sedang dan selanjutnya diikuti oleh wilayah dengan IPW rendah, yang merupakan wilayah pesisir.
Hal ini memperlihatkan bahwa untuk meningkatkan produksi komoditas peternakan maka selain membangun Kabupaten Kuantan Singingi sebagai pusat
produksi, maka wilayah sekelilingnya perlu ditingkatkan infrastruktur peternakan terutama yang mendukung kegiatan budidaya. Selanjutnya, dengan meningkatkan
infrastruktur peternakan di wilayah Hirarki II, diharapkan wilayah tersebut berkembang menjadi wilayah Hirarki I.
5.4.2 Analisis Hirarki Wilayah Pemasaran
Analisis hirarki wilayah pemasaran menggunakan variabel tambahan berupa jumlah konsumsi dari empat jenis komoditas ternak yang diamati. Berdasarkan
hasil analisis Model Skalogram, hirarki wilayah pemasaran ternak adalah seperti pada Tabel 32.
Tabel 32 Hirarki dan tingkat perkembangan wilayah pemasaran berdasarkan ketersediaan infrastruktur peternakan
No KabupatenKota
Tingkat Hirarki Indeks Perkembangan
Wilayah 1 Kuantan Singingi
Hirarki 1 21,84
2 Pelalawan Hirarki
1 21,00
3 Bengkalis Hirarki
1 21,19
4 Pekanbaru Hirarki
2 18,98
5 Indragiri Hulu Hirarki 2
17,31 6 Rokan Hulu
Hirarki 2 17,38
7 Indragiri Hilir Hirarki 3
13,61 8 Siak
Hirarki 3
11,57 9 Kampar
Hirarki 3
15,81 10 Rokan Hilir
Hirarki 3 8,86
11 Dumai Hirarki
3 15,99
Dari Tabel 32 diketahui bahwa terdapat tiga wilayah yang merupakan wilayah pemasaran komoditas peternakan yaitu Kabupaten Kuantan Singigi,
Pelalawan dan Bengkalis. Hal yang menarik adalah Kabupaten Kuantan Singingi merupakan wilayah yang telah berkembang sebagai wilayah pemasaran dan
produksi. Keadaan ini memungkinkan karena selain sebagai wilayah produksi komoditas peternakan, ternyata di Kabupaten Kuantan Singingi sendiri
mempunyai tingkat konsumsi daging yang cukup tinggi.
Ilustrasi terhadap wilayah pemasaran akan lebih jelas jika dilihat secara spasial, seperti pada Gambar 21. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terdapat dua
wilayah pusat pemasaran komoditas peternakan di Provinsi Riau. Secara spasial terlihat pusat pelayanan pemasaran ini membagi wilayah Provinsi Riau menjadi
dua yang dapat dikelompokkan sebagai Riau Bagian Utara dengan Bengkalis sebagai pusat pemasaran dan Riau Bagian Selatan dengan Pelalawan sebagi pusat
pemasaran. Hal ini tentunya merupakan bentuk efisiensi jangkauan pelayanan sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah di Provinsi Riau.
Gambar 21 Peta hirarki wilayah pemasaran komoditas peternakan Wilayah Pelalawan dan Bengkalis memang bukan merupakan wilayah
dengan populasi ternak yang tinggi. Peningkatan infrastruktur pemasaran di wilayah tersebut seperti penampungan ternak, rumah potong dan pasar ternak
akan mendorong aktifitas pemasaran peternakan menjadi lebih berkembang karena diwilayah tersebut merupakan wilayah industri dan perkebunan. Selain itu,
Bengkalis merupakan salah satu wilayah industri migas di Provinsi Riau.
5.5 Strategi Pembangunan Peternakan di Provinsi Riau