Definisi Productbrand Placement Landasan Teori 1.

51 tersebut mulai membayar untuk dapat menampilkan produknya di film atau televisi. Ketertarikan terhadap productbrand placement dimulai pada tahun 1982, ketika Hersey Food Corporation mencapai kesuksesan dalam menempatkan produknya pada film E.T, Extra-Terrestial Nebehnzahl dan Secunda, 1993. Kesuksesan ini dibuktikan dengan penjualan permen Reese Pieces yang meningkat sebesar 65 setelah 3 bulan film E.T dirilis. Karrh, 1998. Disebabkan oleh kesuksesan E.T tersebut. pada tahun 1983, 20th Century Fox menjadi pionir Hollywood yang secara terorganisir dan terbuka menawarkan kepada perusahaan sebuah display yang spesifik untuk menempatkan brand produknya dalam film. Karrh, 1998. Seperti di dalam film. penggunaan produk film dalam program tv diinspirasi oleh satu momen yang signifikan. Dalam sebuah episode Survivor 2000, sebuah reality show yang populer kala itu memberikan hadiah kepada peserta berupa sebuah tas dari Doritos and a Mountain Dew. Episode ini sukses meningkatkan penjualan Doritos and Mountain Dew. Sejak itu, productbrand placement menjadi bagian yang penting untuk hadiah pemenang dalam setiap acara reality show, seperti The Apprentice, America’s Next Top Model, Top Chef, Project Runway dAstous, dan Nathalie Seguin, 2007. Di Indonesia sendiri, product placement banyak ditemui dalam program reality show, seperti Bukan Empat Mata. Ceriwis. Bedah Rumah, dan lain-lain.

