80 Selain kredibilitas sumber, faktor lain lain yang perlu diperhatikan adalah
daya tarik sumber. Daya tarik sumber mengacu kepada pandangan seseorang terhadap nilai-nilai sosial yang dimiliki oleh si sumber. Daya tarik sumber dapat
ditinjau dan tiga faktor, yaitu: 1. Source Familiarity Familiaritas Sumber.
Familiaritas sumber adalah pengetahuan atau pengenalan konsurnen terhadap sumber. Semakin dikenal seorang sumber oleh masyarakat banyak, sumber
tersebut akan dianggap semakin baik. 2. Source Likeability Kesukaan terhadap Sumber.
Kesukaan terhadap sumber merupakan sikap senang terhadap sumber sebagai akibat dan penampilan fisik dan perilaku. Sumber yang disukai akan semakin
menarik perhatian masyarakat. 3. Source Similarity Kesamaan terhadap Sumber.
2.2.5. Program Televisi Program Involvement
Penelitian mengenai program televisi dan periklanan sudah banyak dilakukan. Dalam jurnal yang ditulis oleh Norris, Colman, dan Aleixo 1997 : 23
yang berjudul Selective Exposure to Television Programmes and Advertising Effectiveness
, disebutkan bahwa beberapa sebagian besar riset yang ada menunjukkan bahwa pengaruh program televisi berhubungan positif dengan sikap
terhadap iklan Productbrand Placement. Pernyataan ini didasakan pada hasil riset yang telah dilakukan sebelumnya oleh Home Testing Institute 1963,
Krugman 1983, Smith 1956 dan Twyman 1974. Norris, Colman, dan Aleixo juga menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap
Universitas Sumatera Utara
81 terhapa iklan, sikap terhadap produkmerek dan keinginan membeli dengan
entertainment, enjoyment , dan involvement program televisi yang ditonton.
Involvement memiliki berbagai definisi di mata para periset komunikasi.
Namun definisi involvement yang berkaitan dengan aktifitas penonton atau audience
telah diungkapkan oleh beberapa peneliti. Dari definisi involvement yang berkaitan dengan audience activity tersebut adalah “a sense that media
content is personally important and reflects personal participation with content. Krugman. 1966; Levy Windahl, 1985: Rubin Perse, 1987, dalam Perse
1989. Dan definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa involvement menggambarkan kedekatan atau partisipasi secara personal seorang dengan sesuatu hal. Dan dalam
hal ini, program involvement berarti menggambarkan kedekatan, keterkaitan atau partisipasi secara personal seseorang atau audience dengan sebuah program acara,
baik televisi maupun film. Semakin tinggi tingkat keterkaitan audience dengan program, semakin tinggi pula perhatian dan atensi yang diberikan terhadap
program tersebut. Scott 2003 : 166 mengemukakan bahwa komponen-komponen yang ada
di dalam program involvement, seperti arousal, pleasure dan cognitive effort diindikasikan akan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat
involvement yang dimiliki seorang audience terhadap suatu program tertentu.
Arousal disini didefinisikan sebagai suatu bentuk dan bermacam-macam perasaan
atau feelings Pavelchak. Antil dan Munch 1988; Mehrabian dan Russell 1974 yang timbul akibat penayangan suatu program tertentu. Secara singkat, arousal
disini menggambarkan tingkat keterkaitan emosional seseorang dengan suatu program maupun film. Secara umum, tingginya tingkat arousal atau emosional
Universitas Sumatera Utara
82 seseorang diindikasikan akan mengacaukan dan menggangu terjadinya proses
penerimaan dan pengolahan informasi, terlebih lagi untuk informasi-informasi yang kompleks Sanbonmatsu dan Kardes, 1988. Oleh karenanya tingkat
emosional yang tinggi akan menggangu penangkapan informasi produkmerek yang ditampilkan dalam suatu acara melalui productbrand placement.
