205
menyediakan bantuan khusus dan informasi teknis dari orang-orang yang kompeten dengan berbagai disiplin secara bersama saling
menukar informasi, sedapat mungkin menyediakan pelayanan yang lebih baik bagi keluarga atau individu yang membutuhkannya. Orang
yang memberikan pelayanan ini disebut konsultan, sedangkan yang memperoleh pelayanan disebut konsulti.
e. Kolaborasi
Kolaborasi merupakan pembagian upaya pengangan secara total dan seefektif mungkin dengan memperluas dan membedakan
pemanfaatan sumber-sumber,
dan dengan
mengkombinasikan kompetensi profesional. Dengan kata lain, collaboration adalah suatu
orkestra badan-badan pelayanan, para profesional berbakat, dan kebutuhan klien.
Kolaborasi dalam sistem pelayanan sosial merupakan upaya berbagi pengalaman dalam hal pengetahuan dari profesional-profesional,
paraprofesional-paraprofesional, dan pekerja asli relawan dalam berbagai proses penyediaan pelayanan.
2. Organisasi Pelayanan Manusia Human Service
Organization
Manajemen dalam seting pelayanan manusia merupakan tantangan tersendiri, khususnya berkaitan dengan faktor-faktor yang
membedakan organisasi non profit dengan perusahaan profit making yang terkadang menyulitkan manajemen. Masalah adminitratif selalu
206
ada dalam organisasi pelayanan manusia. Sejumlah permasalahan tersebut umumnya amat terkait dengan sifat yang melekat dalam
pelayanan sosial. Namun demikian badan-badan pelayanan sosial manusia bukan
berarti di masa depan selalu terkait dengan mismanagement dan inefficiency.
Banyak masalah tersebut yang dapat diatasi atau paling tidak dikurangi ukurannya sehingga dapat dikendalikan melalui
perencanaan yang lebih efektif. Selanjutnya Hasenfeld 1983:9-10
mengemukakan karakteristik dari organisasi pelayanan sosial atau manusia, sebagai berikut:
1. Fakta bahwa material dasarnya raw material adalah terdiri
dari orang-orang dengan sejumlah nilai-nilai moral yang mempengaruhi aktifitas organisasi sosial.
2. Tujuan dari organisasi pelayanan manusia adalah samar-
samar vague, berarti-dua ambiguous, dan bermasalah problematic.
3. Moral ambigu yang mengitari pelayanan manusia juga
menunjukkan organisasi pelayanan sosial bergerak dalam lingkungan bergolak, artinya lingkungan tersebut terdiri dari
banyak kepentingan kelompok yang berbeda-beda. 4.
Organisasi pelayanan manusia harus beroperasi dengan teknologi
yang tidak
menentukan dengan
tidak menyediakan
pengetahuan yang
lengkap mengenai
bagaimana mencapai hasil yang diharapkan. 5.
Aktivitas utama dalam organisasi pelayanan manusia terdiri dari hubungan antara staff dan klien. Tidak menutup
kemungkinan para staf dalam organisasi sosial lebih banyak
207
terdiri dari para relawan yang harus berhubungan dengan kliennya.
6. Karena keutamaan hubungan staf dan klien, maka posisi dan
peral staff lini staf profesional secara khusus adalah penting dalam organisasi pelayanan manusia.
7. Organisasi pelayanan manusia miskin pengukuran mengenai
efektivitas yang reliabel dan valid, dan mungkin, lebih mampu bertahan terhadap perubahan dan inovasi.
Pendapat lainnya mengenai karakteristik organisasi pelayanan
manusia dikemukakan oleh Martin 1985:2, bahwa :
1. The purpose of human service organisations is to meet the
socially recognised needs of people. Tujuan organisasi
pelayanan manusia adalah memenuhi kebutuhan orang yang diakui secara sosial
2. Human service organisations are based on values accepted
by all or a subtantial part of the society in which they operate.
Organisasi pelayanan manusia didasarkan pada nilai-nilai yang diterima oleh semua atau sebagian penting
anggota masyarakat dimana mereka beroperasi 3.
Human service organisations are committed to protecting and promoting the wellbeing both of the direct consumers of
their services and of society generally. Organisasi
pelayanan manusia memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan mendukung kesejahteraan baik kepada
pengguna jasa langsung dan masyarakat pada umumnya
208
4. Human service organisations are mandated and resourced
by all or a substantial part of the public, through statutory resources or donations, and operate without a profit-making
purpose. Organisasi pelayanan manusia memperoleh
kewenangan dan sumber oleh semua atau sebagian penting masyarakat umum, yaitu sumber-sumber dan donasi
menurut undang-undang dan bergerak tanpa tujuan mencari keuntungan
5. Human service organisations are therefore accountable to
all or a substantial part of the public as well as to their consumers.
