Metode Pengolahan Data Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Produk Keju Merek Kraft di Kota Bogor

60 Tabel 7. Skor dan Respon Tingkat Kinerja Atribut Produk Keju Kraft Atribut 5 4 3 2 1 Rasa Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai Aroma Sangat khas susu Khas susu Cukup khas Kurang khas Tidak khas Ukuran produk Sangat bervariasi Bervariasi Cukup bervariasi Kurang bervariasi Tidak bervariasi Variasi produk Sangat bervariasi Bervariasi Cukup bervariasi Kurang bervariasi Tidak bervariasi Harga Sangat mahal Mahal Cukup mahal Murah Sangat murah Usaha promosi Sangat menarik Menarik Cukup menarik Kurang menarik Tidak menarik Kandungan gizi Sangat lengkap Lengkap Cukup lengkap Kurang lengkap Tidak lengkap Keterangan bahan pengawet Sangat sedikit Sedikit Cukup banyak Banyak Sangat banyak Ketersediaan produk Sangat mudah Mudah Cukup mudah Sulit Sangat sulit Tanggal kadaluarsa Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Tidak jelas Daya simpan Sangat lama Lama Cukup lama Sebentar Sangat sebentar Label halal Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Tidak jelas Izin BPOM Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Tidak jelas Penggunaan indikator terhadap penilaian tingkat kepentingan dan kinerja akan dibutuhkan responden untuk mempermudah penilaian terhadap atribut produk Keju Kraft.

4.6. Metode Pengolahan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif descriptive analysis, Customer Satisfaction Index CSI, Importance Performance Analysis IPA dan pengukuran loyalitas pelanggan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer Excel 2007 dan SPSS versi 11,5 for windows. Keseluruhan hasil output dari pengolahan data yang dilakukan, kemudian dirumuskan implikasi manajerial yang mengacu pada bauran pemasaran 4P yaitu, product, price, promotion dan place. 46 61

4.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, menganai fakta-fakta, sifat-sifat serat hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 2003. Analisis deskriptif dipilih karena analisis ini dinilai mampu mendeskripsikan dan menggambarkan karakteristik konsumen Keju Kraft untuk kemudian hasilnya analisisnya digunakan sebagai perbandingan apakah sudah tepat dengan segmentasi dan target konsumen yang dibidik oleh perusahaan. Analisis dilakukan dengan cara mentabulasikan secara sederhana data yang diperoleh dari jawaban responden. Jawaban dari responden ini berupa data tentang karakteristik konsumen seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendapatan serta keterangan lain yang dibutuhkan dari responden.

4.6.2. Importance Performance Analysis IPA

Alat analisis Importance Performance Analysis IPA merupakan teknik untuk mengukur tingkat kepentingan dari atribut produk menurut pandangan konsumen dan tingkat kinerja yang berguna untuk pengembangan usaha yang dijalankan. Importance Performance Analysis akan menunjukkan pandangan konsumen terhadap kepentingan dan kinerja atribut. Penggunaan metode IPA dimaksudkan untuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerja suatu atribut yang paling berpengaruh yang kemudian dirata-ratakan dengan jumlah responden yaitu 100 orang. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan penilaian tingkat kinerja, maka akan dapat dibentuk suatu diagram. Sumbu mendatar diisi skor rataan tingkat kinerja aktual, dan sumbu tegak diisi skor rataan tingkat kepentingan atribut. Masing-masing dihitung dengan rumus seperti dibawah ini : ∑ xi ∑ yi =  dan =  n n 47 62 Dimana : = skor rata-rata tingkat kinerja = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik a,b. Titik perpotongan tersebut diperoleh dari rumus berikut. ∑ xi ∑ yi a =  dan b =  n n Keterangan : a = batas sumbu X tingkat kinerja b = batas sumbu Y tingkat kepentingan k = banyaknya atribut yang diteliti Selanjutnya setiap atribut tersebut dijabarkan dalam diagram kartesius Rangkuti, 2002 seperti pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Importance and Performance Matrix Sumber : Rangkuti, 2002 High Leverage Attribute to improve Maintain performance kuadran I kuaran II Low Leverage Attribute to maintain Attribute to de-emphasize kuadran III kuadran IV LOW PERFORMANCE HIGH IM PORT A N C E HIGH 48 63 Diagram ini terdiri dari empat kuadran dengan keadaan strategi yang berbeda-beda berdasarkan posisi masing-masing atribut, berikut adalah strategi yang dilakukan berkenaan dengan posisi atribut pada keempat kuadran tersebut : 1. Kuadran I Attributes to Improve Menggambarkan atribut yang dianggap penting oleh konsumen tetapi pihak perusahaan belum melaksanakan sesuai dengan keinginan konsumen. pada kuadran ini pihak perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja untuk kepuasan konsumen. Wilayah ini juga disebut sebagai prioritas utama. 2. Kuadran II Maintain Performance Menggambarkan atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan sehingga konsumen merasa puas. Pihak perusahaan harus mempertahankan atribut pada kuadran kedua kuadran pertahankan prestasi ini. 3. Kuadran III Attributes to Maintain Menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen sehingga pelaksanaan oleh pihak perusahaan kurang diperhatikan. Peningkatan variabel perlu diperhatikan kembali dalam kuadran tiga kuadran prioritas rendah ini karena pengaruhnya yang tidak terlalu besar terhadap kepuasan konsumen. 4. Kuadran IV Attributes to De-emphasize Menggambarkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen tetapi perusahaan menjalankan dengan baik sehingga penilaian konsumen terlalu berlebihan terhadap tindakan perusahaan. Atribut yang ada pada kuadran ini dapat dikurangi sehingga perusahaan dapat menghemat biaya.

