Penelitian Pekerjaan Sosial PENGANTAR PEKERJAAN SOSIAL.

219 i. Audit sumber daya. Program-program organisasi sebaiknya memenuhi kebutuhan para konstituen dan masyarakat. Mereka seharusnya teradministrasi dengan baik. ii. Posisi. Organisasi sebaiknya menunjukkan akan keuntungan uniknya dengan memanfaat program dan pelayanan-pelayanannya. Hal tersebut sebaiknya dihargai dengan baik pada persaingan yang ada. e. Perencanaan dan Evaluasi planning and Evaluation i. Perencanaan. Dewan dan staf organisasi sebaiknya terlibat dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang setiap saat. ii. Evaluasi. Sistem evaluasi seharusnya mengukur penampilan sasaran dan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dari waktu-ke waktu, evaluasi sebaiknya menggunakan objektifitas dan profesional ahli dari luar.

4. Penelitian Pekerjaan Sosial

Salah satu kemampuan penting bagi dalam profesi pekerjaan sosial adalah meneliti. Kemampuan meneliti dalam bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial akan sangat menunjang efektifitas dan efisiensi dari proses pelayanan sosial. Untuk memahami secara dasar mengenai penelitian pekerjaan sosial dalam bagian berikut terdapat beberapa asumsi dasar yang melandasi penelitian pekerjaan sosial, yaitu: 220 • Penelitian pekerjaan sosial adalah salah satu metode dalam praktek pekerjaan sosial. • Penelitian pekerjaan sosial berfungsi membantu mengoptimalkan praktek pekerjaan sosial. • Penelitian pekerjaan sosial pada hakekatnya adalah penerapan konsep-konsep pekerjaan sosial, metode penelitian sosial, serta ilmu pengetahuan lain di dalam mengkaji atau memahami suatu persoalan. • Penelitian Pekerjaan Sosial bukan saja dibutuhkan dalam praktek pekerjaan sosial, akan tetapi juga merupakan tuntutan bagi setiap pekerja sosial. • Penelitian pekerjaan sosial juga merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studinya dalam bentuk skripsi, tesis atau disertasi. Berdasar pada asumsi-asumsi tersebut kemampuan meneliti merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam profesi pekerjaan sosial dengan bidang garapannya yaitu kesejahteraan sosial. Sebab suatu proses pelayanan sosial tentunya akan dan harus diawali dengan proses asesmen yang benar. Proses asesmen yang benar akan menghasilkan olah data dan kajian analisis yang benar dan sehingga dipertanggungjawabkan, untuk selanjutnya hasil olah dan analisis data tersebut akan dipergunakan dalam penyusunan rancangan pemecahan masalah plan of treatment. Dengan demikian proses asesment tersebut juga akan menentukan keberhasilan suatu rencana kegiatan atau plan of treatment rencana tindakan yang akan disusun, serta treatment atau 221 pemecahan masalah yang akan dilakukan. Dalam proses berikutnya juga sudah mulai dapat ditentukan jenis evaluasi serta monitoring, yang juga melibatkan penelitian pekerjaan sosial. Keseluruhan proses pekerjaan sososial tersebut, dari mulai asesmen pengumpulan data dan pengolahan data hingga evaluasi-monitoring dan terminasi-after care akan banyak melibatkan penelitian pekerjaan sosial. Berdasarkan uraian tersebut, tiak dapat dipungkiri bahwa penelitian pekerjaan sosial merupakan salah kompetensi yang harus dikuasasi dalam profesi pekerjaan sosial. Seorang pekerja sosial diharapkan memiliki kompetensi meneliti, sebagai upaya mengatasi berbagai permasalahan sosial secara sistematis dan terukur. Oleh karena itu penelitian pekerjaan sosial akan sangat terkait erat dengan praktek pekerjaan sosial. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa proses pemecahan sosial yang terdiri dari asesmen diagnosis, rencana tindakan plan of treatment, monitoring dan evaluasi, hingga terminasi. Kesemua proses tersebut, dalam konteks penelitian pekerjaan sosial memerlukan akan menuntut keakuratan data, asumsi-asumsi, metode dan teknik yang benar. Setiap profesi pertolongan tentunya pekerjaan sosial, dokter, psikolog, perawat, psikiater, dll akan mengembangkan model penelitiannya masing-masing. Hal ini akan sangat terkait dengan konteks dan fokus masing-masing profesi tersebut. Demikian pula dengan profesi pekerjaan sosial, yang diharapkan juga mampu mengembangkan model penelitian yang sesuai dengan bidang garapannya. Hal ini penting agar penerapan model penelitian tersebut dapat fungsional atau berguna dalam proses pemecahan masalah. 