Ciri-ciri Keaktifan Siswa Kajian tentang Keaktifan Belajar 1.

20 siswa melaksanakan aktivitas belajar inilah yang disebut keaktifan belajar. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditegaskan bahwa, keaktifan belajar siswa adalah siswa yang terlibat dalam seluruh aspek seperti fisik, maupun psikis dan emosi saat pembelajaran berlangsung. Pengertian ini lebih menekankan pada bentuk aktivitas yang ditimbulkan. Dengan begitu guru akan lebih mudah untuk mengidentifikasi siswanya.

2. Ciri-ciri Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada dimensi siswa yaitu pembelajaran yang berkadar siswa aktif akan terlihat pada diri siswa akan adanya keberanian untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, keinginan dan kemauannya. Dalam dimensi siswa ini nanti pada akhirnya akan tumbuh dan berkembang kemampuan kreativitas siswa Sugandi, 2004: 75-76. Untuk melihat terwujudnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui indikator keaktifan belajar siswa dapat dilihat tingkah laku yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar. Keaktifan siswa tampak dalam kegiatan, antara lain: 1 berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan; 2 mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan; 3 merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya; 4 belajar dalam kelompok; 5 mencoba sendiri konsep-konsep tertentu; dan 6 21 mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai- nilai secara lisan atau penampilan Suryosubroto, 2002: 71-72. Menurut Bonwell dalam Tejo Nurseto, 2009: 169-170, pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: “Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas; Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah; Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah; Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi; Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran”. Untuk dapat melihat terwujudnya cara belajar siswa aktif dalam proses mengajar, terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat dari tingkah laku yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar, berdasarkan apa yang dirancang oleh guru. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 207-208, indikator tersebut dilihat dari lima segi yakni: a. Dari sudut siswa, dapat dilihat dari: 1 Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, permasalahannya. 2 Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar. 3 Penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya. 4 Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut tanpa tekanan guru atau pihak lainnya kemandirian belajar. b. Dilihat dari guru, tampak adanya: 1 Usaha mendorong, membina gairah belajar, dan partisipasi siswa secara aktif. 2 Peranan guru tidak mendominasi kegiatan proses belajar siswa 22 3 Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing 4 Menggunakan berbagai jenis metode mengajar serta pendekatan multi media c. Dilihat dari segi program, hendaknya: 1 Tujuan instruksional serta konsep maupun isi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat, serta kemampuan subyek didik. 2 Program cukup jelas dapat dimengerti siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar 3 Bahan pelajaran mengandung faktainformasi, konsep, prinsip dan ketrampilan. d. Dilihat dari situasi belajar, tampak adanya: 1 Iklim yang erat antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, guru dengan guru, serta dengan unsur pimpinan disekolah. 2 Gairah serta kegembiraan belajar sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat serta keleluasaan mengembangkan cara belajar masing-masing. e. Dilihat dari sarana belajar, tampak adanya: 1 Sumber-sumber belajar bagi siswa 2 Fleksibilitas waktu untuk melakukan kegiatan belajar 3 Dukungan dari berbagai jenis media pengajaran 4 Kegiatan belajar siswa tidak terbatas didalam kelas tapi juga diluar kelas. Sejalan dengan pandangan diatas, Imelda Paulina Soko 2011: 59 menjelaskan bahwa keaktifan belajar siswa dapat terlihat dalam: 1 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2 Terlibat dalam pemecahan masalah 3 Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi 4 Berusaha mencari berbagi informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah 5 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7 Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis 8 Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Imam Majid, 2012:42, menyatakan bahwa tingkat keaktifan anak tunagrahita dalam mengikuti pembelajaran dapat dikatakan cukup. Indikator keaktifan 23 belajar yang diperoleh dari hasil penelitian oleh Muhamad Imam Majid, bahwa siswa tunagrahita dapat merespon apa yang diintruksikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung, anak mau bergerak terlibat langsung, namun terkadang respon dalam menangkap materi memang lebih lambat dan di dalam proses pembelajaran anak hanya berdiam diri atau pasif saat pembelajaran berlangsung. Dalam menanggapi siswa yang kurang aktif, penulis Muhamad Imam Majid, 2012: 45 dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran tidak lupa guru memberikan reward atau penghargaan untuk memotivasi anak. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka penulis mengadaptasi indikator keaktifan siswa bagi anak tunagrahita sedang sebagai berikut: 1 keberanian untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, keinginan dan kemauannya serta menampilkan berbagai usaha dalam kegiatan belajar; 2 berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar serta mengkomunikasikan hasil belajar; 3 menampilkan berbagai usaha belajar untuk mencapai keberhasilan; dan 4 mempelajari, memiliki motivasi belajar tanpa tekanan pihak lain kemandirian belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

EFEKTIVITAS PERMAINAN BUBUR KERTAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 144

KEBIJAKAN PROGRAM KETERAMPILAN DENGAN SISTEM ROMBONGAN BELAJAR BAGI TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 199

AKHIR Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina

0 0 8

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6