Aliran Pemasaran Antar Wilayah

Kotler 1990 mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang dinilai. Rahim dan Hastuti 2007 menambahkan bahwa kegunaan kegiatan pemasaran, antara lain : selalu mengusahakan tersedianya komoditas dalam bentuk yang diinginkan form utility, menyuguhkan tepat pada lokasi dan saat dibutuhkan place and time utility dan kegunaan kepemilikan possessing utility. Menurut Soekartawi 2002 pemasaran pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran sangat tergantung dari sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Oleh karena itu dikenal dengan saluran pemasaran atau marketing channel. Fungsi saluran pemasaran ini amat penting khususnya dalam melihat tingkat harga di masing-masing lembaga pemasaran. Proses pemasaran merupakan wadah atau cara untuk menyatukan pasar yang terpisah. Keterpisahan pasar bisa disebabkan oleh ruang, bentuk dan waktu yang diinginkan konsumen. Dari sini dapat dilihat kesanggupan sistem pemasaran mempertemukan permintaan dengan kegoncangan penawaran, baik karena ruang, waktu, maupun bentuk dan sebaliknya Ali et al. 2004. Sistem pemasaran sendiri menurut Firman dan Tawaf 2008 merupakan suatu kesatuan urutan lembaga- lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk mengalirkan barang dan jasa dari produsen dan konsumen, dan sebaliknya mengalirkan uang dari konsumen ke produsen. Adapun pola perdagangan ternak didasarkan pada dua hal, yaitu adanya daerah surplus ternak dan daerah pemasaran.

2.4 Aliran Pemasaran Antar Wilayah

Jenis komoditas dan pasar merupakan hubungan yang berlangsung dinamis, sedangkan sifat pemasaran untuk komoditas pertanian sering berubah terus menerus. Oleh karena itu harus ada pemahaman bagaimana pasar berfungsi, pemanfaatan, dan pengaruhnya terhadap lingkungan Garcia dan Leuthold 2004. Namun demikian perubahan pasar dapat disebabkan oleh selera konsumen, perilaku pembeli, dan kebijakan pemerintah Lindgreen dan Beverland 2004. Sedangkan menurut Soekartawi 2002 berubahnya permintaan biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain besarnya tingkat pendapatan, harga, dan selera konsumen. Aspek pemasaran banyak ditentukan oleh imbangan permintaan dan penawaran karena imbangan ini yang akan menentukan harga. Sedangkan berubahnya faktor penawaran banyak dipengaruhi oleh karakteristik faktor produksi dan manajemen. Perubahan keseimbangan antara permintaan dan penawaran akan menentukan perubahan harga. Dilihat dari perubahan harga ini, maka pengaruh harga komoditas subsitusi atau komoditas komplementer adalah penting sekali. Dengan demikian maka besar kecilnya elastisitas harga terhadap besarnya permintaan dan penawaran juga akan terpengaruh oleh adanya perubahan harga komoditas subsitusi Soekartawi 2002. Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya, dimana makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Jadi, permintaan komoditas pertanian merupakan keseluruhan atau banyaknya jumlah komoditas pertanian yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli lembaga-lembaga pemasaran dan konsumen berdasarkan harga yang sudah ditentukan oleh produsen petani, nelayan, dan peternak Rahim dan Hastuti 2007. Penyediaan ternak bertujuan untuk kebutuhan konsumsi lokal dan konsumsi wilayah lain yang dilaksanakan melalui perdagangan antar pulau atau perdagangan antar provinsi Bulu et al. 2004. Tetapi perlu disadari bahwa komoditas peternakan memiliki sifat meruah bulky dan mudah busuk perishable Syahyuti 1999. Keterbatasan ini menurut Firman dan Tawaf 2008 memerlukan sistem pemasaran yang cepat dan mudah agar produk dapat sampai ke tangan konsumen. Besarnya permintaan ternak dapat dilihat tingkat konsumsi masyarakat. Kariyasa dan Kasryno 2004 mengemukakan bahwa masuknya perdagangan ternak sapi potong ke suatu daerah dapat mengidentifikasikan besarnya kebutuhan konsumsi daging di daerah tersebut. Penawaran dalam pertanian merupakan banyaknya komoditas yang disediakan atau ditawarkan oleh berbagai produsen di suatu wilayah. Dalam hukum penawaran, produsen akan menawarkan barang jika harga tinggi sehingga semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak pula jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh produsen Rahim dan Hastuti 2007. Mengetahui hal-hal yang menentukan pola aliran komoditas antar wilayah dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan dan perbaikan infrastruktur transportasi serta kebijakan pembangunan wilayah. Pada aliran komoditas antar wilayah dengan data yang baik dapat menjelaskan secara baik gambaran ekonomi antar wilayah. Parameter yang dapat diamati seperti penggunaan tenaga kerja, nilai tambah komoditas, dan pendapatan per kapita pada dua wilayah yang berinteraksi Celik dan Guldmann 2007.

2.5 Lembaga Pemasaran