4.6.3. Customer Satisfaction Index CSI

Menurut Stratford dalam Muharastri 2008, Customer Satisfaction Index CSI digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Tahap-tahap dalam mengukur CSI adalah sebagai berikut : 49 64 1. Menghitung Weighting Factor WF, yaitu mengubah nilai rata-rata kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total WF sebesar 100. 2. Menghitung Weighted Score WS, yaitu menilai perkalian antara nilai rata-rata tingkat kinerja kepuasan masing-masing atribut dengan WF masing-masing atribut. 3. Menghitung Weighted Total WT, yaitu menjumlahkan WS dari semua atribut. 4. Menghitung Satisfaction Index, yaitu WT dibagi skala maksimum yang digunakan dalam penelitian ini skala maksimal adalah 5, kemudian dikali 100. Rentang skala pada Indeks Kepuasan Pelanggan digunakan untuk menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan pelayanan dimana rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara 0 – 100 persen. Menurut Simamora 2002, rumus rentang skala yang digunakan adalah : m – n RS =  b Keterangan : m = skor tertinggi n = skor terendah b = jumlah kelas atau kategori yang dibuat Pada penelitian ini rentang skala yang digunakan adalah : 100 – 0 RS =  = 20 5 Berdasarkan rentang skala tersebut, maka kriteria kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 0 CSI ≤ 20 = Tidak Puas 20 CSI ≤ 40 = Kurang Puas 40 CSI ≤ 60 = Cukup Puas 60 CSI ≤ 80 = Puas 80 CSI ≤ 100 = Sangat Puas 50 65