Sedangkan pleasure menggambarkan perasaan senang, bahagia dan nyaman seseorang yang ditimbulkan dan mood atau perasaan hatinya. Kita selalu
menerima pernyataan bahwa proses penerimaan dan pengolahan informasi yang dialami seseorang akan lebih efektif, efisien dan mempu menyerap jenis informasi
yang lebih beragam ketika seseorang tersebut berada pada mood atau suasana hati yang positif. Hal ini dikarenakan hal-hal atau pernyataan yang menyenangkan
akan mempermudah seseorang untuk lebih memahami sesuatu secara kognitif yang mendorong stimulus dalam proses encoding suatu informasi atau pesan
Isen, 1984. Dengan kata lain suasana hati audience dalam melihat suatu program televisi dapat mempengaruhi sikap audience terhadap productbrand placement
dalam acara televisi. Cognitive effort
menjelaskan segala upaya dan usaha keras yang dilakukan seseorang yang berhubungan dengan kognisi atau pemahaman yang dimilikinya
untuk dapat memahami isi materi dan suatu program. Film atau suatu program televisi yang membutuhkan usaha ekstra keras bagi para penontonnya untuk dapat
memahami alur cerita atau isi cerita dari film atau program tersebut dapat memberikan efek negatif terhadap sikap audience terhadap productbrand
placement . Kompelsitas yang disuguhkan oleh film atau program akan mendorong
penonton untuk berfikir dengan lebih keras Cognitive effort dan dapat
Universitas Sumatera Utara
83 menyebabkan kenyamanan penonton terganggu Russell, Weiss dan Mendelson,
1989. Hal ini akan memperburuk kemampuan penonton atau audience untuk dapat menyerap isi cerita serta perhatian terhadap productbrand placement.
2.3. Kerangka Konseptual
Productbrand placement bukan suatu hal yang asing lagi dalam dunia pemasaran. Productbrand placement kini telah tersebar dan muncul hampir di
setiap film dan program televisi. Productbrand placement memberi pemasar cara-cara alternatif untuk mengekpos merek produknya melalui suatu medium
untuk menerimanya. Oleh karena itu, kini semakin banyak perusahaan yang mengiklankan produknya melalui productbrand placement, karena pesan yang
ingin disampaikan lebih efektif dan langsung mengenai target audience yang diharapkan Graw dan Hill, 2007:286. Secara umum konsep ini hampir disebut
mirip dengan strategi sponsorship, namun hal yang membedakan productbrand placement
adalah bahwa keberadaannya tidak menyebutkan kata sponsor dalam tampilan film atau acara televisi yang diikutinya karena tampil sebagai bagian dari
acaratayangan. Pernyataan ini diperkuat oleh Balasubramanian, et al 2006 yang menyatakan productbrand placement sebagai contoh jelasmenonjol dari hybrid
message atau upaya mempengaruhi audience yang dilakukan dengan biaya
tertentu, namun tidak teridentifikasi sebagai sponsor. Tingginya kegiatan productbrand placement
dalam komunikasi merek produk industri mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik di dalam mempengaruhi
sikap konsumen terhadap sebuah merek Avery and Ferraro, 2000.
Universitas Sumatera Utara
84 Salah satu pengukur yang dapat digunakan untuk melihat tingkat sikap
audience terhadap productbrand placement adalah dengan melihat tingkat
productbrand familiarity yang dihasilkan atau tingkat kefamiliaran atau tingkat
seberapa besar suatu produk dikenal dan diketahui oleh individu atau konsumen akan memberikan kemampuan yang lebih kepada konsumen yang bersangkutan
untuk dapat menghimpun, mengintegrasikan dan menilai relevansi dan informasi- informasi mengenai produk tersebut, dimana hal tersebut akan menimbulkan
tingkat memori yang cukup luar biasa dalam pikiran dan benak konsurnen Alba dan Hutchinson 1987, Rao and Monroe 1988. Semakin tinggi tingkat relevansi
pesan atau informasi yang disampaikan kepada seorang individu. maka semakin tinggi pula kemauan seorang individu tersebut untuk lebih berusaha mengerti isi
dan pesan tersebut. Termasuk pesan atau informasi yang disampaikan melalui productbrand placement
dalam acara televisi. Di lain pihak, penelitian di bidang periklanan advertising telah
mengidentifikasikan bahwa karakteristik dari audience atau konsumen yang diwakili oleh product familiarity tingkat kefamiliran atau pengetahuan konsumen
akan produk tertentu dan involvement keterkaitan yang dimiliki konsumen dengan sesuatu hal merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi sikap
audience terhadap productbrand placement Efrenberg 1988, in Stewart 1992:
Celsi dan Olson 1988; Coupey. Irwin dan Payne 1998; Rao dan Monroe 1988; Alba dan Huthinson 1987.
