Pekerja Sosial – Psikolog Pekerja Sosial – Dokter Paramedik

73 hasil-hasil penelaahan, penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh sosiolog sebagai dasar pemahamannya terhadap manusia, terutama dalam hal interaksi di antara manusia. Mengenai hal ini, Soerjono Soekanto menyatakan bahwa; “Sosiologi menyelidiki persoalan- persoalan umum dalam masyarakat, dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan kemasyarakatan, sedangkan usaha-usaha perbaikannya merupakan bagian dari Pekerjaan Sosial social work” Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, UI-Press, Jakarta, 1981

2. Pekerja Sosial – Psikolog

Tabel 2 Perbedaan antara Profesi Pekerja Sosial dengan Psikolog Bidang Profesi Aspek Perbedaan Psikolog Pekerja Sosial Pusat Perhatian Psikolog memusatkan perhatiannya pada tingkah laku manusia, terutama menaruh minat pada ciri-ciri individual keunikan secara individu dari manusia, dan bertujuan untuk memahami ciri-ciri khas mereka serta tingkah laku mereka Pekerja Sosial meletakkan pusat perhatiannya pada kemampuan orang untuk melaksanakan fungsi sosialnya Lapangan Penyelidikan Lapangan penyelidikan Psikolog hanya sampai kepada diri klien sendiri dalam bidang pengetesan dan pengukuran, mempelajari faktor-faktor biologis serta faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan tingkah laku klien sebagai seorang individu Lapangan penyelidikan Pekerja Sosial bukan hanya pada diri klien dalam melaksanakan fungsi sosialnya saja, tetapi juga pada hubungan klien serta penggalian dan penggunaan sumber-sumber yang terdapat di dalam masyarakat, guna mengatasi masalah-masalah pribadi dan masalah-masalah sosial yang dialami kliennya 74 Psikolog dengan Pekerja Sosial seringkali bersama-sama menjadi anggota suatu tim profesional, khususnya di dalam klinik- klinik penyembuhan masalah-masalah sosial-psikologis serta lembaga- lembaga lain yang berkaitan dengannya. Namun demikian, banyak orang bertanya-tanya mengenai tumpang tindih dan perbedaan di antara kedua profesi tersebut. La Piere dan Fransworth menyatakan bahwa: ”Psikolog secara holistik menaruh minat pada sifat-sifat manusia secara individual dan berusaha untuk menemukan proses-proses yang terkandung di dalam penyesuaiannya dengan lingkungannya, unsur- unsur penggerak dan proses-proses belajar, dan sebagainya” Richard T. La Piere and Paul R. Fransworth, Social Psychology, dalam Skidmore and Thackeray, Introduction to Social Work, 1964, hlm.14.

3. Pekerja Sosial – Dokter Paramedik

Pekerjaan Sosial sebagai sebuah profesi pemberian bantuan, salah satu bidang kajiannya adalah dalam hal kesehatan Pekerjaan Sosial Medis. Fokus Pekerjaan Sosial Medis adalah faktor-faktor sosial yang dapat membantu penyembuhan klien pasien atau masalah- masalah sosial yang menyebabkan orang-orang menjadi sakit atau yang menghambat seseorang menggunakan perawatan yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, seorang Pekerja Sosial dapat mengisi lapangan pekerjaan dengan setting Rumah Sakit, yaitu sebagai seorang Pekerja Sosial Medis. Pelayanan sosial yang diberikan oleh Pekerja Sosial di Rumah Sakit bertujuan membantu mengatasi tekanan-tekanan yang datang dari dalam dan dari luar diri pasien, baik yang berasal dari kenyataan-kenyataan yang datang dari lingkungan tempat tinggal 75 pasien maupun yang disebabkan oleh sakitpenyakit dan perasaan pasien sendiri. Tujuan dari bantuan tersebut adalah untuk membantu orang-orang yang sakit dalam mengembangkan kemampuannya sendiri dalam menggunakan perawatan medis, tidak hanya dalam proses penyembuhannya saja, tetapi juga dalam proses pencegahan terhadap penyakit dan dalam mempertahankan serta meningkatkan cara-cara hidup yang sehat. Adapun peranan seorang Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit adalah membantu dokter dalam mendiagnosa dan proses penyembuhanpengobatan dengan cara meneliti pasien dan kondisi sosialnya serta menganalisis tingkah laku pasien dan kondisi dalam lingkungannya. Selain itu, Pekerja Sosial Medis pun membantu dokter dengan mengorganisir sumber-sumber yang dapat dipergunakan di dalam Rumah Sakit, lingkungan keluarga, dan masyarakatnya dalam proses penyembuhan, agar proses pengobatan medis dapat dilaksanakan secara efektif. Berbicara mengenai proses pertolongan yang dilakukan oleh seorang Pekerja Sosial Medis, maka salah satu hal yang menarik dan perlu dipahami di sini adalah penggunaan istilah “diagnosis”. Adapun proses yang dilakukan oleh seorang Pekerja Sosial dalam mengumpulkan, menilai dan mengkaji data yang diperoleh untuk melakukan proses pertolongan adalah menggunakan istilah “assesment”. Berikut akan dipaparkan perbedaan antara istilah “diagnosis” dan istilah “assesment”. Diagnosis lebih mengarah kepada medical model yang menganggap klien adalah pasien. Maka konsekuensinya dalah bahwa segala masalah klien adalah berasal dari ‘dalam’ diri klien itu sendiri. 76 Tahun 1960-an, para Pekerja Sosial mulai mempertanyakan model ini, mereka beranggapan bahwa faktor luar juga memiliki pengaruh yang sama besar dengan faktor dalam. Pekerja Sosial mulai meng-asses masalah dengan melihat klien dalam situasi mereka daripada mendiagnosis apa yang terjadi di dalam klien itu sendiri. Mengenai perbedaan antara istilah “diagnosis” dan istilah “assesment”, minimal terdapat empat perbedaan di antara kedua istilah tersebut, yaitu; a. Lingkungan mikro diri klien sendiri dan lingkungan mezzo keluarga dan orang-orang terdekat dari diri klien memiliki pengaruh yang sama kuatnya dengan lingkungan aspek mikronya, ketika mencoba memahami situasi klien b. Ketika didapatkan bahwa masalah berasal dari luar klien, bisa saja target perubahannya adalah hal yang berada di luar diri klien tersebut, sehingga usaha yang dilakukan adalah untuk mengubah faktor yang berada di luar diri klien tersebut. c. Pada istilah diagnosis, klien adalah target perubahan, sedangkan pada istilah assesment, para Pekerja Sosial Medis bekerja dengan klien bukan untukpada klien working with, not on client , sehingga dalam proses pertolongannya, Pekerja Sosial bekerja sama dengan klien, dan peran serta klien amat dibutuhkan serta dapat menentukan proses kesembuhan diri klien sendiri. d. Diagnosis cenderung hanya melihat pada masalah yang ada dalam diri klien, sedangkan pada assesment, selain melihat pada masalahnya, juga menekankan pada apa kekuatan klien. 77

4. Pekerja Sosial – Konselor