Organisasi pelayanan
manusia dengan
demikian dapat dipertanggung-jawabkan kepada semua atau sebagian penting masyarakat umum demikian pula kepada
para pengguna jasanya 6.
Access to and usage of human services are wholly or predominantly controlled by the providers rather than
consumers of services. Akses dan penggunaan pelayanan
manusia secara keseluruhan atau terutama dikendalikan oleh penyedia pelayanan daripada penggunanya
7. Human service organisations provide services that may
operate with imprecise methodes. Organisasi pelayanan
manusia menyediakan
pelayanan yang
mungkin menggunakan metode yang tidak tepat.
8. The outcomes of human services may be uncertain and
unpredictable. Hasil dari pelayanan manusia mungkin tidak
pasti atau sulit diprediksi.
209
9. Human services are generally provided through
professional relationship between staff and client within a formal organisational structure.
Pelayanan manusia umumnya disediakan melalui hubungan profesional antara
staf dan klien dalam suatu struktur organisasi formal.
Sejumlah permasalahan yang seringkali terkait erat dengan kesulitan administratif dan lemahnya perencanaan antara lain:
1. Human service management have under, “fuzzy” goals.
Artinya organisasi pelayanan manusia tidak memiliki tujuan yang benar-benar jelas.
2. There are conflicts in values and expectations among the
groups involved in human service delivery. Artinya terdapat
konflik-konflik nilai dan harapan diantara kelompok- kelompok yang terlibat dalam penyediaan pelayanan sosial
manusia. 3.
Human service agencies tend to demonstrate more concern for means than for ends.
Artinya badan-badan pelayanan manusia cenderung untuk menunjukkan perhatiannya pada
cara-cara pertolongan daripada pencapaian tujuan. 4.
It is difficult to measure the outputs human service agencies. Artinya sulit untuk mengukur hasil-hasil dari badan
pelayanan manusia. 5.
The connections between agencies effectiveness and resource alocation are tenuous or nonexistent
. Hubungan antara efektivitas badan-badan sosial dan alokasi sumber
yang seringkali tidak ada dan sulit diperoleh.
210
Edi Suharto 1997, mengemukakan tentang karakteristik dan permasalahan organisasi pelayanan sosial yang umumnya ada di
Indonesia, dalam tabel berikut:
Tabel 1. Karakteristik dan Permasalahan Organisasi Pelayanan Sosial
No. Karakteristik
Permasalahan
1. Orientasi bukan mencari
keuntungan nir-laba Kekurangan dana. Sangat tergantung
pada dukungan dana dari luar 2.
Produknya bukan barang, melainkan
pelayanan sosial
Kurang mampu
memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat.
Manfaat produknyakurang
dapat dirasakan oleh masyarakat
3. Para pengurusnya bekerja
atas dasar sukarela amal soleh, tidak dibayar
Rendahnya motivasi dan unjuk kerja pengurus dalam melaksanakan tugas
4. Tidak memiliki indikator
atau kriteria keberhasilan pelayanan yang jelas
Sulit mengukur
pengaruh atau
dampak pelayanan. Masyarakat dan lembaga donor kurang percaya
dalam memberikan
dukungan finansial.
Jenis Organisasi Pelayanan Manusia
Terdapat banyak jenis organisasi pelayanan manusia yang dapat dikategorikan berdasarkan kegiatan bidang lingkup garapan, jenis
penanganan, dan berdasarkan wilayah atau juga berdasarkan teknologi yang dipergunakan dalam mengolah “raw material” oleh badan
pelayanan sosial. Jika berdasarkan wilayah tentunya ada organisasi pelayanan manusia tingkat daerah, organisasi pelayanan manusia
tingkat nasional dan organisasi tingkat internasional.
211
Kemudian jika organisasi berdasarkan proses penanganannya maka akan dikenal jenis organisasi berdasarkan kuratifpenyembuhan,
berdasarkan proses, dan organisasi perubahan. Tipologi organisasi seperti ini dapat dilihat pada kebutuhan manusia yang sedang dihadapi,
misalkan rumah sakit dan penjara adalah organisasi sosial yang berfungsi sebagai perbaikanpenyembuhan. Sedangkan sekolah lebih
cenderung dikategorikan dalam organisasi sosial yang berfungsi perubahan changing perilaku manusia.