Hasil penelitian yang dilakukan Norris, Colman, dan Aleixo 1997 yang berjudul Selective Exposure to Television Programmes and Advertising
Effectiveness , disebutkan bahwa beberapa sebagian besar riset yang ada
Universitas Sumatera Utara
85 menunjukkan bahwa pengaruh program televisi berhubungan positif dengan sikap
terhadap iklan Productbrand Placement. Pernyataan ini didasarkan pada hasil riset yang telah dilakukan sebelumnya oleh Home Testing Institute 1963,
Krugman 1983, Smith 1956 dan Twyman 1974. Norris, Colman, dan Aleixo juga menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap
terhadap iklan, sikap terhadap produkmerek dan keinginan membeli dengan entertainment, enjoyment
, dan involvement program televisi yang ditonton. Sikap audience terhadap productbrand placement turut dipengaruhi oleh
tingkat keterkaitan audience dengan program yang ditayangkan program involvement,
yang berkaitan dengan genre suatu program dan aktor-aktor yang ada dalam tayangan program tersebut Norris dan Colman 1993; Pavelchak. Antil
dan Munch 1988. Semakin tinggi tingkat keterkaitan audience dengan program semakin tinggi pula perhatian dan atensi yang diberikan terhadap program
tersebut dimana akan mendukung pula perhatian terhadap productbrand placement
yang terdapat dalam program tersebut. Penelitian lain di bidang periklanan advertising telah menunjukkan
bahwa tingkat keatraktifan yang dimiliki oleh model atau source endorser yang terdapat dalam suatu iklan akan berdampak pada seberapa besar dan bagaimana
pesan dari suatu iklan tersebut akan diproses oleh penontonnya McCraken 1989. Dalam konteks productbrand placement pada film, Karrh 1998, DeLorme dan
Reid 1999 menyatakan bahwa audience atau penonton dapat menciptakan suatu interpretasi akan karakter atau tokoh yang terdapat dalam film dan identitas dari
diri mereka sendiri dengan cara membandingkan merek-merek yang mereka gunakan sehari-hari dengan merek-merek yang digunakan oleh tokoh yang
Universitas Sumatera Utara
86 muncul dalam film. Suatu individu dapat saja menggunakan dan mengkonsumsi
suatu produk atau barang tertentu karena tokoh dalam film yang mereka tonton juga rnenggunakan produk barang yang sama. Hal ini dapat terjadi karena adanya
keterkaitan atau ketertarikan individu dengan atribut-atribut yang dimiliki oleh tokoh atau karakter tertentu dalam film yang ditontonnya. Hal ini akan
mempermudah terjadinya product atau brand recall akan produk dan merek yang muncul dalam film, yang mungkin juga digunakan oleh tokoh atau karakter yang
bersangkutan. Menurut penelitian Argan, Meltem dan Argan 2007:245 menyimpulkan
bahwa sikap audience terhadap productbrand placement dapat dipengaruhi oleh 4 empat attitude factor yaitu kesesuaian acceptance, Perhatian attention,
referensi reference dan ketertarikan interest. Kesesuaian acceptance merupakan kesadaran yang dialami oleh
audience terhadap productbrand placement, atau dengan kata lain pemirsa
menyadari atas penempatan produkmerek yang ditampilkan dalam film ataupun dalam program acara televisi. Dan referensi reference merupakan opini tentang
produkmerek yang ditampilkan dalam program acara atau film. Argan, 2007 berpendapat perhatian attention dan ketertarikan interest
diindikasikan akan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat involvement
yang dimiliki audience terhadap suatu program tertentu. Perhatian attention disini didefinisikan sebagai suatu bentuk dari bermacam-macam
perasaan atau fellings Argan, 1997:5 yang timbul akibat penayangan suatu
program tertentu. Secara singkat perhatian attention di sini menggambarkan t
ingkat keterkaitan emosional seseorang melalui perasaan senang, bahagia dan
Universitas Sumatera Utara
87
nyaman seseorang yang ditimbulkan dari mood atau perasaan hatinya dengan
suatu program maupun film. Dan ketertarikan interest menjelaskan segala upaya dan usaha keras yang dilakukan seseorang yang berhubungan dengan kognisi atau
pemahaman yang dimilikinya untuk dapat memahami isi materi dan suatu program atau film.
Dari kerangka pemikiran secara visual bentuk atau model pengaruh tersebut dapat digambarkan ke dalam sebuah bagan dibawah ini.
