Administrasi Pekerjaan Sosial PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL.

201 KEGIATAN BELAJAR 4

1. Administrasi Pekerjaan Sosial

Metodologi tradisional dalam pekerjaan sosial menekankan tiga proses, pekerjaan sosial perseorangan, pekerjaan sosial kelompok dan pekerjaan sosial masyarakat. penekanan ini dilakukan oleh sejumlah praktisi dan pengajar pekerjaan sosial saat ini, namun banyak juga yang mengatakan tentang satu metode dasar pekerjaan sosial---yaitu pemecahan masalah dalam menyediakan dan pemberian pelayanan sosial. Sejumlah sekolah pekerjaan sosial mengemukakan administrasi sebagai metode utama. Sekolah lainnya menempatkan administrasi sebagai bagian umum dari praktik makro, artinya bahwa para pekerja sosial yang berkonsentrasi dalam wiwilayah ini akan menjadi perencana dan administrator program-program pekerjaan sosial daripada bekerja dengan klien perseorangan. Sebagian besar sekolah mengakui pentingnya administrasi serta pengajaran prinsip-prinsip dasar dan keterampilan baik dalam kelas maupun lapangan praktik dengan berbagai pola.

a. Administrasi

John Kidneigh menyatakan bahwa administrasi pekerjaan sosial adalah “ proses transformasi kebijakan sosial ke dalam pelayanan- pelayanan sosial…melalui proses dua cara : 1…transformasi kebijakan ke dalam pelayanan-pelayanan sosial konkrit nyata, dan 2 menggunakan pengalaman dengan merekomendasikan modifikasi 202 kebijakan”. Batasan ini tentunya menekankan pada gagasan bahwa administrasi adalah proses implementasi, penerjemahan kebijakan ke dalam program-program aksi. Stein menjelaskan konsep administrasi sebagai suatu “ proses penentuan dan pencapaian sasaran-sasaran organisasi melalui suatu sistem yang terkoordinasi dan upaya-upaya kerjasama”. Skidmore menyimpulkan berbagai definisi administrasi sebagaia berikut”…administrasi pekerjaan sosial mungkin dapat dikatakan sebagai aksi para anggota staf yang memanfaatkan proses- proses sosial untuk mentransformasi kebijakan-kebijakan badan-badan sosial ke dalam penyediaan pelayanan sosial. Termasuk para eksekutif- --pimpinan---dan semua anggota staf lain---para pengikut atau anggota team. Proses dasarnya seringkali menggunakan perencanaan, pemrograman, penyusunan staf, dan pengendalian….”

b. Asumsi dan Prinsip dasar

Salah satu prinsip dasar dalam administrasi adalah semua level staf turut serta dalam proses administrasi. Spencer 1959, mengajukan beberapa asumsi dasar yang melekat pada hubungan administrasi: 1. Adminitistrasi badan-badan sosial adalah proses memastikan dan mentransformasi sumber-sumber masyarakat manusia dan finansial ke dalam program-program pelayanan masyarakat. Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari dewan, eksekutif, staf, dan para relawan atau konstituen dalam berbagai tingkatan. 2. Administrasi dalam pekerjaan sosial memperhatikan cara-cara penting dalam menentukan kegiatan, termasuk penentuan tujuannya. Artinya bahwa badan sosial itu sendiri memiliki 203 tanggungjawab utama dalam berkreasi dan mengendalikan nasib dan badan-badan perencanaan masyarakat hanya berperan skunder. 3. Administrasi dalam pekerjaan sosial mengutamakan cara-cara ‘penyediaan’ pelayanan. Hal harus dilakukan dengan penyediaan program-program dan aktivitas badan-badan sosial tertentu. 4. Eksekutif bukan agen netral. Artinya kepemimpinan yang kreatif dibutuhkan dalam semua fase kegiatan badan tersebut. 5. Fungsi eksekutif dalam badan sosial mengkombinasikan hal-hal berikut: a. menyediakan, mengupayakan kegiatan-kegiatan yang berkualitas secara menyeluruh, b. berpartisipasi dalam kapasitas kepemimpinan dan pembuatan kebijakan, c. mendelegasikan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pekerjaan kepada lainnya untuk mendukung dan meningkatkan pekerjaan dewan dan staf, d. menunjukkan terhadap dewan, staf, dan eksekutif masyarakat dengan sikap-sikap pribadi, kemampuan dan aktivitas sebagai seseorang yang berlaku positif. 6. Administrasi meliputi upaya-upaya kreatif pemanfaatan sumber-sumber manusia---dewan, staf, dan relawan. Badan sosial adalah usaha kelompok. 7. Bagian-bagian usaha adalah saling terkait dan berinteraksi. Prinsip-prinsip ini adalah dasar kegiatan suatu badan sosial dan 204 merupakan bagian dari cara fungsi eksekutif untuk memantapakan peran, hubungan, dan regulasi yang menghasilkan efek baik optimum dan akibat jelek yang minimum. 8. Tidak melakukan juga memiliki akibat sepertihalnya melakukan.

c. Supervisi

Supervisi, bagian penting dari administrasi pekerjaan sosial, berkaitan dengan bantuan staf dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan sehingga melakukan pekerjaan secara efektif dan baik. Tanggung jawab yang dibebankan pada supervisor administrasi “ adalah memastikan pelayanan organisasi kepada pasien, meningkatnya efektivitas pembelajar, dan kesesuaian penilaian berkaitan dengan keberhasilan, kelengkapan, penugasan kembali, atau kesalahan kelengkapan tugas” Peran supervisor adalah dukungan, dorongan, berbagi informasi, dan mendengarkan pekerja, khususnya berkaitan dngan pengalaman baru dan tidak dialami oleh staf.

d. Konsultasi

Konsultasi adalah suatu interaksi antara orang-orang profesional yang mengeksplorasi suatu permasalahan untuk mencari suatu solusi terbaik yang dibutuhkan klien. Sebagai proses, konsultasi adalah suatu teknik untuk meningkatkan dan memperluas pelayanan; atau suatu proses bantuan yang melibatkan pemanfaatan pengetahuan teknis dan hubungan profesional diantara dua orang atau lebih. Metode ini 205 menyediakan bantuan khusus dan informasi teknis dari orang-orang yang kompeten dengan berbagai disiplin secara bersama saling menukar informasi, sedapat mungkin menyediakan pelayanan yang lebih baik bagi keluarga atau individu yang membutuhkannya. Orang yang memberikan pelayanan ini disebut konsultan, sedangkan yang memperoleh pelayanan disebut konsulti.

e. Kolaborasi

Kolaborasi merupakan pembagian upaya pengangan secara total dan seefektif mungkin dengan memperluas dan membedakan pemanfaatan sumber-sumber, dan dengan mengkombinasikan kompetensi profesional. Dengan kata lain, collaboration adalah suatu orkestra badan-badan pelayanan, para profesional berbakat, dan kebutuhan klien. Kolaborasi dalam sistem pelayanan sosial merupakan upaya berbagi pengalaman dalam hal pengetahuan dari profesional-profesional, paraprofesional-paraprofesional, dan pekerja asli relawan dalam berbagai proses penyediaan pelayanan.

2. Organisasi Pelayanan Manusia Human Service