4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan
diskusi, dan tanya jawab. 5.
Guru mendemonstrasikan ilustrasigambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya.
6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan. Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat
manarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dimulai dari konteks kehidupan nyata siswa, selanjutnya guru
memfasilitasi siswa untuk mengangkat objek dalam kehidupan nyata itu ke dalam konsep matematika, melalui tanya jawab, diskusi, dan inkuiri,
sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut dalam pikirannya.
B. Kemampuan Komunikasi Matematis
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa bisa,
sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan
Depdikbud, 1999 : 623. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah
suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998, komunikasi berasal
dari bahasa latin “communis” yang artinya “sama” dalam arti “sama
makna” mengenai satu hal. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia KUBI dalam Zainab, 1996 secara terminology, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pesan dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi pesan, ide, gagasan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi diantaranya Muh.Nurul Huda, Komunikasi pendidikan. Sedangkan menurut persepsi penulis, yang dimaksudkan dengan
komunikasi dalam dunia pendidikan adalah proses penyampaian pesan antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dan siswa yang lainnya.
Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting pada matematika dan pendidikan matematika. Ketika siswa ditantang berfikir tentang
matematika dan mengkomunikasikan hasil pikiran mereka secara lisan atau dalam bentuk tulisan, berarti mereka sedang belajar menjelaskan dan
menyakinkan apa yang ada didalam benak mereka. Seorang siswa memperoleh informasi berupa konsep matematika yang diberikan guru
maupun yang diperoleh dari bacaan, maka saat itu terjadi transformasi informasi matematika dan sumber kepada siswa tersebut.
Komunikasi matematis
adalah cara
bagi siswa
untuk mengomunikasikan ide-ide, strategi maupun solusi matematika baik secara
tertulis maupun lisan. Komunikasi adalah bagian penting dari matematika dan pendidikan matematika. Sedangkan, kemampuan komunikasi
matematis dalam menjawab soal menurut National Council of Teachers of Mathematics 2000: 348 dapat dilihat ketika siswa menganalisis dan
menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat.
Clark 2005: 5 menyatakan bahwa “Math is communication. You have to be able to communicate the concepts. You have to be able to
communicate your thinking. Numbers are not enough for any good mathematician. You have to prove. You have to convince
” Matematika adalah komunikasi. Anda harus bisa mengkomunikasikan konsep. Anda
harus bisa mengkomunikasikan pemikiran anda. Bilangan saja tidak cukup untuk matematika yang baik. Anda harus bisa membuktikan. Anda harus
bisa meyakinkan.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus mampu menyampaikan isi pemikirannya tentang masalah matematika, bukan hanya dalam hal
menghitung tapi juga bagaimana mengkomunikasikan matematika tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu Hirschfeld 2008: 4 juga
berpendapat bahwa dengan adanya komunikasi siswa mengenai ide dan apa yang mereka pikirkan, guru bisa mengerti apa yang diketahui dan apa
yang tidak diketahui oleh siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Borasi and Rose dalam Kosko and Wilkins 2010: 81 yaitu:
“Students who write to explain or describe solution strategies experience an improvement in their problem solving skills
”. Seseorang yang menulis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan strategi solusi
mengalami peningkatan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Menurut Jacobs 2002: 380-381 komunikasi ide-ide matematika
dapat dilihat melalui lima aspek yaitu aspek representasi, aspek mendengar, aspek membaca, aspek diskusi, dan aspek menulis.
Kemampuan komunikasi matematis merupakan kesanggupankecakapan seorang siswa untuk dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan
matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan apa yang ada dalam soal matematis Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 24.
Komunikasi mempunyai peranan penting dalam pembelajaran matematika. Ada 2 alasan yang mendasari pentingnya komunikasi dalam matematika
yaitu matematika pada dasarnya merupakan suatu bahasa dan belajar matematis merupakan aktivitas sosial.
Melalui komunikasi matematis siswa dapat belajar untuk menerima ide-ide matematika melalui pendengaran, penglihatan, dan visualisasian,
mampu menyajikan ide-ide matematika dengan bicara, tulisan, gambar, diagram, dan, grafik serta mampu berdiskusi dan mengajukan pertanyaan
tentang matematika Herry Sukarman, 2000: 42. Ada beberapa indikator yang menunjukkan adanya komunikasi
TIM PPPG Matematika, 2005: 59 antara lain: menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram, mengajukan
dugaan conjegtures, melakukan manipulasi matematika, menarik kesimpulan, menyussun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
beberapa solusi, menarik kesimpulan dari pernyataan, memeriksa kesahihan suatu argumen, menemukan pola atau sifat dari gejala
matematis untuk membuat generalisasi. Berdasarkan definisi di atas, maka aspek kemampuan berkomunikasi secara matematis meliputi:
a. Kemampuan siswa memberikan alasan secara rasional terhadap suatu
pernyataan. Siswa yang berpikir rasional akan menggunakan alasan yang logis dalam menjawab suatu pertanyaan dan memberikan
pendapat tehadap suatu pernyataan.
b. Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika dan
sebaliknya. Kemampuan ini meliputi kemampuan mengubah bentuk uraian ke rumus, grafik, tabel, gambar, skema, dan diagram serta
menafsirkannya. Dengan kemampuan ini, siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal cerita.
c. Kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian
yang relevan. Kemampuan ini adalah kemampuan menyatakan pikiran dan ide-ide atau gagasan matematika ke dalam kata-kata, lambang
matematika dan bilangan ketika menyelesaikan masalah.
C. Materi Garis Dan Sudut