222 Penelitian merupakan bahasa universal, yang tidak mengenal strata dan proses. Pembeda penelitian adalah tujuan, kedalaman serta fokus atau bidang dari masing-masing penelitian itu sendiri. Namun demikian penelitian tetap saja merupakan keterampilan umum yang didasarkan pada kaidah-kaidah tertentu. Demikian pula halnya dalam penelitian pekerjaan sosial. Tujuan penelitian pekerjaan sosial itu sendiri sangat khas, yang tentunya berkait serta dengan bidang praktek pekerjaan sosial dan bidang garapan kesejahteraan sosial. Orientasi penelitian pekerjaan sosial adalah penelitian terapan. Artinya penelitian ini seyogyanya berorientasi pada tindakan yang memiliki manfaat menyelesaikan suatu masalah sosial tertentu, baik masalah kebijakan, program ataupun kegiatan operasional. Hasil dari penelitian pekerjaan sosial seharusnya memberikan sebuah rekomendasi referensi praktis tentang bagaimana seharusnya mengimplementasikan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut. Oleh karena itu seorang peneliti pekerjaan sosial, dalam benaknya, perlu memikirkan sumbangan apa yang dapat diberikan bagi pengembangan model-model praktek pekerjaan sosial, pengembangan solusi pemecahan masalah, dan peningkatan efektifitas-efisiensi pemecahaan masalah; baik mikro-makro, baik kebijakan-program- proyek. Obyek dari penelitian pekerjaan sosial adalah 1 praktek pekerjaan sosial baik dalam seting praktek primer maupun sekunder; 2 masalah sosial, 3 fenomena atau isu-isu yang menjadi kajian ilmu lain yang dapat dijadikan asumsi dalam praktek pekerjaan sosial. Oleh karena itu tujuan penelitian pekerjaan sosial ditujukan untuk pengembangan praktek pekerjaan sosial, baik konsep-konsep, 223 asumsi-asumsi, strategi-strategi, metode-metode, teknik-teknik, pendekatan-pendekatan, dan seterusnya sebagaimana uraian berikut ini. Tujuan Penelitian Pekerjaan Sosial Secara umum maksud dan tujuan dari penelitian pekerjaan sosial dapat Secara definisi tujuan penelitian pekerjaan sosial adalah: • Untuk menjawab permasalahan dalam praktek pekerjaan sosial • Memperluas atau menjeneralisasi pengetahuan dan konsep- konsep pekerjaan sosial • Menentukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah sosial • Menguji asumsi-asumsi dalam praktek pekerjaan sosial • Menjelaskan efektifitas dan efisiensi suatu pendekatan, metode, teknik atau keterampilan dalam praktek pekerjaan sosial. Sedangkan menurut Philip Klein, tujuan penelitian pekerjaan sosial adalah: - Menetapkan, mengenal, mengukur kebutuhan pelayanan - Mengukur, mengkaji pelaksanaan pelayanan - Mengkaji, mengukur, menilai hasil-hasil praktek pekerjaan sosial - Mengkaji ketepatan teknik atau metode pelayanan - Menguji, mengembangkan metode penelitian 224 Lebih lanjut, menurut Friedlander dalam Concepts and Methods of Social Work,p .226 menguraikan tujuan penelitian pekerjaan sosial sebagai berikut: 1. Mengukur faktor-faktor penyebab masalah sosial dan pelayanan sosial apa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah sosial tersebut 2. Penelitian tentang lembaga-lembaga pelayanan sosial, dewan- dewan kesejahteraan sosial dan konsep-konsep pekerjaan sosial. 3. Meneliti tantang harapan, persepsi, serta evaluasi tentang situasi-situasi bidang praktek pekerjaan sosial 4. Mengukur intensitas, tujuan, kinerja para pekerja sosial 5. Mengkaji hubungan antara harapan, intensitas dan tindakan para pekerja sosial tersebut. 6. Meneliti tentang isi atau materi proses pekerjaan sosial 7. Menguji kegunaan pelayanan sosial, dalam kaitannya dengan kebutuhan individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah. 8. Mengukur, mengevaluasi pengaruh pelaksanaan praktek pekerjaan sosial serta kebutuhannya bagi praktek pekerjaan sosial 9. Meneliti tentang harapan-harapan, persepsi, dan evaluasi tentang situasi klien 10. Meneliti tetang tingkah laku klien sebagai respon terhadap pelayanan yang diberikan oleh para pekerja sosial 11. Mencari batasan formal dan informal tentang peranan, hubungan, pola kerja pekerja sosial dengan lembaga-lembaga pelayanan social. 