Perhatian attention X
5
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ProductBrand Familiarity
X
1
Attitude factor Sikap
audience terhadap productbrand placement
Y Star LinkingEndorser
Tukul Arwana X
2
Program Involvement Bukan Empat Mata
X
3
Kesesuaian acceptance X
4
Perhatian attention X
5
Referensi reference X
6
Ketertarikan interest X
7
Universitas Sumatera Utara
88
2.4. Hipotesis
Dari gambar diatas, penelitian ini dilakukan untuk menguji beberapa hipotesis yaitu:
1. ProductBrand familiarity, star linkingendorser Tukul Arwana, program involvement
Bukan Empat Mata, kesesuaian acceptance, perhatian attention, referensi reference dan ketertarikan interest berpengaruh
secara simultan terhadap sikap audience atas productbrand placement pada acara televisi Bukan Empat Mata di Kota Medan.
2. ProductBrand familiarity, star linkingendorser Tukul Arwana, program involvement
Bukan Empat Mata, kesesuaian acceptance, perhatian attention, referensi reference dan ketertarikan interest berpengaruh
secara parsial terhadap sikap audience atas productbrand placement pada acara televisi Bukan Empat Mata di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
89
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu mempelajari permasalahan, tata cara yang berlaku serta situasi-situasi, sikap, pandangan,
proses yang sedang berlangsung dalam perusahaan. Selanjutnya melihat pengaruh dari suatu fenomena yang terjadi di perusahaan dan kemudian melakukan
pengukuran yang cermat tentang fenomena tersebut. Peneliti tidak hanya mengetengahkan data yang diperoleh, melainkan juga menganalisa dan
mengintrepretasikan data. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Malhotra 2004:75 Riset deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian untuk menggali suatu masalah
atau situasi untuk menyediakan pemahaman tertentu Malhotra, 2004:75. Penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan dengan tujuan memberikan wawasan
dan pemahaman atas masalah yang dihadapi peneliti. Informasi yang dibutuhkan pada riset ini biasanya relatif dirumuskan secara longgar dan proses penelitiannya
sendiri fleksibel dan tidak terstruktur.Pendekatan metode penelitian dengan dilakukan dengan survey dan kuisioner.
3.1.2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian adalah eksplanatori yang berarti melakukan penjelasan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Malhotra, 2004, :78.
Dalam hal ini, maka penelitian ini didesain untuk melihat variabel-variabel yang mempengaruhi sikap audience terhadap productbrand placement yang menonton
Universitas Sumatera Utara
73 acara Bukan Empat Mata. Untuk riset yang bersifat eksplanatori ini,
peneliti menggunakan single cross-sectional, yaitu hanya satu sampel yang diambil dan keseluruhan target populasi dan informasi yang didapat dan sampel
ini hanya diambil dalam satu kalikurun waktu saja Malhotra, 2004 : 80.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada audience yang pernah menonton acara televisi Bukan Empat Mata yang ditayangkan oleh Trans7 Di Kota Medan.
Penelitian ini telah dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan Mei sampai Agustus 2011.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah audience yang pernah menonton acara televisi Bukan Empat Mata di kota Medan, dimana pengambilan sampel dilakukan
dengan cara Purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik sampling yang memilih sejumlah responden yang memiliki kriteria tertentu Santoso
Tjiptono, 2001: 90. Kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Berusia minimal 17 tahun.
2. Pernah menyaksikan acara televisi Bukan Empat Mata Trans7. 3. Pernah menyaksikan salah satu produk yang ditempatkan Productbrand
Placement dalam acara televisi Bukan Empat Mata Trans7.
4. Berdomisili di Kotamadya Medan.
Universitas Sumatera Utara
74
2 2
d Pq
Z
α
Jumlah sampel yang diambil oleh peneliti berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Supramono dan Haryanto. Menurut Supramono dan Haryanto
2003:63 alternatif formula yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel pada populasi yang sulit diketahui unidentified adalah sebagai berikut:
n = n = jumlah sampel
Z α = Z tabel dengan tingkat signifikan tertentu P = proporsi populasi yang diharapkan memiliki karateristik tertentu
q = 1- p, Proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki karateristk tertentu
d = tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi. Berdasarkan hasil pra survey terhadap 30 orang audience di kota Medan,
diketahui sekitar 90 memiliki karakteristik yang sesuai dengan teknik pengambilan sampel.
Penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5 dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 5 adalah sebagai berikut :
n =
2 2
05 ,
1 ,
9 ,
67 ,
1 n = 100,4 = 101 pembulatan
Maka sampel dari penelitian ini adalah sebesar 101 responden.