2.2.1.2. Definisi Productbrand Placement

Dalam berbagai sumber yang ditemukan oleh penulis, product placement merupakan istilah yang sama dengan brand placement dalam literatur pemasaran Universitas Sumatera Utara 52 dan periklanan Karrh, 1998. Maka dari itu, dalam bagian ini penulis akan memperlakukan sama untuk kedua istilah tersebut. Product placement memiliki beberapa definisi. Karrh 1998:31 mendefinisikan product placement sebagai “the paid inclusion of branded products or brand idenfiers, through audio andor visual means, within mass media programming”. Sedangkan George E. Belch dan Michael A. Belch mendefinisikan product placement sebagai “ a form of advertising and promotion which products are placed in television shows andor movies to gain exposure Belch. 2004:245. Balasubramanian 1994 mendefinisikan productbrand placement sebagai “paid product message aimed at influencing movies or television audiences via the palnned and unobtrusive entry of a branded product into a movie or television program ”. Russel 1998 mendefinisikan productbrand placement sebagai “a promotional tactic where a real commercial product is used in fictional or non-fictional media in order to increase consumer interest in the product” . Karrh 1998 mengemukakan bahwa terdapat lebih dan satu cara untuk dapat menampilkan suatu brand dalam suatu format entertainment. Cara-cara tersebut bisa melalui bentuk audio maupun visual dan tidak selalu ditampilkan melalui media film atau televisi saja, tetapi juga bisa melalui media novel, musik dan video game. Friedman 1986, dalam Nappolini, 2008 menemukan bahwa terjadi peningkatan brand name appearances sebesar 500 di dalam media novel diantara tahun 1940-1970 dan Englis, et all 1993, dalam Nappolini. 2008 menemukan bahwa 39 dari music videos di Amerika Serikat mengandung paling tidak satu penempatan brand placement didalamnya. Universitas Sumatera Utara 53 Dari definisi dan penjelasan yang diungkapkan di atas, maka bisa dibuat kesimpulan bahwa productbrand placement merupakan suatu bentuk iklan dan atau promosi yang dilakukan oleh pihak sponsor atau pihak yang berkepentingan dengan cara menempatkan nama produk atau brand pada suatu media massa seperti acara televisi, film, video music, novel, video game. dan lain sebagainya agar produk atau brand tersebut dapat terekspos. Productbrand placement digunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan merek brand knowledge diantara konsumen dalam setiap media beriklan yang digunakan Panda, 2004:9. Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat dari proses menampilkan dan mengharmonisasikan menyesuaikan keberadaan merek atau produk di dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan melalui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat penting karena dapat memperdalam tingkatan brand knowledge Panda, 2004:9. Meningkatnya strategi productbrand placement mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik ini untuk mempengaruhi brand attitude konsumen Avery ; Ferraro, di dalam Panda, 2004, 10. D’astous Seguin di dalam Panda, 2004 : 11 mendefinisikan product placement dalam tiga jenis, yaitu: a Implicit Product Placement Jenis ini disebut implisit karena merek, perusahaan atau produk ditampilkan dalam programmedia tanpa ditekankan secara formal, dimana logo, nama merekperusahaan muncul tanpa menampilkan product benefit D’astous Seguin, di dalam Panda, 2004 : 11. Universitas Sumatera Utara 54 b Integrated Explicit Product Placement Jenis product placement ini berupaya mengintegrasikan secara eksplisit dimana merek atau nama perusahaan secara formal disebutkan dan memainkan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk juga secara jelas ditampilkan D’astous Seguin, di dalam Panda, 2004 : 11. c Non-Integrated Explicit Product Placement Jenis product placement ini menampilkan merekperusahaan secara formal tapi tidak terintegrasi dalam isi programmedia, umumnya ditampilkan di awal, di akhir atau dalam program title D’astous Seguin, di dalam Panda, 2004 : 11. Russel di dalam Panda, 2004, 11–12 membedakan product placement dalam tiga dimensi, yaitu visual, auditory plot connection. Dimensi visual terlihat pada munculnya merekproduk pada tampilan layar yang juga bisa disebut sebagai screen placement. Dimensi auditory adalah pada saat merekproduk disebutkan dalam dialog yang juga bisa disebut sebagai script placement. Dimensi plot connection sebagai dimensi ketiga digambarkan dengan seberapa merekproduk tersebut terintegrasi dalam ceritastory line. Konsep Russel sebenarnya sama dengan Cristel di dalam Ming et al, 2007 yang menyebutkan bahwa productbrand placement terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu screen placement, script placement plot placement .

2.2.1.3. Tujuan Productbrand Placement

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Kredit Pemilikan Rumah di Kota Medan (Studi Kasus PT. BRI Medan)

1 44 94

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Audience Terhadap Product/Brand Placement dalam Acara Televisi (Studi Kasus Pemirsa Bukan Empat Mata di Kota Medan)

3 45 162

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Untuk Berbelanja Barang Kebutuhan Sehari-Hari di Supermarket (Studi Kasus : Konsumen Beberapa Supermarket di Kota Medan)

0 31 90

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Masyarakat Terhadap Komputer di Kotamadya Medan (Studi Kasus pada PT.Logikreasi Utama Medan)

0 40 83

Analisa Faktor-Faktor Resiko yang Mempengaruhi Keterlambatan Proyek Gedung (Studi Kasus : Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung di Kota Medan)

14 104 71

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Kredit Pemilikan Rumah di Kota Medan (Studi Kasus PT. BRI Medan)

0 0 12

AUDIENCE TERHADAP PRODUCTBRAND PLACEMENT DALAM ACARA TELEVISI (Studi Kasus Pemirsa Acara Bukan Empat Mata di kota Medan) PERHATIAN

0 0 18

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Audience Terhadap Product/Brand Placement dalam Acara Televisi (Studi Kasus Pemirsa Bukan Empat Mata di Kota Medan)

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Audience Terhadap Product/Brand Placement dalam Acara Televisi (Studi Kasus Pemirsa Bukan Empat Mata di Kota Medan)

0 0 7