225 12. Meneliti tentang nilai-nilai dan kecenderungan utama suatu kelompok sosial dalam suatu masyarakat tempat pelayanan sosial berada, untuk mendorong dan mengembangkan pemanfaatannya. 13. Meneliti tentang pola-pola interaksi antara unsur yang beragam dalam setting lembaga sosial dan pengaruhnya terhadap klien dan pengelola lembaga. 14. Studi tentang metodologi penelitian Pekerjaan Sosial itu sendiri. Dari beberapa pendapat mengenai tujuan penelitian pekerjaan sosial tersebut, jelas terlihat adanya objek dari penelitian pekerjaan sosial. Setidaknya obyek penelitian pekerjaan sosial itu terbagi menjadi 3 tiga bagian, yaitu 1 masalah atau isyu-isyu kesejahteraan sosial, 2 praktek pekerjaan sosial, dan 3 perspektif pekerjaan sosial. Penelitian pekerjaan sosial secara sederhana dimulai dengan memiliki topik penelitian yang manageable, menentukan obyek penelitian, menentukan judul, dan membuat rumusan masalah penelitian, menentukan manfaat penelitian bagi masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan, menentukan metode penelitian, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian, selanjutnya saran atau rekomendasi atas kesimpulan yang diperoleh. Topik penelitian yang manageable berarti peneititian tersebut dapat dilaksanakan dan penting untuk diteliti. Beberapa pertimbangan dalam memilih topik penelitian, baik pertimbangan obyektif dan pertimbangan subyektif. Petimbangan obyektif menyangkut: 226 • Ada referensi teoritisnya. Makin banyak referensi maka makin mudah untuk pengelolaannya • Merupakan persoalan yang aktual. Makin aktual makin manageable. • Merupakan permasalahan atau persoalan yang penting. Penting artnya mempunyai nilai guna teoritis dan praktis. Makin penting persoalannya maka makin manageable. • Dapat diperoleh datanya. Maka mudah data itu diperoleh, maka makin muda pengelolaannya. Selanjutnya terdapat pula pertimbangan subyektif yang juga perlu dipertimbangkan dalam memulai penelitian, antara lain: • Peneliti memiliki minat atas obyek penelitian, makin besar minatnya maka makin memudahkan. • Peneliti mempunyai bekal teoritis tetang obyek yang diteliti. Sebab makin besar pemahamannya maka makin memudahkan pula. • Peneliti mampu mengelola persoalan waktu, tenaga, dan biaya sebagai konsekuensi dari kegiatan penelitian tersebut. Selanjutnya mengenai topik-topik penelitian pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial dapat didasarkan pada isu atau topik sebagai berikut: A. Berdasarkan isyu atau masalah • Anak jalanan • Kekerasan domestik atau publik 227 • Bencana alam, sosial • Konflik sosial • Pengungsi dan migrant internasional • Lingkungan • Perilaku sosial, dan lain-lain B. Berdasarkan program • Rumah sakit bersalin gratis • Pengembangan masyarakat • BPJS • Penanganan pengungsi • Penanganan traficking • CSR • Pengelolaan sampah, dan lainnya C. Berdasarkan kelompok usia • Anak : anak jalanan, pekerja anak, anak korban kekerasan, dst • Remaja: geng motor, peer educator, pergaulan bebes remaja, perilaku asosial remaja • Dewasa: buruh, singel parent, kekerasan dalam rumah tangga, • Lansia: panti jompo, lansia di keluarga, organisasi lansia, dan lainnya D. Berdasarkan unit analisis • Individu • Keluarga • Kelompokorganisasiinstansiperusahaan • Masyarakat E. Berdasarkan bidang • Kesehatan • Pendidikan • Industri • Keagamaan 228 • Kependudukan • Politik • Budaya • Lingkungan F. Berdasarkan pendekatan, metode, teknik, dan keterampilan dalam pekerjaan sosial • Proses pengembangan masyarakat • Cognitive behavior therapy CBT • Assertiveness training • Reunifikasi anak • Person in environment PIE • Konseling • Penanganan berbasis institusi, dan seterusnya masih banyak lagi G. Berdasarkan setting • Keluarga • Sekolah • Industri • Rumah sakit • Organisasi sosial • Masyarakat

5. Perencanaan Sosial