Universitas Sumatera Utara
75
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Daftar pertanyaan questionnaire yang diberikan kepada responden di
kota medan sebanyak 101 orang. b. Wawancara interview kepada responden atau pihak yang berhak dan
berwenang memberikan data yang berhubungan dengan penelitian. c. Studi dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari beberapa
dokumen yang relevan dan mendukung penelitian.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Malholtra 2004 di dalam marketing research, mengemukakan bahwa secara umum data terbagi atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer dihasilkan secara langsung oleh peneliti untuk tujuan tertentu dalam menjawab permasalahan penelitian Malhotra, 2004. Pada penelitian ini data
primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang terstruktur. Sebelum pengisian kuesioner, responden ditanya terlebih dahulu
apakah pernah menonton acara televisi Bukan Empat Mata di Trans7 kemudian pengisian kuesioner dilakukan dengan pengawasan peneliti.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan berbagai sumber- sumber yang sudah ada sebelumnya untuk berbagai tujuan. misalnya artikel-
artikel terkait dan majalah, koran, dan situs-situs website. Selain itu, peneliti mengumpulkan data sekunder melalui studi pustaka untuk membangun landasan
teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian sehingga dapat menunjang pembahasan masalah yang sedang diteliti. Studi
Universitas Sumatera Utara
76 pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku referensi baik buku-buku wajib
perkuliahan maupun buku-buku umum, tugas akhir. jurnal-jurnal penelitian, artikel-artikel. serta penelusuran internet melalui situs website yang berkaitan
dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Pengertian identifikasi dan definisi operasional yang akan diteliti merupakan suatu cara mempermudah pengukuruan variabel penelitian. Selain itu
juga bertujuan untuk memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti
3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis
Hipotesis ini terdiri dari tujuh variabel independen atau variabel bebas X dan satu variabel dependen atau variabel terikat Y. Variabel independen atau
variabel bebas X adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya perubahan pada variabel terikat. Variabel dependen atau variabel
terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya perubahan dari variabel bebas.
Variabel-variabel yang akan diuji dalam pertama ini adalah: a. Variabel terikat dependent variable Y
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Sikap audience atas productbrand placement
pada acara Bukan Empat Mata di Trans7. b. Variabel bebas independent variable X
Universitas Sumatera Utara
77 Terdapat 7 tujuh variabel bebas yang digunakan dan diduga mempunyai
pengaruh terhadap Sikap audience atas productbrand placement pada acara Bukan Empat Mata di Trans7 dalam penelitian ini adalah:
1. Productbrand familiarity X
1
2. Star LinkingEndorser Tukul Arwana X
2
3. Program Involvement Bukan Empat Mata X
3
4. Kesesuaian Acceptance X
4
5. Perhatian Attention X
5
6. Referensi Reference X
6
7. Ketertarikan interest X
7
3.6.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis
Pengertian definisi operasional yang akan diteliti merupakan suatu cara mempermudah pengukuruan variabel penelitian. Selain itu juga bertujuan untuk
memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti. Definisi operasional dari masing-masing variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Productbrand familiarity X
1
merupakan tingkat kefamiliaran atau tingkat seberapa besar audience mengetahui dan mengenal suatu produk yang
ditampilkan dalam suatu program televisi. 2. Star linkingendorser Tukul Arwana X
2
merupakan tingkat keatraktifan yang dimiliki oleh model atau source endorser yang terdapat dalam acara
televisi Bukan Empat Mata. Dalam penelitian ini yang merupakan endorser adalah Tukul Arwana sebagai pembawa acara Talk show Bukan Empat Mata
yang ditayangkan di Trans7.
Universitas Sumatera Utara
78 3. Program Involvement Bukan Empat Mata X
3
merupakan tingkat keterkaitan audience dengan program yang ditayangkan. Dalam penelitian ini
yang merupakan program involvement adalah acara Talk show Bukan Empat Mata yang ditayangkan di Trans7.
4. Sikap audience atas productbrand placement Y merupakan sikap yang ditunjukkan audience terhadap merek yang ditampilkan dalam acara talk show
Bukan Empat Mata yang ditayangkan di Trans7. 5. Kesesuaian Acceptance X
4
merupakan audience menyadari atas penempatan produk yang ditampilkan dalam film ataupun dalam program
acara. 6. Perhatian Attention X
5
merupakan tingkat keterkaitan emosional seseorang
melalui perasaan senang, bahagia dan nyaman seseorang yang ditimbulkan
dari mood atau perasaan hatinya dengan suatu program maupun film.
