aturan-aturan tersebut dengan baik. Selain itu juga auditor harus mampu mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti.
Tabel 2.2 : Perbedaan Akuntansi dan Auditor Akuntansi
Auditing
Metode Mengidentifikasi,
mengukur, mencatat, meng-klasifikasikan,
mengikhtisarkan peristiwa transaksi ekonomi
Mengumpulkan mengevaluasi bukti
mengenai informasi dalam laporan keuangan serta
verifikasi kewajaran penyajiannya.
Tujuan Mengkomunikasikan
informasi keuangan yang relevan reliable untuk
pengambilan keputusan. Meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan yang dibuat manajemen.
Kriteria Standar Akuntansi
keuangan Standar Auditing
Hasil Laporan Keuangan
Laporan Auditor Opini Tanggungjawab Manajemen
bertanggungjawab atas laporan keuangan yang
dibuat. Auditor bertanggungjawab
atas pernyataan pendapat yang diberikan.
Sumber : Auditing, Kurnia rahayu dan Suhayati, 2010.
2.2.3. Pengalaman Kerja
Marinus dkk. dalam Sukriah dkk. 2009 : 6 menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman kerja dapat diukur dengan rentang waktu yang
telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas job. Purnamasari dalam Sukriah 2009: 6 memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang
memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya :
a. Mendeteksi kesalahan,
b. Memahami kessalahan, dan
c. Mencari penyebab munculnya kesalahan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Knoers dan Hadianto dalam Saripudin dkk. 2012 : 7 pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau juga bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lenih tinggi. Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan
terhadap suatu pekerjaan dan tugas yang didapat, sebagi suatu proses yang akan membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
2.2.4. Independensi
Menurut Mulyadi 2002 : 26 – 27 Independensi berarti sikap mental
yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya. Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur yang harus dimiliki oleh setiap
auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Disamping itu,
auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi ia harus menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan
mayarakat meragukan independensinya. Dengan demikian, disamping auditor
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
harus benar-benar independen, ia masih juga harus menimbulkan persepsi di kalangan masyarakat bahwa ia benar-benar independen. Sikap mental
independen auditor menurut persepsi masyarakat inilah yang tidak mudah pemerolehannya.
Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang sering kali
menggangu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut Mulyadi, 2002 : 27 :
a. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor
dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut. b.
Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya.
c. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan
lepasnya klien. Menurut Ardini 2010 : 332 sikap Independensi auditor dapat
disimpulkan : 1 Independensi merupakan syarat penting bagi auditor dalam melaksanakan prosedur audit yang bertujuan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan, 2 Akuntan publik dipercaya oleh pemakai laporan keuangan sebagai pihak independen untuk memberikan jaminan memadai mengenai
asersi manajemen, 3 Independensi merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas audit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Setiawan 2012 : 24 Independensi adalah merupakan suatu sikap auditor yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan
tidak tergantung pada orang lain. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Independensi adalah sebuah sikap mental profesional yang bebas dari pengaruh untuk tetap menjalankan tugas atau pekerjaannya sesuai
dengan peraturan dan etika profesionalnya.
2.2.5. Obyektifitas