Penawaran dalam pertanian merupakan banyaknya komoditas yang disediakan atau ditawarkan oleh berbagai produsen di suatu wilayah. Dalam
hukum penawaran, produsen akan menawarkan barang jika harga tinggi sehingga semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak pula jumlah barang tersebut
akan ditawarkan oleh produsen Rahim dan Hastuti 2007. Mengetahui hal-hal yang menentukan pola aliran komoditas antar wilayah
dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan dan perbaikan infrastruktur transportasi serta kebijakan pembangunan wilayah. Pada aliran komoditas antar
wilayah dengan data yang baik dapat menjelaskan secara baik gambaran ekonomi antar wilayah. Parameter yang dapat diamati seperti penggunaan tenaga kerja,
nilai tambah komoditas, dan pendapatan per kapita pada dua wilayah yang berinteraksi Celik dan Guldmann 2007.
2.5 Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen
hingga konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen
untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa
margin pemasaran Rahim dan Hastuti 2007. Fungsi lembaga pemasaran dapat berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, yang dicirikan oleh aktifitas yang dilakukan dan skala usahanya. Misalnya pedagang pengumpul tugasnya adalah membeli barang untuk
dikumpulkan baik dari produsen atau pedagang perantara dengan skala yang relatif besar dibandingkan dengan skala usaha pedagang perantara. Begitu pula
halnya dengan pedagang besar, mempunyai skala usaha yang lebih besar dari pada pedagang pengumpul. Masing-masing lembaga pemasaran, sesuai dengan
kemampuan pembiayaan yang dimiliki, akan melakukan fungsi pemasaran ini secara berbeda-beda. Karena perbedaan kegiatan dan biaya yang dilakukan maka
tidak semua kegiatan dalam fungsi pemasaran dilakukan oleh lembaga pemasaran. Karena perbedaan inilah maka biaya dan keuntungan pemasaran menjadi berbeda
di tiap tingkat lembaga pemasaran Soekartawi 2002.
Purwono 1993 mengemukakan bahwa dalam kegiatan pemasaran komoditas peternakan ada yang melibatkan banyak lembaga, sehingga
mempunyai rantai pemasaran yang panjang, tetapi ada pula saluran pemasaran yang melibatkan sedikit lembaga, sehingga mempunyai saluran yang pendek.
Masalah saluran pemasaran ini bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya saluran tetapi saluran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang
paling tinggi. Untuk itu menurut Firman dan Tawaf 2008, hal terpenting dalam proses tataniaga adalah mekanisme penentuan harga di setiap tahap tataniaga dan
peran pengambil keputusan dalam menentukan tingkat harga. 2.6 Harga dan Margin
Harga adalah indikator penting dalam pemasaran. Tekanan pokok efisiensi pemasaran terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhi harga. Terbentuknya
harga dalam pasar sudah mencakup biaya transfer yang dikeluarkan Purwono 1993. Kebijaksanaan harga bermanfaat untuk menjaga dan melindungi petani
agar tidak memperoleh harga yang rendah ketika jumlah komoditas banyak dan melindungi konsumen ketika harga komoditas meningkat tajam Soekartawi
2002. Untuk penentuan harga komoditas peternakan di masyarakat peternak,
pada prakteknya lebih banyak ditentukan oleh pedagang. Pedagang memiliki bergaining position
yang lebih tinggi dihadapan peternak yang didukung sekurang-kurangnya oleh dua hal, yaitu penentuan harga dan perkiraan nilai
ternak Syahyuti 1999. Bulu et al. 2004 menambahkan bahwa harga di tingkat peternak dipengaruhi oleh orientasi pasar, informasi harga, dan persaingan antar
pembeli. Peternak yang berorientasi pasar akan aktif mencari informasi harga dan akan memperkuat posisi peternak dalam proses tawar menawar. Daya tawar
peternak juga akan semakin kuat jika jumlah pembeli perantara belantik semakin banyak.
Penjualan ternak sapi melalui blantik dilandasi oleh beberapa alasan yaitu : 1 petani belum mampu mengakses pasar, 2 lokasi pasar cukup jauh, 3 banyak
persyaratan administrasi dan biaya yang dikeluarkan petani jika menjual ke pasar, 4 menjual melalui blantik dianggap lebih praktis dan cepat karena tidak
mengeluarkan biaya apapun, dan 5 pembayaran tunai Bulu et al. 2004
Margin pemasaran diartikan sebagai perbedaan harga pada tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Analisis margin pemasaran dapat
digunakan untuk melihat efisiensi dan efektifitas pemasaran. Margin pemasaran terbagi dan tersebar di antara para pelaku pemasaran seperti petani sebagai
produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pengecer. Perbedaan harga inilah merupakan penyebab terjadinya suatu perdagangan antar lokasi. Untuk
mempertahankan perdagangan antar daerah maka perlu diupayakan agar margin tataniaga mempunyai nilai seminimal mungkin, sehingga mempunyai daya saing
dengan produk sejenis di daerah tujuan pemasaran Ilham 2001; Kariyasa dan Kasryno 2004.
Saluran pemasaran yang pendek dan terintegrasinya lembaga-lembaga pemasaran secara vertikal maupun horizontal akan mendukung efisiensi
pemasaran ternak sapi, baik dalam hal operasional maupun biaya Bulu et al. 2004; Widyantoro et al. 2004. Sedangkan menurut Dwiyanto et al. 2005 untuk
komoditas unggas terutama produk ayam ras pedaging maupun petelur, maka perkembangan pasar dan harga sangat fluktuatif tergantung dari kesediaan
pasokan input dan output, tetapi untuk unggas lokal ayam kampung dan itik hal ini tidak terlalu berpengaruh. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh
McCorriston 2001 bahwa berubahan harga dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada kekuatan pasar dan skala produksi.
2.7 Wilayah Pemasaran dalam Sistem Informasi Geografis