7. Referensi reference X
6
merupakan memberikan pendapat, penilaian tentang produkmerek yang ditampilkan dalam program acara televisi.
8. Ketertarikan interest X
7
merupakan segala upaya dan usaha keras yang dilakukan seseorang yang berhubungan dengan kognisi atau pemahaman yang
dimilikinya untuk dapat memahami isi materi dan suatu program atau film.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 3.1. Definisi Variabel dan Indikator Hipotesis Variabel
Definisi Variabel Indikator
Pengukuran
Productbrand familiarity
X
1
Tingkat kefamiliaran atau tingkat seberapa besar
audience mengetahui dan
mengenal suatu produk yang ditampilkan dalam
suatu program televisi 1. Mengenal merek yang
ditampilkan 2. Menyukai merek yang
ditampilkan Skala Likert
Star linkingendors
er Tukul
Arwana X
2
Tingkat keatraktifan yang dimiliki oleh model atau
source endorser yang
terdapat dalam acara televisi Bukan Empat
Mata. 1. Likeability
Kesukaan Terhadap Tukul
Arwana dalam program acara TV
2. Trustworthiness dapat dipercaya
3. Expertise keahlian Skala Likert
Program Involvement
Bukan Empat Mata
X
3
Tingkat keterkaitan audience
dengan program yang ditayangkan.
1. Acara ini dikenal karena pembawa
acaranya. 2. Acara ini memiliki
banyak penggemar 3. Menikmati acara.
4. Menempatkan waktu menonton acara.
5. Acara ini menjadi salah satu acara
favorit. 6. Merekomendasi acara
ini pada teman Skala Likert
Kesesuaian Acceptance
X
4
audience menyadari atas
penempatan produk yang ditampilkan dalam film
ataupun dalam program acara.
1. Memperhatikan atas productbrand
placement di acara
TV 2. Dukungan atas
productbrand placement
di acara TV
3. Kontribusi produkmerek dalam
acara TV 4. Tingkat gangguan
productbrand placement
pada acara TV
Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
80
Perhatian Attention
X
5
Memperhatikan adanya merek, logo pada suatu
program acara televisi. 1. Adanya merek, logo,
gambar produk pada acara TV
2. Merek seolah-olah menjadi bagian acara
TV 3. Simpati pada merek
yang ditampilkan pada acara TV favorit
Skala Likert
Referensi reference
X
6
Memberikan pendapat, penilaian tentang
produkmerek yang ditampilkan dalam
program acara televisi. 1. Merasa lebih simpatik
terhadap produkmerek yang
digunakan Tukul.
2. Merek tersebut diucapkan di acara
TV 3. Pendapat audience
tentang produkmerek 4. Tidak memperhatikan
merek yang tampil tapi bisa mengingat
bila ditanya. Skala Likert
Ketertarikan interest
X
7
Segala usaha keras yang dilakukan seseorang yang
berhubungan dengan kognisi atau pemahaman
yang dimilikinya untuk dapat memahami isi
materi dan suatu program atau film.
1. Mencari tahu produkmerek yang di
tampilkan 2. Mencoba produk yang
ditampilkan pada acara TV
Skala Likert
Sikap audience
atas productbrand
placement Y
Sikap yang ditunjukkan audience
terhadap merek yang ditampilkan dalam
acara talk show Bukan Empat Mata yang
ditayangkan di Trans7 1. Kognisi merek
a. Pengetahuan atribut merek
b. Pengenalan atibut merek
c. Kepercayaan atibut merek
2. Afektif merek a. suka
b. bersimpatik
Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
81
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.
Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bila mana data yang dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang
diukur. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrument. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen adalah dengan
melakukan uji coba instrumen kepada 30 orang responden yang tidak termasuk sampel penelitian. Menurut Umar 2000, bahwa sangat disarankan agar jumlah
responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan demikian, jumlah responden untuk diuji coba dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.
3.7.1. Pengujian Validitas
Menurut Ghozali 2005:45, uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung corrected item – total correlation dengan r tabel untuk degree of freedom
df = n-2. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Dalam hal ini n adalah jumlah
sampel, maka df = 30 – 2 = 28 dengan α = 0,05, maka diperoleh r tabel sebesar
0,239. Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.
Universitas Sumatera Utara
82
3.7.2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Ghozali 2005:41, Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruksi. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitas dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji Reliabilitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 17 dengan uji statistik Cronbach Alpha
α. Menurut Nunnally, 1967 Ghozali : 42, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60.
3.7.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas instrumen variabel Productbrand