18 yang perlu diperhatikan dalam perencanaan prediksi atau pengaturan pola tanam
adalah bahwa semua kombinasi tanaman harus dapat memenuhi persyaratan teknis, lingkungan, ekonomi dan sosial seperti pemilihan jenis tanaman yang
sesuai dengan sifat-sifat lahan, iklim dan memiliki komoditas yang ekonomis. Penentuan pola tanam merupakan salah satu prinsip yang digunakan petani
sebagai manajer dalam mengelola usahataninya Hernanto, 1989. Perubahan iklim yang terjadi telah mengubah pola pengusahaan tanaman
pola tanam yang dilakukan oleh petani. Secara umum, dua provinsi di Jawa Jawa Barat dan Jawa Timur yang pasokan airnya lebih tersedia memiliki
intensitas tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan empat provinsi lainnya di luar Jawa. Namun, di Jawa Barat dan Jawa Timur telah terjadi perubahan pola
tanam, yang sebelumnya padi-padi-padi menjadi padi-padi-palawija. Hal ini mengindikasikan bahwa petnai sudah responsif terhadap adanya gejala-gejala
perubahan iklim dengan menyesuaikan jenis tanaman yang mereka usahakan Handoko et al, 2008.
2.1.6 Dampak Perubahan Iklim terhadap Produktivitas
Dampak perubahan iklim terhadap produktivitas hasil panen tanaman ternyata sangat bervariasi antar daerah. Hal ini terjadi karena produktivitas tidak
saja dipengaruhi oleh perubahan iklim tersebut, tetapi juga oleh faktor lain seperti ketersediaan pupuk dan pestisida tepat waktu, atau sarana irigasi yang mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi secara optimal Handoko et al, 2008. Produktivitas padi mengalami penurunan di Jawa Barat, Sulawesi Utara
dan Gorontalo serta Sumatra Utara dengan variasi antara 1,8 hingga 20,5; sementara di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan mengalami peningkatan antara
19 6,2 hingga 14,3. Produktivitas palawija juga sebagian besar mengalami
penurunan, kecuali di Jawa Timur yang mengalami peningkatan. Perubahan produktivitas yang mencolok justru terjadi pada komoditas tebu. Di Jawa Barat,
produktivitas tebu mengalami penurunan sebesar 25,0, sementara di Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 93,9.
2.2 Persepsi Petani Terhadap Perubahan Iklim
Persepsi dalam arti sempit merupakan suatu penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas yaitu pandangan atau
pengertian bagaimana seseorang memandang atau mengerti sesuatu Leavitt, 1978. Menurut Muchtar 1998 dalam Yuwono 2006, persepsi adalah proses
penginderaan dan penafsiran rangsangan suatu obyek atau peristiwa yang diinformasikan sehingga seseorang dapat memandang, mengartikan dan
menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada dan dapat menentukan tindakannya.
Menurut Schiffman and Kanuk 1987, setiap individu mempunyai pandangan yang spesifik dalam melihat suatu realita. Empat orang yang secara
bersama-sama melihat suatu kejadian yang sama, dapat menuliskan empat macam laporan yang ditulis secara jujur tetapi isinya berbeda-beda satu sama lain. Hal ini
terjadi karena bagi setiap orang realita adalah suatu fenomena yang bersifat individual tergantung dari kebutuhan, keinginan, nilai yang dipegang dan
pengalaman dari individu tersebut. Jadi, bagi individu, realita bukanlah merupakan realita objektif. Cara memandang suatu kenyataan yang berbeda-beda
antara individu yang satu dengan lainnya disebut persepsi.