Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

25 memiliki peranan strategis karena letaknya berada pada posisi dekat dengan daerah penangkapan fishing ground perairan Samudra Hindia dan akses pemasaran domestik mapun ekspor. Dengan adanya perubahan iklim, peneliti melakukan analisis dampak perubahan iklim terhadap sektor peikanan, mengestimasi besarnya perubahan tingkat kesejahteraan nelayan perahu motor tempel yang ada di Pelabuhanratu dan strategi adaptasi yang dilakukan nelayan perahu motor tempel akibat adanya perubahan iklim. Handayani 2007 melakukan penelitian terhadap budidaya tanaman bawang merah organik terhadap tingkat permintaan konsumen. Budidaya organik mendorong terbentuknya tanah dan tanaman sehat dengan melakukan praktek- praktek budidaya tanaman seperti daur ulang unsur hara, rotasi tanaman, pengolahan tanah yang tepat, serta menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetik. Peralihan sistem budidaya ini disebabkan oleh tingginya penggunaan pupuk dan pestisida sintetik sehingga mengakibatkan produktivitas tanah di Indonesia menjadi makin menurun dan konsumen bawang merah sudah mulai peduli akan bahaya dari penggunaan pestisida sintetik yang berlebihan, sehingga konsumen mulai menggunakan produk organik. Penelitian tersebut menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif dari kedua teknik budidaya konvenssional dan organik, untuk membandingkan teknik budidaya yang lebih efisien atau menguntungkan, serta untuk mengetahui apakah Indonesia lebih diuntungkan memproduksi bawang merah dalam negeri atau lebih diuntungkan apabila mengimpor dari luar negeri. Sunarno 2004 melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan dan optimalisasi pola tanam komoditas sayuran di Desa Sukatani, Kecamatan Pecet, 26 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pendapatan usahatani sayuran petani responden pada kondisi aktual menunjukkan bahwa pendapatan per hektar petani luas lebih rendah dibandingkan petani sempit. Nilai RC rasio petani sempit lebih besar dibandingkan petani luas, hal ini menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan petani sempit lebih efisien dibandingkan petani luas. Tingkat produktivitas lahan petani sempit yang lebih besar dibandingkan petani luas disebabkan karena pemeliharaan yang dilakukan lebih intensif. Sedangkan hasil analisis optimalisasi untuk pertanian menunjukkan bahwa pola tanam yang dapat memberikan pendapatan yang optimal adalah tanaman horinso, brokoli dan wortel + bawang daun, sedangkan petani sempit adalah tanaman horinso, brokoli dan horinso. Hasil optimal petani luas lebih kecil dibanding petani sempit. Nilai RC ratio optimal untuk petani luas juga lebih kecil dibandingkan petani petani sempit, tetapi tambahan pendapatan per hektar yang diperoleh petani luas lebih besar dibanding petani sempit. Petani luas lebih berdiversivikasi dibanding petani sempit. 27

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Perubahan iklim dengan segala penyebabnya sudah terjadi di tingkat lokal, regional maupun global. Peningkatan emisi Gas Rumah Kaca GRK menyebabkan terjadi pemanasan global diikuti dengan meningkatnya permukaan air laut akibat pencairan es di wilayah kutub. Naiknya permukaan air laut akan menyebabkan meningkatnya energi yang terjadi dalam atmosfer, sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi hampir 10 tahun terakhir telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor, terutama di sektor pertanian. Salah satu dampak akibat terjadinya perubahan iklim adalah curah hujan yang tinggi. Para petani bawang di Kabupaten Brebes merupakan salah satu pihak yang merasakan pengaruh dari perubahan iklim tersebut. Kesalahan strategi dari petani menjadi tidak tepat karena cuaca yang ekstrim tidak dapat diantisipasi. Tanaman bawang merah tidak membutuhkan banyak air dan cukup mendapatkan sinar matahari dalam pertumbuhannya, sehingga pada saat terjadi perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan meningkat akan berakibat berubahnya struktur proporsi bawang merah. Bawang merah yang ditanam dalam kondisi tempat yang teduh mengakibatkan pembentukan umbi yang tidak sempurna sehingga ukuran bawangnya menjadi kecil dan kualitas bawang merah menjadi buruk. Hal ini akan berdampak negatif terhadap produktivitas bawang merah dan menyebabkan menurunnya tingkat persaingan bawang merah lokal terhadap bawang merah impor sehingga akan berimplikasi terhadap menurunnya pendapatan petani bawang merah di Kabupaten Brebes, maka kesejahteraan 28 mayarakat di Kabupaten Brebes semakin menurun karena bawang merah merupakan komoditas unggulan dari Kabupaten Brebes dimana petani bawang merah menjadi salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat Kabupaten Brebes. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya perubahan pola tanam terhadap pertanian di Kabupaten Brebes khususnya di Desa Kemukten. Jika pada tahun sebelum terjadinya perubahan iklim penanaman bawang merah dilakukan 3 kali dalam setahun, namun setelah perubahan iklim penanaman bawang merah hanya sebanyak 2 kali dalam setahun. Hal ini dilakukan sebagai salah satu adaptasi petani terhadap peningkatan curah hujan yang terjadi di Kabupaten Brebes. Penanaman palawija seperti jagung manis menjadi pilihan pengganti bagi petani. Adanya perubahan pola tanam juga berimplikasi terhadap pendapatan petani. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani saat musim penghujan lebih banyak dibandingkan dengan saat musim kering pada saat menanam bawang merah yang menyebabkan berubahnya harga bawang merah dan penerimaan yang didapat oleh petani mengalami perubahan, sehingga pendapatan petani juga mengalami perubahan. Analisis mengenai pengaruh perubahan iklim terhadap komoditas bawang merah di Kabupaten Brebes merupakan salah satu indikator seberapa pentingnya perubahan iklim terhadap pertanian di Kabupaten Brebes terutama pertanian bawang merah yang menjadi sentra utama kegiatan pertanian di wilayah Kabupaten Brebes. Kajian tentang strategi bertujuan untuk mengidentifikasi rencana yang dilakukan petani bawang merah di Kabupaten Brebes sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim, selanjutnya dilakukan analisis variabel yang