Sebagaimana dikemukakan oleh Yeheskel Hasenfeld 1983:4-
7 bahwa organisasi pelayanan manusia dilihat berdasarkan ‘materi atau bahas dasar’-nya dan penggunaan teknologi transformasi yang
digunakan. Berdasarkan jenis bahan dasarnya yang dilayani yaitu manusia, terdiri dari dua dimensi yaitu manusia yang berfungsi normal
normal functioning dan yang tidak berfungsi secara normal malfunctioning. Ketidaknormalan tersebut dapat dilihat bersarkan
fisik, psikologis dan sosial. Selanjutnya
Yeheskel juga
mengemukakan klasifikasi
berdasarkan dimensi teknologi pelayanan yang diberikan oleh organsasi pelayanan, maka terdapat tiga jenis penggunaan teknologi yaitu:
a. Pemrosesan-manusia
people-processing technologies
; tujuannya memberikan status atau label sosial tertentu terhadap
klien sehingga dapat ditentukan jenis pelayanan apa yang diperlukan selanjutnya.
b. Pemeliharaan-manusia people-sustaining technologies. Pada
jenis ini berupaya untuk mencegah, memelihara dan memperhatankan kesejehteraan klien, tetapi tidak berupa
merubah secara langsung atribut atau perilaku klien.
212
c. Perubahan-manusia people-changing technologies; teknologi
ini adalah untuk merubah atribut atau sikap serta perileku klien agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Apabila digambarkan dalam suatu matrik antara kedua dimensi yaitu bahan dasar manusia atau tipe kliennya yang berfungsi normal
dan tidak normal, dan penggunaan teknologi dalam pelayanan manusia, maka didapat enam jenis tipologi organisasi pelayanan manusia,
sebagai berikut:
Tabel 2. Tipologi Organisasi Pelayanan Manusia
Jenis Klien Pemrosesan
Manusia Pemeliharaan
Manusia Perubahan
Manusia Jenis I
Jenis III
Jenis V
Fungsional BPS
Badan Akreditasi
Jaminan Sosial Rumah
Peristirahan Sekolah
Umum Pramuka
PKBI
Jenis II Jenis IV
Jenis VI Malfunctioning
Klinik diagnostik
Pengadilan anak
Rumah Perawatan
Panti asuhan Rumah sakit
Pusat rehabilitasi
Korban narkotik
Sumber: Yeheskel Hasenfeld, 1983. Human service Organization, p. 4- 7.
Kemudian beberapa tipologi lainnya yang lebih mudah dilihat adalah berdasarkan jenis lingkup dan bidang garapan pelayanan dari
organisasi sosial. Friedlander Concept and Methodes of Social Work;
1980:5-10 mengemukakan beberapa jenis pelayanan sosial yang
diusahakan melalui organisasi sosial yaitu:
213
1. Bantuan sosial public assistance;
2. Asuransi sosial social insurance;
3. Pelayanan kesejahteraan keluarga family welfare services;
4. Pelayanan kesejahteraan anak child welfare services;
5. Pelayanan kesehatan dan pengobatan health and medical
services ;
6. Pelayanan kesejahteraan jiwa mental hygiene services;
7. Pelayanan koreksional correctional services;
8. Pelayanan kesejahteraan pemuda pengisian waktu luang youth
leissure-time services ;
9. Pelayanan kesejahteraan bagi veteran veteran services;
10. Pelayanan ketenagakerjaan employment services;
11. Pelayanan bidang perumahan housing services;
12. Pelayanan sosial inetrnasional international social services
13. Pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat community social
services Banyaknya jenis pelayanan sosial yang ada dimasyarakat akan
sangat tergantung pada ragam permasalahan dan struktur masyarakat itu sendiri dalam menanggapi berbagai masalah yang berkembang.
Demikian pula dengan berbagai perspektif mengenai jenis pelayanan sosial akan memperjelas dalam memahami proses kegiatan atau
penyelenggaraan pelayanan sosial oleh organisasi tersebut. Dalam penyelenggaraan pelayanan sosial maka kebijakan-kebijakan yang
dibuat dalam organisasi pelayanan manusia tidak mungkin dapat diterapkan
tanpa manajemen
pelayanan sosial.
Sebagaimana
dikemukakan oleh Ginsberg 1995: 2, bahwa
214
“Without management, it is doubtful that services could be provided. In many cases, the nature and quality of the services
would be even more heavily influenced by the nature and quality management than by the laws in public program or
board decisions in voluntary program that create the services”.
Tanpa manajemen, maka diragukan sebuah pelayanan sosial dapat tersedia dengan baik, bahkan sifat dan kualitas pelayanan sosial
akan sangat dipengaruhi oleh sifat dan kualitas manajemen daripada aturan yang dibuat atau oleh keputusan para anggota dewan. Dengan
demikian suatu organisasi pelayanan sosial sudah semestinya dikelola secara profesional. Artinya berbagai aspek manajemen merupakan
syarat tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi pelayanan.
3. Manajemen Organisasi Pelayanan Sosial