4.6.4. Analisis Tingkat Loyalitas

Pengukuran terhadap loyalitas konsumen dengan mengklasifikasikan tipe konsumen dalam kategori switcherprice buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan committed buyer Aaker dalam Putriana, 2010. Pada penelitian ini, penilaian tingkat loyalitas konsumen menggunakan rangkaian pertanyaan yang sudah disediakan alternatif pilihan jawabannya, sehingga responden cukup menjawab dengan memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Masing-masing alternatif jawaban memiliki nilai atau skor yang berbeda, dimana perhitungan skor inilah yang nanti akan menggolongkan responden tersebut dalam tipe-tipe tingkatan loyalitas konsumen. Langkah ini dikerjakan sampai diperoleh data untuk 100 responden. Jawaban atau data responden ini diperoleh dari pertanyaan kuesioner yang diberikan. 1 SwitcherPrice Buyer Pada tingkatan ini, terdapat dua pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memberikan tiga pilihan jawaban dan setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda skor jawaban A = 1, skor jawaban B = 2 dan skor jawaban C = 3. Jika responden memiliki rata-rat a skor ≥ 3, maka responden dapat lanjut ke pertanyaan berikutnya. Namun, apabila jumlah rata-rata skor responden 3, maka harus berhenti pada pertanyaan ini, dan kemudian dapat disimpulkan bahwa responden tersebut termasuk dalam tipe switcher buyer. 2 Habitual Buyer Pada tingkat ini, terdapat dua pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memberikan dua pilihan jawaban dan tiap pilihan jawaban memiliki skor skor jawaban A = 1 dan skor jawaban B = 2. Jika responden memiliki rata-rata skor 2, maka responden dapat lanjut ke pertanyaan berikutnya. Sedangkan jika responden memiliki skor rata-rata ≤ 2, responden tersebut harus berhenti pada pertanyaan ini dan dapat disimpulkan bahwa responden ini termasuk dalam tipe habitual buyer. 3 Satisfied Buyer Pada tingkatan ini, terdapat dua pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memberikan empat pilihan jawaban dan tiap pilihan jawaban 51 66 memiliki bobot nilai yang berbeda atau skor skor jawaban A = 1, skor jawaban B = 2, skor jawaban C = 3 dan skor jawaban D = 4 . Jika responden memiliki nilai rata- rata skor ≥ 4, maka responden dapat lanjut ke pertanyaan berikutnya. Namun, apabila nilai rata-rata yang dimiliki 4, maka responden tersebut harus berhenti pada pertanyaan ini dan kemudian dapat disimpulkan bahwa responden ini termasuk ke dalam tipe satisfied buyer. 4 Liking the Brand Pada tingkatan ini, terdapat dua pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memberikan tiga alternatif pilihan jawaban dan masing-masing pilihan jawaban memiliki nilai atau skor skor jawaban A = 1, skor jawaban B = 2 dan skor jawaban C = 3. Jika responden memiliki rata-rata skor ≥ 3, maka responden dapat lanjut e pertanyaan berikutnya. Sedangkan responden dengan rata-rata skor 3 harus berhenti pada pertanyaan ini dan dapat disimpulkan bahwa responden tersebut termasuk dalam tipa liking the brand. 5 Committed Buyer Tingkatan tertinggi dalam piramida loyalitas adalah committed buyer. Committed buyer adalah konsumen yang sangat setia terhadap suatu produk dan bersedia mempromosikan atau merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Pada tingkatan ini terdapat satu pertanyaan yang memberikan tiga alternatif pilihan jawaban, untuk setiap alternatif pilihan jawaban memiliki nilai atau skor skor jawaban A = 1, skor jawaban B = 2 dan skor jawaban C = 3. Jika responden memiliki skor 3, maka responden dikatakan tidak commit atau hanya termasuk dalam tingkatan liking the brand. Namun, apabila responden memiliki skor = 3, maka dapat disimpulkan bahwa responden tersebut termasuk dalam tipe committed buyer.

4.5 Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Pengguna Kartu Pra-Bayar Simpati

5 53 123

Analisis Tingkat Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terbadap Produk Minuman Isotonik Merek Pocari Sweat (Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut• Pertanian Bogor)_

0 9 307

Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Roti Unyil Venns Di Kota Bogor

0 4 220

Analisis kepuasan dan loyalitas konsumen minyak goreng kemasan merek bimoli (Kasus : rumah tangga di kota Bogor)

13 68 140

Analisis kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk gula pasir merek gulaku di kota Bogor (Studi kasus di Giant Botani Square dan Ramayana BTM )

8 52 152

FAKTOR –( Analisis P FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN ( Analisis Pengaruh Tingkat Kepuasan Pelanggan, Tingkat Kualitas Jasa, dan Tingkat Pengetahuan Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Produk Handphone Merek NOKIA di Yogyakarta ).

0 2 14

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN ( Analisis Pengaruh Tingkat Kepuasan Pelanggan, Tingkat Kualitas Jasa, dan Tingkat Pengetahuan Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Produk Handphone Merek NOKIA di Yogyakarta ).

0 2 54

KESIMPULAN DAN SARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN ( Analisis Pengaruh Tingkat Kepuasan Pelanggan, Tingkat Kualitas Jasa, dan Tingkat Pengetahuan Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Produk Handphone Merek NOKIA di Yogyakarta )

0 3 7

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PRODUK LARISSA SOLO Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Produk Larissa Solo.

0 1 13

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PRODUK LARISSA SOLO Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Produk Larissa Solo.

0 1 15