untuk menghubungkan isi bahan ajar dengan situasi dunia nyata serta penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja serta terlibat aktif dalam kegiatan belajar yang dituntut dalam pelajaran.
Dalam pembelajaran matematika yang menggunakan CTL siswa diharapkan mampu belajar dengan aktif, belajar melalui “mengalami”
bukan menerima konsep yang sudah jadi, dan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Diharapkan konsep yang dipelajarinya betul-betul
dimengerti atau bermakna dan dapat mengendap di memori jangka panjang long term memory, sehingga menjadi miliknya, bukan sekedar
dihafalkan dan mudah terlupakan. Pendekatan kontekstual memungkinkan proses belajar yang menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara
alamiah, sehingga peserta didik dapat melakukan secara langsung hal-hal yang dipelajarinya.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan mengambil mensimulasikan, menceritakan,
berdialog, atau tanya jawab kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari- hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke dalam konsep yang dibahas
Erman Suherman, 2003: 3. Pembelajaran kontekstual dirancang dengan tujuan agar sekolah
benar-benar menyiapkan siswa untuk terjun di masyarakat serta untuk memungkinkan kerjasama antar sekolah dan dunia kerja, sehingga siswa
dapat belajar memecahkan masalah dalam setting nyata Suryanto, 2002: 21. Dengan kata lain, pembelajaran kontekstual diselenggarakan dengan
menggunakan konteks sekolah maupun konteks luar sekolah sehingga siswa benar-benar siap terjun di masyarakat. Begitu juga dengan Johnson
2002: 25 mengemukakan bahwa: The CTL system is an educational process that aims to help
students see meaning in the academic subjects with the context of their daily lives, that is, with the context of their personal, social, and cultural
circumstances, to achieve this aim, the system encompasses the following eight components: making meaningful conections, doing significant work,
self-regulated learning, collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual, reaching high standards, using authentic
assessment. Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa melihat makna di mata pelajaran akademik dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu, dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka, untuk mencapai tujuan ini, sistem
meliputi delapan komponen berikut: membuat hubungan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang signifikan, pembelajaran mandiri, bekerja
sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara individu, mencapai standar yang tinggi, menggunakan penilaian autentik
Secara garis besar langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam kelas adalah sebagai berikut
Trianto, 2009: 111:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiaan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru pada penerapan model pembelajaran kontekstual Contextual Teaching And
Learning dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1.
Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang
bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian
memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
2. Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta
dari permasalahan yang disajikan gurudari materi yang diberikan guru. 3.
Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan
diskusi, dan tanya jawab. 5.
Guru mendemonstrasikan ilustrasigambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya.
6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan. Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat
manarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dimulai dari konteks kehidupan nyata siswa, selanjutnya guru
memfasilitasi siswa untuk mengangkat objek dalam kehidupan nyata itu ke dalam konsep matematika, melalui tanya jawab, diskusi, dan inkuiri,
sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut dalam pikirannya.
B. Kemampuan Komunikasi Matematis