30
3 Memberi ganjaran hendaklah hemat. Terlalu kerap atau terus
menerus memberi ganjaran dan penghargaan akan menjadi hilang arti ganjaran itu sebagai alat pendidikan.
4 Janganlah memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu
sebelum anak-anak menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi ganjaran yang diberikan kepada seluruh kelas. Ganjaran yang
telah dijanjikan lebih dahulu, hanyalah akan membuat anak- anak
berburu-buru dalam
bekerja dan
akan membawa
kesuakaran-kesukaran bagi beberapa anak yang kurang pandai. 5
Pendidik harus berhati-hati memberikan ganjaran, jangan sampai ganjaran yang diberikan kepada anak-anak diterimanya
sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya. Ngalim Purwanto, 2011: 184
Dari pemaparan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa syarat pemberian reward seperti subyek yang akan diberikan
reward, dampak yang dimunculkan dengan adanya pemberian reward, biaya yang dikeluarkan untuk memberikan reward, dan hendaklah
pemberian reward tidak menjanjikan terlebih dahulu kepada anak.
4. Bentuk Reward
Bentuk reward yang diberikan dapat bermacam-macam. Menurut Zulaeha Hidayati 2010: 39 contoh bentuk reward yang diberikan adalah
pujian, mainan, barang lain yang amat diinginkan oleh anak, jalan-jalan satu atau dua minggu sekali, bermain kerumah teman dan kelereng,
bunga atau benda lain sebagai tanda keberhasilan. Reward ini digunakan untuk melatih tahap-tahap awal ketika anak masih belum paham terhadap
alasan melakukan sesuatu dan kesulitan dalam membiasakan diri. Namun, motivasi
harus pelan-pelan
ditanamkan untuk
mengurangi ketergantungan pada reward. Ngalim Purwanto 2011: 183, ganjaran
sebagai alat pendidikan banyak sekali macamnya. Sebagai contoh macam
31
perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran bagi anak didiknya yaitu:
1 Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.
2 Guru memberi kata-kata yang menggembirakan pujian seperti, “Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. Kalau kamu terus
berlatih, tentu akan lebih baik lagi.” 3 Pekerjaan juga dapat juga menjadi suatu ganjaran. Conoth,
“Engkau akan segera saya beri soal yang lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau
kerjakan.”
4 Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas sering sangat perlu. Misalnya, “karena saya lihat kalian telah bekerja dengan baik dan
lekas selesai, sekarang saya bapak guru akan mengisahkan sebuah cerita yang bagus sekali.” ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga
berupa bernyanyi atau pergi darmawisata.
5 Ganjaran dapat juga berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya, pensil buku tulis, gula-gula,
atau makanan yang lain. Tetapi dalam hal ini guru harus sangat berhati-hati dan bijaksana sebab dengan benda-benda itu, mudah
benar ganjaran berubah menjadi “upah” bagi murid-murid.
Martin dan Pear dalam Edi Purwanta, 2012: 32 dan 39 kata “ pengukuh positif” positive reinforcer sering disinonimkan dengan
kata “hadiah” reward. Ada banyak alternatif pilihan yang dapat dijadikan pengukuh yaitu makanan, benda-benda konkret, benda yang
dapat ditukar sebagai pengukuh, aktiviitas dan tindakan bersifat sosial. Selanjutnya, akan dikaji lebih lanjut tentang alternatif pilihan yang dapat
dijadikan pengukuh. 1 Makanan Sebagai Pengukuh
Makanan pada umumnya dapat mengukuhkan dan memelihara perilaku yang diikutinya bila sesorang dalam keadaan lapar namun
demikian beberapa orang belum tentu suka atau tahan terhadap
32
makanan yang disediakan sebagai pengukuh permen, coklat, kacang, makanan kecil pengukuh semacam ini hendaknya hanya digunakan
bila pengukuh lain tidak efektif. 2 Benda Konkrit Sebagai Pengukuh
Suatu hal yang wajar bila sesorang ingin mendapatkan benda, ia melakukan suatu tindakan terlebih dahulu. Anak-anak senang bila
memiliki koleksi mainan baru, dan orang dewasa senang bila dapat memiliki pecah belah, alat rumah tangga, mesin tulis, kendaraan, dan
sebagainya. Karena itu, benda-benda dapat digunakan sebagai pengukuh positif. Cara lain benda konkrit sebagai pengukuh ialah
menggunakan benda-benda isyarat yang dapat dikumpulkan, dan kemudian ditukar dengan benda yang diinginkan. Isyarat ini dapat
berbentuk benda konkrit seperti materai, kepingan-kepingan plastik, karet tutup botol, bungkus, label, atau dapat digunakan simbol-simbol
serperti tanda bintang, tanda tangan, cap, dan sebagainya. Penggunaan benda-benda pengukuh, sudah banyak terbukti keberhasilannya.
3 Benda yang dapat ditukarkan sebagai Pengukuh Kepingan atau uang logam, materai, bungkus barang, karet tutup botol,
simbol-simbol, tanda-tanda dapat digunakan sebagai pengukuh positif bila dinyatakan laku ditukarkan dengan benda idaman. Benda-benda
isyarat sebagai pengukuh sifatnya tidak berbeda dengan benda pengukuh yang lain. Keuntungan benda-benda isyarat ini adalah
33
benda-benda ini dapat diberikan seketika setelah perilaku sasaran dilaksanakan, dan dapat diberikan berulang-ulang.
4 Aktivitas atau Acara sebagai Pengukuh Kegiatan yang menyenangkan dapat dipakai sebagai pengukuh positif.
Bila suatu acara kegiatan diatur atau dijanjikan sesudah melakukan perilaku tertentu menimbulkan perilaku yang berulang maka acara
tersebut dapat merupakan pengukuh positif. 5 Tindakan Sosial Sebagai Pengukuh
Tindakan sosial yang dimaksud disini adalah aktivitas dihadirkan oleh orang lain dalam konteks sosial. Tindakan ini dapat berbentuk verbal
maupun non verbal. Contoh, memberi perhatian melihat kepada orangnya,
menganggukkan kepala,
menjawab pertanyaan,
dan sebagainnya, tersenyum, pernyataan-pernyataan, komentar dan tujuan.
Beberapa keunggulan
pengukuh sosial
dibandingkan dengan
pengukuh lain ialah dapat diberikan seketika setiap perilaku sasaran dilaksanaan, penyajian mudah dan praktis, hampir sama sekali tanpa
biaya kecuali mengingat mengatakannya atau melakukan atau memberi isyarat bahwa pengukuh akan diberikan, luwes, sebab wajar
dalam berbagai situasi dan menyebabkan cepat jenuh atau kenyang. Ditinjau dari paparan pendapat ahli di atas, dapat ditegaskan bahwa
bentuk reward dapat berupa verbal dan non verbal. Contohnya, reward verbal dapat berupa pujian menganggukkan kepala, memberi acungan
jempol, ucapan “bagus sekali”, sedangkan untuk non verbal dapat
34
berupa benda ataupun aktivitas seperti pemberian tanda bintang, makanan, barang, dan mengajak untuk jalan-jalan.
5. Langkah Pemberian Reward