masing dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi
2 Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah
3 Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang
belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.
49
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Lie, bahwa “pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri”. Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukakan pendapat dan mengola informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung
jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain
I. Penelitian yang relevan
Peneliti mengambil penelitian yang relevan guna untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian
49
Aris Shoimin. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Jakarta, 2014, hlm 93-94.
orang lain yang relevan dan dijadikan titik tolak mencoba pengulangan, revisi, modifikasi dan lain lain. Penelitian yang relevan dan selaras dengan judul
penelitian yang diambil dengan judul penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada
kompetensi dasar hidrosfer kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 20092010 yang dilakukan oleh Zainal Abidin Mahasiswa Universitas
Sebelas Maret. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa prestasi belajar meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, dengan presentase
pada siklus 1 sebesar 70 meningkat 13 dan pada siklus 2 dengan 83. Penerapan model Jigsaw juga dilandasi pengalaman yang dilakukan oleh Aulia
Okta Vrigati pada tahun 2009 di SMP Negeri 8 Malang. Peneliti berhasil menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar pada siklus 1 sebesar 30,44 dan pada siklus 2 sebesar 37,46 dengan presentasi
peningkatan 23,06.
50
Pengalaman penelitian ketiga dilakukan oleh karmiyati pada tahun 2014 di kelas VII D SMP N 1 Saden. Penelitian ini berhasil
menunjukkan bahwa pembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Hasil penelitian Metode
Cooperative Learning
Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar IPS apabila telah mencapai ketuntasan belajar klasikal ≥ 80, dengan ketuntasan individu ≥ 75.
Hasil penelitian menunjukkan metode
Cooperative Learning
Tipe Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII D SMP N 1 Sanden Kabupaten
50
Jurnal :http:library.um.ac.idptkindex.php?mod=detailid=40946 . Diunggah14 juni 2016.
Bantul. Peningkatan minat ditunjukkan dari siswa yang minat belajar sangat baik sejumlah 35,71 menjadi 67,85 pada akhir siklus II. Metode
Cooperative Learning
Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VII D SMP N 1 Sanden Kabupaten Bantul. Prestasi belajar IPS siswa meningkat dari
rata-rata sebesar 70,21 pada tahap awal, 76,9 pada siklus I dan 80 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar dengan
menggunakan metode
Cooperative Learning
Tipe Jigsaw. Ketiga penelitian yang telah dijabarkan tersebut relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti karena memiliki variabel yang sama yaitu menggunakan model pembelajaran Jigsaw di dalam pembelajaran. Berdasarkan
dari hasil ketiga penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model Jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
J. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang terjadi pada saat mata pelajaran sejarah adalah penggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi, guru masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan menyebabkan minat belajar siswa rendah. Minat dan prestasi belajar siswa sangat bergantung
pada cara mengajar guru. Agar pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok
dan menimbulkan suasana belajar yang partisipasif maka pembelajaran jigsaw dapat digunakan untuk mendorong timbulnya minat belajar siswa. Jika