47
pendidikan jasmani di SDLB Jepara Tahun 2012 menyatakan bahwa tingkat keaktifan anak tunagarahita dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani di SDLB Jepara tahun 2012 dapat dikatakan cukup, dari hasil yang diperoleh menunjukkan prosentase sebesar 51,34. Hasil tersebut merupakan
jumlah rata-rata dari tiga kali pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Agustus, 5 September, dan 12 September dengan hasil 53,7,
49,8, dan 50,5. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran penjas di SDLB Jepara, antara
lain faktor intern dan ekstern anak tersebut.
E. Kerangka Pikir
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi bagi peserta didik yang menimba ilmu di setiap satuan pendidikan. Tujuan
tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran. Guru sebagai sosok pendidik sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak luput
dari komponennya, salah satunya metode pembelajaran. Guru di SLB N Pembina telah menerapkan metode tanya jawab, ceramah, dan penugasan
sebagai metode pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran harapannya dapat mempermudah siswa dalam menerima informasi yang disampaikan.
Namun penerapan metode tersebut, belum sepenuhnya berdampak pada anak tunagrahita kategori sedang. Kondisi siswa tunagrahita kategori sedang yang
mengalami hambatan intelektual, perkembangan bahasa dan kemampuannya dalam pengambilan keputusan yang terbatas, hampir tidak memiliki inisiatif
dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak diinginkan seperti malas,
48
diam, dan cenderung tidak mau mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat saat di dalam kelas, banyak anak tunagrahita sedang yang sering
menimbulkan perilaku tersebut. Keaktifan belajar pada siswa tunagrahita sedang tidak dapat tumbuh
dengan sendirinya. Salah satu cara yang ditempuh agar anak tunagrahita kategori sedang dapat berpartisipasi aktif maka memerlukan modifikasi.
Modifikasi ini tertuang dalam strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita sedang. Guru berusaha untuk memunculkan perilaku aktif siswa dengan
memberikan motivasi kepada siswa tunagrahita sedang dengan memberikan hadiah reward ketika mereka berperilaku sesuai harapan. Guru juga
menarik perhatian siswa, memberikan stimulus, memberikan umpan balik kepada siswa tunagrahita. Berikut gambar kerangka pikir dalam penelitian ini:
49
Gambar 1. Kerangka berpikir keaktifan belajar siswa tunagrahita sedang kelas VB dalam pembelajaran menggunakan pemberian reward
A. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Perilaku keaktifan belajar apa saja yang dimiliki siswa tunagrahita kategori sedang di SLB N Pembina Yogyakarta setelah diberikan reward?
a. Apa perilaku-perilaku yang dimunculkan siswa tunagrahita kategori sedang kelas VB di SLB N Pembina Yogyakarta setelah diberikan
reward? Siswa cenderung tidak akif, seperti diam
apabila diberi pertanyaan, dan tampak terlihat malas untuk mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
Guru berusaha memberikan motivasi siswa dengan memberikan hadiah reward saat pembelajaran,
menarik perhatian siswa, memberikan stimulus, memberikan umpan balik kepada siswa tunagrahita
sedang
Keaktifan belajar siswa tunagrahita kategori sedang dan penerapan pemberian reward oleh
guru. Sekolah menggunakan beberapa metode
pembelajaran diantaranya metode tanya jawab, ceramah dan penugasan.
50
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa tunagrahita kategori sedang kelas VB di SLB N Pembina Yogyakarta?
2. Bagaimana langkah guru dalam memberikan reward agar siswa terlibat aktif?
a. Bagaimana langkah awal guru sebelum memberikan reward pada kegiatan pembelajaran?
b. Bagaimana langkah guru dalam memberikan reward saat kegiatan pembelajaran berlangsung?
c. Bagaimana langkah akhir guru dalam memberikan reward pada saat pembelajaran?
51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah. Menurut Zainal Arifin
2012: 140 pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di
lapangan tanpa adanya manipulasi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian
ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena- fenomena yang ada, baik bersifat ilmiah maupun rekayasa manusia, yang
lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan variabel-
variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya
Nana Syaodih,
2011: 73.
Penelitian ini
bertujuan untuk
mendeskripsikan perilaku keaktifan belajar siswa tunagrahita kategori sedang kelas VB dalam pembelajaran sebagai implikasi dari pemberian reward dan
langkah pemberian reward oleh guru kelas VB SLB N Pembina. Informasi yang diperoleh disusun dengan uraian catatan, direduksi, dirangkum dan
dipilih informasi sesuai dengan tujuan penelitian, yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.